
Entah sudah berapa lama saya membaca novel atu pun kumpulan cerpen. Terakhir yang saya ingat adalah buku kumpulan cerita luar biasa dari orang-orang biasa yang saya beli sekian tahun yang lalu untuk saya jadikan hadiah kepada salah seorang teman saya. “Pengantin Subuh” adalah buku pertama setelah sekian tahun tersebut dan juga buku pertama dari tujuh buku yang kini menjadi koleksi terbaru saya.Buku ini merupakan kumpulan dari dua puluh dua cerpen. Karena berbentuk cerpen maka cerita yang dipaparkan hanyalah kejadian-kejadian yang dialami tokoh dalam jangka waktu tertentu saja, bukan kisah perjalanan utuh hidupnya.
Pada beberapa cerpen di bagian awal, saya menemukan gaya penulisan yang sangat bagus. Entah berupa metafora, permainan diksi, atau apalah, yang jelas adakalanya saya dibuat kagum sekaligus juga pusing dibuatnya.
Dengan setting yang hampir sama, tema dari masing-masing cerpen cukup beragam, tetapi nuansa kesedihan dan kesepian selalu saja menyelimuti di setiap aliran ceritanya. Namun, dibalik semua itu, pengarang menyelipkan semangat tinggi dan harapan kuat dari masing-masing tokoh.
Dari seluruh cerpen yang ada dalam buku tersebut, cerpen pertama yang berjudul “Madrasah Lumut” mungkin yang paling berkesan bagi saya. Bukan karena ceritanya, melainkan nasihat yang disampaikan oleh tokoh Habib kepada muridnya. Salah satu kalimat nasihatnya mengilhami saya untuk membuat sebuah tulisan yang insya Allah berjudul “Kunyah dan Kunyah“. Insya Allah.
BTW, ini dalah review pertama saya tentang buku, jadi harap maklum kalau cuma seadanya. Cover buku ini mengilhami flash fiction “Perempuan Berjilbab Kuning.”
2 respons untuk ‘Pengantin Subuh’