“Apa mungkin kau salah pilih pasangan?” tanya sahabatku, Rudi, setelah kuceritakan apa yang terjadi dengan rumah tanggaku.”Sepertinya tidak,” jawabku.
“kenapa kau begitu yakin?” tanyanya lagi.
“Karena dia datang dalam mimpiku sebelum aku melamarnya.”
“Bagaimana keadaannya dalam mimpimu itu>”
“Aku melihatnya berpakaian serba putih. Ketika aku mencoba mendekatinya, menyentuhnya, dia menggerakkan tangan kanannya sebagai isyarat jangan menedekatinya atau menyentuhnya,” paparku.
“Lalu apa yang ada dalam pikiranmu setelah mimpimu itu?” tanya rudi kembali.
“Aku langsung berpikir bahwa dia adalah wanita yang menjaga kehormatan dirinya, sehingga dia tidak mau didekati atau disentuh sebelum waktunya. Sebelum halal,” jawabku.
“Apa mungkin kau salah menafsirkan mimpimu itu?” selidik rudi.
“Maksudmu, Rud?” Aku malah balik bertanya.
“Bisa sajakan itu pertanda bahwa kau jangan memilihnya.”
Aku terkejut mendengar jawaban Rudi tersebut. Aku terdiam. Dalam hati aku coba merenungi apa yang telah kualami dan mengaitkannya dengan jawaban Rudi tersebut. Apa benar aku salah tafsir?
Baca Juga FF Lainnya :
Mimpi bunga tidur… saking kesengsem jadi kebawa mimpi… saking kebelet, jadi menafsirkan yg dipengenin.. gitu kaliiii??? 😀 ambil hikmenye, bang.. yg sabar yeeee…
hm… belum kepikiran dibuat sambungannya 🙂
ya gak tahu deh…. tokohnya kan binun sendiri 🙂
ada yang bilang… ketika istikharah itu harus netral, gak boleh condong.*iyeeee, mbak 🙂
gampang-gampang susah…. jadinya lebih gampang kan, mbak.karena gampangnya dua kali disebut, susahnya sekali doank disebut 😛
Asal jangan melantunkan doa yang mengancam.. Hahahaha..
hm…. belum nonton filmnya 🙂
Nah ini bisa nulis fiksi?
nggak bisa panjang kaya di tempat mas 🙂