Boti adalah seorang repoter muda yang bekerja pada sebuah tabloid. Atas desakan keluarganya agar segera menikah, dia menargetkan untuk menikah di usia ke dua puluh tujuh tahun. Dia berhasil. Setelah pekenalan dan menjalani cinta kilat selama tiga bulan dengan pemuda tampan, bertubuh atletis, dan sudah mapan, bernama Aditya, Boti menikah.
Namun, masalah berat muncul di usia pernikahannya yang masih seumur jagung. Aditya yang begitu mempesona di luar, nyatanya hanyalah seorang leban alias lelaki banci yang tak mampu memberikan nafkah batin kepada Boti. Hingga di suatu malam, Boti mendapati Aditya pulang dalam keadaan mabuk berat. Di kemeja Aditya, Boti menemukan noda lipstik perempuan lain. Boti merasa tidak kuat lagi dan meminta cerai.
Perkenalan Boti dengan seorang pengarang senior, Karel, lelaki paruh baya yang berumur lima puluh lima tahun sebelum berkenalan dengan Aditya memberi kesan yang begitu dalam. Boti menganggap Karel, sebagai sosok Ayah yang ditemukannya kembali, setelah Ayah kandungnya meninggal di usianya yang masih dua tahun. Boti sangat menghormati Karel, menyayanginya, bahkan mencintainya.
Hubungan Boti dengan Karel, ditentang oleh keluarganya. Ibu dan kedua adiknya berpikir, jika Boti selalu berdekatan dengan Karel, maka tak kan ada lelaki yang mau mendekatinya. Karel dianggap sebagai penghalang kedatangan lelaki lain. Tapi tidak demikian dengan Boti.
Ketika hubungan keduanya, menumbuhkan bibit percintaan, Karel pun bermaksud membunuh bibit percintaan tersebut. Menurutnya, bibit percintaan tersebut akan merusak persahabatan yang telah mereka jalin. Lagi pula, Karel telah bersumpah di atas pusara istrinya, bahwa dia tidak akan menikah lagi.
Hubungan Boti dan Karel tersebut juga menimbulkan kecemburuan di dalam hati Aditya. Dia merasa tersaingi. Dia merasa hina karena dikalahkan oleh seorang lelaki tua. Cemburu itu akhirnya membuat Aditya gelap mata hingga melakukan perbuatan yang seharusnya tidak dia lakukakan.
Alasan novel ini diberi judul Ziarah Terpanjang dapat ditemukan di bagian akhir cerita. Ziarah, di mana peziarahnya tidak kembali lagi, pergi menyusul orang yang diziarahinya.
kayaknya menarik ya. terbitan mana nih?
buku lama mbak. kalau googling ada kali penjelasan tambahannya. bukunya sendiri udah nggak ada di tangan saya 😀