Semasa SMA saya pernah memiliki sebuah buku tulis kecil dengan ukuran lebih kecil tetapi lebih tebal dibandingkan dengan buku tulis biasa. Bagian luarnya berupa harcover dengan warna merah. Di saat yang bersamaan, saya mulai hobi untuk menulis puisi. Jadilah buku tersebut saya jadikan sebagai buku harian atau tepatnya puisi harian, karena isinya berbentuk puisi ataupun syair lagu yang sedang saya gandrungi. Buku tersebut pernah di sita oleh pengurus OSIS pada waktu razia, namun dikembalikan karena memang tidak ada yang bermasalah dengan isinya.
Ide untuk membuat sebuah puisi datang berbagai cara, tempat, dan waktu. Terkadang muncul saat menyaksikan film, tayangan televisi, mendengarkan lagu, ceramah, atau karena suatu kejadian tertentu.
Sebelum bait-bait puisi itu saya tulis dalam buku merah, biasanya saya membuat corat-coretan terlebih dahulu di kertas lain. Jika sudah selesai, barulah saya salin kembali ke dalam buku merah dengan tulisan yang lebih bagus dan lebih rapi. Selanjutnya, di atas tulisan bait-bait puisi tersebut saya hiasi dengan gambar atau sekedar garis dan lengkung dengan spidol warna sesuai dengan tema puisi.
Suatu ketika saya meminjam mesin ketik dari encing saya untuk mengerjakan tugas sekolah. Setelah tugas selesai, saya tidak langsung mengembalikan mesin ketik tersebut, tetapi saya gunakan untuk menyalin semua puisi yang ada di dalam buku merah. Walhasil, buku merah berganti dengan kertas HVS dan tulisn tangan berganti dengan hasil ketikan. Buku merah itu pun hilang entah kemana.
Lembar-lembar kertas HVS berisi puisi-puisi tersebut kemudian saya gabungkan dan saya jilid sendiri dengan jilid yang gampang dibuka dan dipasang kembali. Di halaman depan terdapat gambar tiga bunga mawar merah lengkap dengan daun dan tangkai berdurinya. Di bawah gambar mawar tersebut saya tuliskan sebagian dari biodata pribadi.
Di masa-masa selanjutnya, ketika saya mulai berinteraksi dengan internet dan mulai mengenal blog, wadah untuk menyalurkan puisi pun kembali berpindah. Di dalam blog tak hanya puisi yang saya tulis, tapi juga bentuk tulisan lain. Dan akhirnya, saya pun tak tahu di mana keberadaan buku puisi saya yang kedua itu. Hilang atau terselip.
Beberapa puisinya bisa dilihat di postingan sebelumnya : Puisi-puisi Semasa SMA.
gambarnya nemu di sini, kemudian diedit dengan fireworks dengan mengganti puisi yang ada dengan puisi karya sendiri dengan judul “sahabatku”.
Wew, masi komplit pak
puisinya? udah enggak, karena udah banyak yang disendor…. eh sensor π
Saya mah ditulis kertas2 bekar terus dkliping
Waw mantap…padahal pengen juga dari dulu…tapi ga pernah tercatet punya ana
sampe sekarang?
kalau udah diposting di sini berarti sudah ada dokumentasi, tinggal bikin backupnya aja. jaga2 kalau didepak dari MP π
Awet juga ya :).
awet ketika belum ada gantinya mbak, setelah ada gantinya… udah enggak awet lagi. raib.
wahhhh.. rajinnyaaaaa
itu dulu mbak. sekarang udah ada fasilitas PC yang enggak serajin n sekreatif dulu.
hebat, rajin banget…. cocok jadi bagian administrasi di perusahaan standar ISO nih mas.. hehe
masa sih? tapi saya sudah terdaftar sebagai PNS neh mbak.
saat pindah ke Balikpapan entah tercecer kemana tapi sekarang saya simpan di FD
alhamdulillah masih terselamatkan π
untung sebelum pindah sy scan dulu
jauh lebih praktis daripada di ketik ulang ya, mas π
Buset… Aku dipanggil mbak lagi.. :D..Saya laki-laki, bang rifki..
*sengaja biar diprotes*duh, maaf ya mas…