Kunyah dan Kunyah

dilarang bicaraKunyah pertama, baca ku-nyah, menurut kamus bahasa Indonesia berarti menghancurkan atau melumatkan makanan dan sebagainya di dalam mulut dengan gigi. Tujuan dan manfaat dari kegiatan mengunyah ini sangat luar biasa, di antaranya, dengan mengunyah dalam waktu yang lama makanan dari nabati, khususnya buah-buahan, akan menunjang kesehatan gigi. Di samping itu, hasil kunyahan makanan yang halus dan lembut serta sudah bercampur dengan berbagai enzim yang dihasilkan air liur akan memudahkan kerja lambung.

Kiranya, fungsi gigi juga bukan hanya untuk mengunyah makanan saja, tetapi juga mengunyah kalimat atau perkataan yang kita terima atau dengar dari orang lain. Saya berpikir demikian setelah terbayang-bayang dengan sebuah kalimat yang mungkin merupakan peribahasa yang saya temukan dalam salah satu cerpen berjudul “Madrasah Lumut”. Peribahasa tersebut berbunyi “Manis jangan lekas ditelan pahit jangan lekas dimuntahkan.”

Adakalanya kita mendapatkan pujian atas apa yang telah kita lakukan atau kepribadian diri yang menurut orang-orang di sekitar baik yang sudah dikenal atau belum. Jika demikian adanya, maka kita jangan langsung terlena atas pujian tersebut. Bahkan jangan sampai kalimat-kalimat bernada sanjungan tersebut menjadikan kita menjadi berbangga diri dan takabbur.

Bukankah pada hakikatnya, segala puja-puji hanyalah milik Allah. Jika kita yang dipuji oleh sesama makhluk, maka sepatutnya pujian itu dikembalikan kepada Sang Khaliq.

Ketika memberikan pujian kepada orang lain pun, kita harus cerdas menempatkan pujian tersebut. Jangan sampai pujian kita itu malah menjerumuskannya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من كان منكم مادحا أخاه لا محالة فليقل: أحسب فلانا والله حسيبه ولا أزكي على الله أحسبه كذا وكذا إن كان يعلم ذلك منه

“Barang siapa yang terpaksa harus memuji saudaranya, maka katakanlah: ‘Aku kira si fulan demikian dan demikian, tetapi Allah-lah yang menilai (keadaan sebenarnya). Aku tidak mau menilai atas nama Allah (kepada seseorang) demikian dan demikian, jika memang kelebihan itu ada pada dirinya.” [Hadits shahih, riwayat Bukhari (III/158) dan Muslim (IV/2297)]

Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar ada orang yang memuji saudaranya dengan sangat berlebihan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أهلكتم أو قطعتم ظهر الرجل

“Kalian telah mematahkan punggung saudara kalian (kalian telah membinasakannya).” [Hadits shahih, riwayat Bukhari (III/158 dan Muslim (IV/2297)]

Sedangkan, bila kalimat yang datang berupa hinaan, cacian, ejekan, atau pun kritikan, maka jangan pula langsung dimuntahkan. Kunyah dahulu. Bisa jadi apa yang didengar telinga memang benar adanya. Dan dengan adanya semua itu ada hikmah yang tersembunyi. Memperbaiki diri untuk menjadi orang yang lebih baik dan lebih baik lagi.

Begitu pula halanya ketika diri mendapatkan informasi, baik dari seseorang ataupun media. Kunyah dulu berita itu, apakah sumbernya valid dan berdasarkan fakta atau hanya berdasarkan opini semata. Jangan sampai diri ikut larut lalu kemudian dengan mudah digiring oleh media tersebut. Bersyukur jika digiringnya ke tempat yang mdanpatkan manfaat, tapi kalau digiring ke jurang, gimana?

Kunyah kedua, baca kun-yah. Ini merupakan istilah dalam bahasa arab. Pertama kali saya mendengar istilah ini adalah ketika saya duduk di Sekolah Menengah Pertama, tepatnya Madrasah Tsanwiyah. Dilihat dari segi bahasa arti kunyah sendiri berarti “panggilan”, “sapaan”, ataupun sebutan penghormatan pada seseorang. Biasanya “kunyah” dinisbahkan kepada nama anak ataupun kepada nama bapaknya. Misalnya bila si fulan memiliki anak bernama Umar maka ia bisa memakai kunyah yakni “Abu Umar (bapaknya umar)”. Atau bila si fulan mempunyai orang tua bernama Hanif, maka ia bisa memakai kunyah yakni “Ibnu Hanif (anaknya hanif)” dan sebagainya.

