Bukan Dongeng Sebelum Tidur

Tiga pasang mata anak kecil menatap bagian atap rumah dari atas tempat tidur tanpa kelambu. Ketiganya mencoba untuk tidur karena malam sudah larut. Tapi tidak mudah bagi ketiganya untuk segera memejamkan mata. Berawal dari mata-mata mereka, mulailah daya imajinasi masing-masing berkelana.

Kondisi atap rumah yang tanpa langit-langit tersebut membuat ketiganya dapat melihat jelas bentuk dan kondisi genting. Mungkin karena rumah tersebut menggunakan genting yang sudah bekas, atau mungkin juga karena kondisi cuaca yang silih berganti, sehingga membuat tiap-tiap genting tersebut seperti memiliki noda atau entah apa namanya yang menyebabkan setiap genting terlihat seolah-olah menggambarkan atau melukiskan sesuatu. Dari situlah imajinasi saya dan dua orang teman saya tersebut bermula.

“Eh, lihat! Ada gambar mobil,” teriak Fahmi sambil menunjuk ke arah salah satu genting yang membuat saya dan Fahri segera mencari-cari genting yang dimaksud.

“Iya, benar,” ucap Fahri setelah menemukan genting yang dimaksud sambil membantu saya yang masih sulit menemukan genting yang dimaksud.

“Kalau yang itu seperti polisi yah?” kali ini Fahri yang menemukan gambaran polisi di atas salah satu genting.

“Mana-mana?” tanya saya dan Fahmi secara berbarengan.

“Itu!” jawab Fahri sambil menunjuk ke arah genting di bagian pojok kanan bawah.

“Iyah, kaya polisi,” ucap saya ketika menemukan gambar yang dimaksud sambil terus mencari gambar-gambar lain.

“Ultraman… Ultraman,” teriak saya ketika melihat gambaran Ultraman di salah satu genting.

Fahmi dan Fadli langsung bertanya dan mencari genting yang saya maksud.

Secara bergantian, daya imajinasi saya, Fahmi, dan Fahri, menemukan gambar-gambar lain yang terlukis di genting-genting atap rumah tersebut dan segera memberitahukan satu sama lain dengan penuh gembira dan bangga. Hingga akhirnya kami mengantuk. Alam imajinasi kami lalu berganti dengan alam mimpi.

Sebuah pengalaman masa kecil yang indah dan mungkin tidak akan di alami anak-anak sekarang, karena mungkin sudah jarang rumah yang beratap genting yang terbuat dari tanah liat. Kalaupun ada, karena kondisi ekonomi orang tua yang lebih baik, genting-genting tersebut terhalang dengan langit-langit.

26 respons untuk β€˜Bukan Dongeng Sebelum Tidur’

  1. nawhi Oktober 9, 2010 / 00:00

    baca 2x baru ngeh he3mungkin jamur yg bikin genting2 itu kayak ada bercak2 gambarnya

  2. aishachan Oktober 9, 2010 / 00:00

    kalo sekarang ngeliat awan aja kali ya πŸ˜€

  3. jampang Oktober 9, 2010 / 00:00

    nawhi said: baca 2x baru ngeh he3mungkin jamur yg bikin genting2 itu kayak ada bercak2 gambarnya

    emang tadi mikirnya apa, wan?

  4. jampang Oktober 9, 2010 / 00:00

    aishachan said: kalo sekarang ngeliat awan aja kali ya πŸ˜€

    kalau tidurnya di alam terbuka seh, bisa πŸ™‚

  5. jampang Oktober 9, 2010 / 00:00

    fightforfreedom said: asyik ya… kalo dah berimajinasi πŸ™‚

    karya2 bagus bisa berasal dari imajinasi kan, mas?

