Pompa Tak Berfungsi, Padasan Pun Jadi

CREDIT

Adzan Maghrib sudah berkumandang. Saya belokkan sepeda motor saya menuju masjid di mana suara panggilan itu berasal. Setelah melewati jalan yang tidak begitu mulus dan beberapa polisi tidur, akhirnya saya sampai ke masjid tersebut.

Saya parkirkan motor saya di dekat pintu masuk, lalu menguncinya. Kemudian saya melangkah masuk menuju tempat wudhu. Saya putar salah satu kran yang berada di situ agar air untuk berwudhu keluar. Ternyata tak ada air setetes pun yang keluar.

Dalam kebingungan mencari di mana tempat saya bisa berwudhu, pandangan mata saya tertuju pada sebuah bak plastik di atas sebuah kursi, tak jauh dari tempat wudhu. Saya menarik kesimpulan bahwa air di dalam bak plastik tersebut digunakan untuk berwudhu. Saya pun segera melangkah menuju bak tersebut.

Ada sesuatu yang unik di bak plastik tersebut. Sebuah tube bekas pasta gigi menempel di salah satu sisinya. Rupanya tube bekas itu difungsikan sebagai kran oleh si pembuatnya. Sungguh kreatif.

Saya putar penutup tube itu seperti ketika saya mengeluarkan pasta gigi. Setelah terbuka, mengucurlah air dari bak seperti keluarnya air dari kran. Tanpa pikir panjang, saya pun segera berwudhu.

Bak plastik yang berfungsi sebagai padasan itu mengajak pikiran saya untuk mengingat sebuah kenangan di masa lalu, ketika tinggal di rumah nenek. Saat itu belum ada mesin pompa air. Sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari diambil dari sumur yang berada di halaman samping rumah.

Di dekat sumur tersebut, terdapat sebuah tempayan yang berukuran cukup besar. Di salah satu bagian tempayan tersebut terdapat lubang yang disumbat dengan potongan kayu. Bila mau mandi atau berwudhu, ke dalam tempayan tersebut diisi air yang sebelumnya ditimba dari sumur. Selanjutnya, kayu penyumbat ditarik, dan mengucurlah air sejuk untuk mandi atau berwudhu.

12 respons untuk ‘Pompa Tak Berfungsi, Padasan Pun Jadi

  1. gitacinta Februari 8, 2007 / 00:00

    mamaku kemarin udah usaha banget agar kita di rumah wudhunya lewat ember plastik yang dibawahnya dikasih sumbatan, tapi karena enak lewat kran, ya … ember itu berguna kalo pas mati air aja …. hehehehe

  2. jampang Februari 8, 2007 / 00:00

    gitacinta said: mamaku kemarin udah usaha banget agar kita di rumah wudhunya lewat ember plastik yang dibawahnya dikasih sumbatan, tapi karena enak lewat kran, ya … ember itu berguna kalo pas mati air aja …. hehehehe

    padasan/pancuran itu kan jaman dulu, sekarang kan udah ada pompa listrik ya pake kran lah. kalau mati lampu… ya itu bisa idgungsikan lagi 🙂

  3. usep Februari 8, 2007 / 00:00

    o, padasan itu pancuran…:)

  4. titileksono Februari 8, 2007 / 00:00

    hehehe…inget waktu di tempat mbah jadul pakai padasan juga…tapi dengan dimasukkan ke padasan air meanjadi lebih seger lo…mungkin karena terbuat dari tanah kali ya ???kayak kalau minum pakai air kendi kan airnya jadi kayak air dari kulkas juga.

  5. jampang Februari 8, 2007 / 00:00

    usep said: o, padasan itu pancuran…:)

    ya, di daerah saya nyebutnya padasan

  6. jampang Februari 8, 2007 / 00:00

    titileksono said: tapi dengan dimasukkan ke padasan air meanjadi lebih seger lo…mungkin karena terbuat dari tanah kali ya ???kayak kalau minum pakai air kendi kan airnya jadi kayak air dari kulkas juga.

    mungkin begitu kali mbak…

  7. shaphira Februari 9, 2007 / 00:00

    Orang Indonesia itu kreatif cuma sayang pemerintah kurang bisa memanfaatkan kreatifitas masyarakat…

  8. jampang Februari 9, 2007 / 00:00

    shaphira said: Orang Indonesia itu kreatif cuma sayang pemerintah kurang bisa memanfaatkan kreatifitas masyarakat…

    mungkin orang Indonesia masih perlu meningkatkan kreatifitas saat memilih pemimpin 🙂

  9. smartie78 Februari 9, 2007 / 00:00

    kreatif… kreatif…mesti dibudayakan…berikut budaya hemat air

  10. jampang Februari 9, 2007 / 00:00

    smartie78 said: berikut budaya hemat air

    sesuatu dirasakan berharga bila tidak ada, kalau ada atau berlimpah, bisa jadi kurang dihargai

Tinggalkan jejak anda di sini....

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s