Rasulullahu Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda :

اكتني [ بابنك عبد الله، يعني ابن الزبير] أنت أم عبد الله

Artinya : “Berkunyahlah kamu dengan anakmu `Abdullah, maksudnya Ibnuz Zubeiir, kamu adalah Ummu `Abdillah.”

[Lihat : “Silsilatul Ahaadist As Shohiihah” (205-207, no. 132)].

Jadi jika saya ingin menggunakan kunyah, maka panggilan saya adalah Abu Syaikhan, karena saya adalah Bapaknya Syaikhan

Jadi apa kun-yahmu?


Tulisan Terkait Lainnya :

40 respons untuk ‘Kunyah dan Kunyah

  1. adamdesign Maret 16, 2011 / 00:00

    apakabar ya aba syaikhan?trims nih tulisannya

  2. rawikara Maret 16, 2011 / 00:00

    Assalamualaikum pak Abu Syaikhan..:-)

  3. anazkia Maret 16, 2011 / 00:00

    Pujian adalah makanan hati, tapi semakin sering dipuji, hati bisa mati hehehe.. itu kata pakar motivasi.Kaifa haluk ya, Abu Syaikhan? *halah*

  4. jampang Maret 16, 2011 / 00:00

    adamdesign said: apakabar ya aba syaikhan?trims nih tulisannya

    alhamdulillah, baik.sama-sama.sepertinya ada yang lupa…. mungkin seharusnya saya tambahin pertanyaan “apa kun-yahmu?”

  5. adamdesign Maret 16, 2011 / 00:00

    jampang said: alhamdulillah, baik.sama-sama.sepertinya ada yang lupa…. mungkin seharusnya saya tambahin pertanyaan “apa kun-yahmu?”

    klo sy abu apa ya?blm kepikiran 😀

  6. jampang Maret 16, 2011 / 00:00

    @mbak garnita : wa ‘alaikumus salaam. kalau sudah pakai abu, gak usah pake ‘pak’ lagi mbak 🙂

  7. jampang Maret 16, 2011 / 00:00

    @mbak sari : wah belum tahu deh kalo dikaitkan dengan keponakan, mbak 🙂

  8. jampang Maret 16, 2011 / 00:00

    @mbak anaz : makasih info tambahannya, mbak. alhamdulillah, bikhair yaa ukhtii

  9. nawhi Maret 16, 2011 / 00:00

    Ya Abu Syaikhan, khaifa khaluk? bener ga sih nulisnya gitu?

  10. jampang Maret 16, 2011 / 00:00

    @mas bambang : itu bahasa apa yah?

  11. jampang Maret 16, 2011 / 00:00

    @teh fairiz : bukan donk teh.

  12. jampang Maret 16, 2011 / 00:00

    @mas adam : kan bisa pilih ibnu ….. [nama bapak]

  13. jampang Maret 16, 2011 / 00:00

    @ihwan : alhamdulillah, bikhair.*salah2 dikit gpp lah, kan ngetiknya pake bahasa indonesia ini 🙂

  14. bambangpriantono Maret 16, 2011 / 00:00

    jampang said: @mas bambang : itu bahasa apa yah?

    Coba dibandingin dg bahasa Arab…mirip kan? :p Kift = kayfInt = antaDijawabnya..Tejjeb (baca teyeb, dari tayyib)

  15. jampang Maret 16, 2011 / 00:00

    @mas bambang : iyah seh mirip2 jadi kesimpulannya, bahasa mana? *ngeyel

  16. bambangpriantono Maret 16, 2011 / 00:00

    jampang said: @mas bambang : iyah seh mirip2 jadi kesimpulannya, bahasa mana? *ngeyel

    Malta, salah satu varian bahasa Arab di negeri kecil antara Eropa dan Libya. Kosakata dan tata bahasa dasarnya sama dengan bahasa Arab Afrika Utara yg juga berkembang dari bahasa Arab klasik, tapi pengaruh bahasa-bahasa Eropa terutama Italia, Inggris, Perancis sangat kuat, karena hampir seluruh penduduk kepulauan Malta beragama Katolik. Kalau dari sisi pembicaraan, orang2 Afrika Utara bisa mengerti mereka, tapi org Malta tidak bisa menulis Arab karena mereka memakai huruf Latin.

