Dicomblangin Syetan

ilustrasi : http://shutterstock.com/

Bicara soal jodoh dan perjodohan, mungkin bagi sebagian orang menyiratkan kisah bahagia tak terkira, karena nyatanya orang-orang tersebut sudah mendapatkan belahan jiwanya kini, bahkan sudah ditemani dengan anak sebagai buah cinta kasih sepasang anak manusia tersebut. Tetapi, bagi sebagian lainnya, jodoh dan perjodohan mungkin menjadi kisah yang rumit bahkan terkadang terasa pahit. Karena hingga kini mereka belum menemukan siapa yang akan menjadi tambatan hatinya, bahkan yang dirasa sudah menemukan pun tiba-tiba hilang begitu saja.

Jodoh adalah rahasia Allah. Sebelum seorang anak manusia terlahir ke muka bumi, salah satu catatan mengenai suratan takdirnya, jodoh, sudah tertulis. Tetapi, hal ini bukan berarti jodoh akan datang sendiri tanpa perlu adanya usaha. Usaha adalah kewajiban setiap anak manusia sebagai seorang hamba. Karena apa yang diperoleh adalah apa yang diusahakannya yang senantiasa diiringi dengan doa.

Aneka cara dan upaya pasti diusahakan untuk menemukan sang jodoh, tentunya dengan cara-cara yang baik. Mulai dari berusaha sendiri, minta dicarikan oleh orang tua, kerabat, atau pun sahabat, mengikuti kontak jodoh, dan sebagainya. Segala cara itu sah-sah saja dilakukan selama tidak dilarang dengan ketentuan agama yang berlaku.

Masalah akan muncul ketika ada pihak ketiga yang tak diundang mencoba ikut berperan serta. Dan parahnya pihak ketiga tersebut gak kelihatan, padahal sejatinya, dia adalah musuh yang nyata. Jika seorang lelaki dan perempuan yang bukan mahram berdua-duaan, maka yakinlah yang ketiganya syetan. Kejelian syetan mampu memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

Dua sejoli yang sedang kasmaran dan dimabuk cinta, lupa lah dia akan daratan, apa lagi dengan segala norma-norma yang berlaku. Pikiran dan akal keduanya tertutup oleh nafsu birahi yang ditunggangi syetan. Iman? Iman mereka simpan di dalam saku celana yang mereka lempar ke salah satu bagian kamar yang hanya diterangi lampu samar.

Jika saat itu keduanya kepergok warga, maka siapa yang akan malu? Tak hanya keduanya, orang tua, sanak keluarga, juga sahabat-sahabat mereka. Sementara syetan berdiri di pojokan dengan mulut menganga. Tertawa lebar.

Seandainya keduanya berhasil menipu semua mata manusia, maka itu tak berlangsung lama. Ketika tamu yang biasa datang setiap bulan tak kunjung datang, dan dua garis merah yang tampak saat melakukan tes kehamilan, kebingungan pun melanda keduanya. Sudah bagus, jika tak ada niatan untuk menggugurkan. Keduanya menyesali perbuatan.

Melanjutkan dua skenario di atas, untuk menutupi aib dan malu, secepat mungkin keduanya dinikahkan. Dan sekali lagi, syetan tertawa lebar. Dia sukses menjadi mak comblang.

Naudzubillah.
Wallahu a’lam.

————–

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS Al-Isra’: 32)

“Janganlah seorang lelaki berkhalwat dengan seorang wanita karena yang ketiganya adalah syetan” (HR Ibnu Majah dan Ahmad)