Minggu Depan, Aku Akan Melamarmu

parsel

wajik

aneka kue

geplak

Kalimat tersebut pernah saya tuliskan dalam episode terakhir flash fiction yang berjudul Perempuan Berjilbab Kuning, sekitar seminggu yang lalu. Ternyata, memang ada lamaran di akhir pekan ini. Hanya saja bukan lamaran yang dilakukan oleh Udin kepada Sali, dua tokoh dalam cerita tersebut, melainkan lamaran yang dilakukan oleh adik lelaki saya yang keempat.

Sabtu, pukul sepuluh pagi tadi, rombongan yang terdiri dari beberapa anggota keluarga besar dan tetangga dekat rumah yang berjumlah sekitar tujuh belas orang berangkat dengan dua buah mobil dengan membawa sekitar enam belas parsel berisi buah-buahan sebagai pemberian untuk keluarga calon pengantin perempuan. Kegiatan seperti ini merupakan salah satu kebiasaan dalam rangkaian proses pernikahan di lingkungan masyarakat Betawi.

Perjalanan dari Kampung Kecil, Kebon Jeruk ke daerah Karet, cukup lancar. Mungkin hanya sekitar tiga puluh menit untuk menempuhnya.

Sepatah kata dari tuan rumah menyambut kedatangan kami dengan hangat. Salam ta’zim, ucapan terima kasih atas kedatangan, dan permohonan maaf atas sambutan yang menurut tuan rumah ala kadarnya menjadi pembuka acara sederhana tersebut. Perwakilan dari keluarga kami pun segera menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan yang tak lain dan tak bukan adalah untuk mengkhitbah atau melamar.

Alhamdulillah. Proses lamaran berjalan lancar dan diterima dengan tangan terbuka oleh keluarga pihak perempuan. Semoga di tahapan dan proses selanjutnya juga dimudahkan dan dilancarkan oleh Allah SWT, serta menjadi keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah. Aamiin.

NB : Gambar pertama adalah parsel yang keluarga kami bawa sebagai pemberian kepada keluarga perempuan. sedangkan gambar ketiga adalah makan yang diberikan oleh keluarga perempuan kepada keluarga laki-laki.