  17. jampang Maret 16, 2011 / 00:00

    @mas bambang : o, Malta. terima kasih atas infonya, mas. 🙂

  18. hwwibntato Maret 16, 2011 / 00:00

    Tulisan yang keren ya Aba Syaikhan …menarik dan enak dibaca … he he he …

  19. hwwibntato Maret 16, 2011 / 00:00

    thetrueideas said: jadi ingat ini saya: Ke’Abu-Abu’an.

    izin meluncur, Mas … he he he …

  20. nieuwverhaal Maret 16, 2011 / 00:00

    aq jadi apa ya ?koq statusku abu2 jadinya …

  21. jampang Maret 16, 2011 / 00:00

    @mbak rin : sama-sama, mbak

  22. jampang Maret 16, 2011 / 00:00

    @mas hendra : terima kasih, mas. semoga bermanfaat, khususnya wat saya.

  23. jampang Maret 16, 2011 / 00:00

    @mas syamsul : saya paste haditsnya yang dari tempat mas, ke sini yah. makasih sebelumnya.tambahan dari tempatnya mas syamsul :Dalil mengenai kunyah ini salah satunya adalah berikut ini;Ibnu Shuhaib meriwayatkan dari ayahnya (Shuhaib), ia (ayahnya) berkata:”Umar Radhiyallahu ‘anhu berkata kepada Shuhaib Radhiyallahu ‘anhu : “Engkau adalah lelaki yang sempurna andai tidak ada padamu tiga perangai?”Shuhaib berkata: “Apa itu?”Umar menjawab: “Engkau memakai kunyah padahal tidak punya anak, engkau menggolongkan diri ke dalam bangsa Arab padahal engkau orang Romawi dan padamu ada kelebihan dalam makanan.”Shuhaib berkata: “Adapun ucapanmu, engkau berkunyah padahal tidak punya anak, maka sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberiku kunyah dengan Abu Yahya.Adapun ucapanmu, engkau menggolongkan diri ke dalam bangsa Arab padahal bukan termasuk dari mereka padahal engkau orang Romawi, maka sebenarnya aku lelaki dari An Namr bin Qasith lalu bangsa Romawi dari Al Mushil menawanku, ketika itu aku adalah anak kecil yang telah tahu nasabku.Adapun ucapanmu, padamu ada kelebihan dalam makanan, maka aku telashmendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang memberi makan.”(Dikeluarkan oleh Ibnu Majah (3738) bagian kunyah saja, Al Hakim (4/278), Ahmad (6/16) dan berkata Al Buhiri dalam “Az Zawa’id” (2/253): “Isnadnya hasan”. Lihat Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah (44))

  24. jampang Maret 16, 2011 / 00:00

    @mas hendra : saya menyusul 🙂

  25. jampang Maret 16, 2011 / 00:00

    @mbak pipit : koq jadi abu2, mbak?

  26. nanazh Maret 16, 2011 / 00:00

    hmm… kunyah perkataan manusia… filterisasi kan maksudnya? hohoho memakai istilah yang memancing perhatian ni mas…tentang kunyah saya nantinya… masih bingung euy… belum terpikir… *nikah aja belum he..

  27. jampang Maret 16, 2011 / 00:00

    nanazh said: hmm… kunyah perkataan manusia… filterisasi kan maksudnya? hohoho memakai istilah yang memancing perhatian ni mas…tentang kunyah saya nantinya… masih bingung euy… belum terpikir… *nikah aja belum he..

    mencoba mengerti peribahasa yang ada di buku itu, mas.yang belum nikah kan bisa mengikuti nama bapak 🙂

  28. nanazh Maret 16, 2011 / 00:00

    Yosh! Jadi inget sbelum pake alias “nazh al itsnaen” tuh “ibnu hasan”.. Hmm gunain lagi gak ya.. Ah, “nazh al itsnaen ibnu hasan” aja XD

  29. jampang Maret 17, 2011 / 00:00

    nanazh said: Yosh! Jadi inget sbelum pake alias “nazh al itsnaen” tuh “ibnu hasan”.. Hmm gunain lagi gak ya.. Ah, “nazh al itsnaen ibnu hasan” aja XD

    gooood….bagus koq.

  30. rawikara Maret 18, 2011 / 00:00

    jampang said: gak usah pake ‘pak’ lagi

    hehehe..iya ya..^_^

  31. jampang Maret 18, 2011 / 00:00

    rawikara said: hehehe..iya ya..^_^

    🙂

Tinggalkan jejak anda di sini....

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s