Di Bawah Kamboja
beratap dedaunan
berhias bunga-bunga
rumah itu berdiri
dalam sepi
menyendiri
Setiap tamu yang datang
tak bisa bicara
tak bisa tertawa
menangis pun percuma
tak bersuara
tetap sepi
keramaian yang dirasa
hanya sementara
dari mulut-mulut orang-orang yang menggiringi
bukan menemani
yang hanya menyisakan serpihan mahkota bunga
yang kelak kan layu
termakan waktu
di bawah kamboja
rumah itu berdiri
dalam sepi
menyendiri
tetapi pintunya tetap terbuka
menantikan masa
datangnya seorang tamu
tuk meramaikan
dalam sepi
Kepastian Sebuah Misteri
detik-detik waktu yang berjalan
telah merajut langkah menuju kematian
tinggal hanya menunggu dalam penantian
esok, lusa, entah kapan
dalam kepastian
tak dapat ia diterka
kapan waktu kan berjumpa
di mana tempat kan bersua
tak mungkin lari menghindar
meski sembunyi di tempat tanpa cahaya berpendar
percumalah bila takut dan gentar
hanya siapkan bekal yang tak pernah pudar
bila mau selamat dari siksa an-naar
Tulisan Terkait Lainnya :
hiks… thx
wah…keren…ckck..*bentar..blom dibaca smuanya nih..:D
sama-sama kang… pengen nangis supaya bisa membersihkan diri, tapi…
dibaca dengan pelan-pelan yah, penuh perasaan
Jazakillah…jadi nangis nih…
sama-sama, pal
puisi karena Crisye ya mas Rifki?
Hmm… ya.. KEMATIAN.satu hal yang PASTI datang.Dan.. sudah siapkah kita???
insyallah
Salam’alaikum, slm kenal. Iya kadang kita suka lupa dengan yang namanya kematian, padahal tiket keberangkatannya udah pasti, gak ada delay-nya. TFS
Makasih bang.. ini puisi buat Chrisje juga khan ya..
@DI BAWAH KAMBOJA.Pemilihan kata yang lugas tapi lebih mengena.*untuk saya*Makasih sharing puisinya Mas Rifki.
Janten sedih ach…..Tfs….
sebenernya puisi ini sudah lama saya buat, cuma saya posting ulang aja karena banyak temen-temen yang memposting tentang meninggalnya, crisye.