  6. nawhi Oktober 9, 2010 / 00:00

    tadi kupikir liat gentengnya dari luar, heran juga ngayalnya tinggi banget he3

  7. jampang Oktober 9, 2010 / 00:00

    grasakgrusuk said: Imajinasi tingkat tinggi ya.. ^^

    bukannya anak kecili sering gitu?bahkan pernah denger kalau ada yang punya teman imajinasi.*itu kelebihan apa masalah yah*

  8. jampang Oktober 9, 2010 / 00:00

    nawhi said: tadi kupikir liat gentengnya dari luar, heran juga ngayalnya tinggi banget he3

    xiixixixixi….kan di awal ceritanya lagi di kamar tidurkhayalan tingkat tingg itu judul lagu yeh?

  9. nawhi Oktober 9, 2010 / 00:00

    yupe, laguna peterpan.

  10. jampang Oktober 9, 2010 / 00:00

    nawhi said: yupe, laguna peterpan.

    iyeh bener…..

  11. jampang Oktober 9, 2010 / 00:00

    asasayang said: kenangan yg indah

    alhamdulillah, banyak yang indah-indah untuk dikenang πŸ™‚

  12. fightforfreedom Oktober 9, 2010 / 00:00

    jampang said: karya2 bagus bisa berasal dari imajinasi kan, mas?

    that’s right, temuan2 spektakuler itu ya buah dari imajinasi.

  13. fightforfreedom Oktober 9, 2010 / 00:00

    jampang said: Tiga pasang mata anak kecil menatap bagian atap rumah dari atas tempat tidur tanpa kelambu. Ketiganya mencoba untuk tidur karena malam sudah larut. Tapi tidak mudah bagi ketiganya untuk segera memejamkan mata. Berawal dari mata-mata mereka, mulailah daya imajinasi masing-masing berkelana.

    persis.. dulu waktu kecil, saya dan teman-teman kalo sebelum tidur bareng, suka banget berimajinasi bermain-main dg bayangan tangan spt dalam video ini: Amazing Shadow Puppets

  14. jampang Oktober 9, 2010 / 00:00

    fightforfreedom said: that’s right, temuan2 spektakuler itu ya buah dari imajinasi.

    tinggal bagaimana memanagenya dengan benar

  15. jampang Oktober 9, 2010 / 00:00

    fightforfreedom said: persis.. dulu waktu kecil, saya dan teman-teman kalo sebelum tidur bareng, suka banget berimajinasi bermain-main dg bayangan tangan spt dalam video ini: Amazing Shadow Puppets

    barusan ke TKP cuma enggak ada adobenya jadi enggak bisa liat 😦

  16. tintin1868 Oktober 9, 2010 / 00:00

    fahri dan fahmi itu sahabatnya ya?

  17. thetrueideas Oktober 9, 2010 / 00:00

    anak kecil memang punya imajinasi yang tinggi mas…

  18. nieuwverhaal Oktober 10, 2010 / 00:00

    smp skrg lho …aq sm anakku suka berimaginasi klo liat awan…

  19. hwibntato Oktober 10, 2010 / 00:00

    jadi inget waktu kecil dulu … he he he …*kurang lebih seperti itu …

  20. jampang Oktober 10, 2010 / 00:00

    tintin1868 said: fahri dan fahmi itu sahabatnya ya?

    betul, mbak.sahabat sekaligus saudara

  21. jampang Oktober 10, 2010 / 00:00

    thetrueideas said: anak kecil memang punya imajinasi yang tinggi mas…

    iyah, Syaikhan aja lagi seneng main mobil2an… benda apa aja yang ada kemiripan sama mobil dijadiian mobil2an πŸ™‚

  22. jampang Oktober 10, 2010 / 00:00

    nieuwverhaal said: smp skrg lho …aq sm anakku suka berimaginasi klo liat awan…

    dulu juga pernah, kalao sama anakkayanya belom pernah

  23. jampang Oktober 10, 2010 / 00:00

    hwibntato said: jadi inget waktu kecil dulu … he he he …*kurang lebih seperti itu …

    indah kan untuk dikenang?

Tinggalkan Balasan ke jampang Batalkan balasan