lengkap sudah syarat rukun
halal sudah apa yang haram
cita dan cinta dibangun
kala ramai siang dan ketika sepi malam
dua hati bersimbiosis
bukan ibarat bedinde dengan sang tuan
bukan pula laksana bara dengan embun di dedaunan
tetapi seperti langgam yang manis
yang bercerita tentang kenangan indah
dari para pujangga yang tak kenal lelah
lengkap sudah syarat rukun
halal sudah apa yang haram
tirai penghalang kemudian turun
menampakkan rasa yang lama tenggelam
dua hati di pelaminan
menggenggam erat jemari tangan
mengingat kembali janji di lisan
menghapus anti kepada hak dan kewajiban
karena bukan cinta yang didewakan
melainkan taqwa menjadi bekalan
untuk meramaikan arisan kata edisi ke-15, dengan menggunakan sepuluh kata berikut : kembali, simbiosis, bedinde, lengkap, anti, langgam, sepi, tirai, bara, kenang.
Baca Juga Arisan Kata Lainnya :
- [Arisan Kata : XX] Layang-layang
- [Arisan Kata : XVIII] Dua Fitri
- [Arisan Kata : XVIII] Euforia di Balik Jerami
- [Arisan Kata : XVII] Percuma!
- [Arisan Kata : XVI] Lelaki dan Keluwung
- [Arisan Kata : XV] Di Pelaminan
- [Arisan Kata : XIV] Senandung Untuk Syaikhan
- [Arisan Kata : XIII] Desember Kelabu
- [Arisan Kata : XII] Gejolak
- [Arisan Kata : XI] Rasa Kurasa
wooow keren..*mus saya mah nyerah ah…
bagus nih*krn bs kumengerti artinya hehe
@teh ayu : makasih. coba ikutan aja, mbak 🙂
@mbak siska : makasih, mbak. *kirain karena apanya gitu…. xixixixixixi
keyeeeeeeeeeen….
saya suka kalimat inih…
@mbak laila : makasih, mbak 🙂
penting banget nih..hati setara..bukan tuan & bawahan
@mas syamsul : terima kasih, mas 🙂
wah..mau coba juga ah..:)
@mbak onit : kan katanya istri itu diciptakan dari tulang rusuk suami, bukan dari tulang kepala (tengkorak) bukan juga dari tulang kaki. jadi bukan untuk dipatuhi seperti bawahan kepada atasan, bukan juga diinjak-injak seperti tuan dengan budaknya. wallahu a’lam.
@mbak rana : silahkan kan. ditunggu 🙂
wah…:)
menurut pemahamanku juga begitu mas.untuk berdampingan.
lama2 jadi kayak pantun
buatku, tulisan bagus tuh tulisan yg bs kumengerti artinya, mas..
@mbak rana : weh … 🙂
@mbak onit : iya, mbak
@mas catur : sebenarnya seh ada beda antara pantun dengan jenis puisi lainnya. pantun itu dalam setiap baitnya ada dua bagian, dua baris pertama disebut sampiran, dan dua baris terakhir disebut isi. pokok utamanya ada di bagian isi, sedang sampiran hanya pemanis kali yah 🙂
@mbak siska : ooo… begitu 🙂
wuaaah bener2 pujangga mp yg oke punya dah ni mas rifki… sip mantep bgt, apalagi buat yg sdh beneran ke pelaminan yaks 😀
bagus, mas.. 🙂
wah perbendaharaan katanya menguasai nih
puisi yang keren … he he he …suka …
waaaahhhhh…….di pelaminan.. aheyyy.. qiqiqi..TeOPe..
Cap Pos SABUDI ‘sastra budaya indonesia’mari kita jaga bersama!
Betawi asli nieh bener. Pinter merangkai katanya.
@mas anas : terimakasih, mas. masih terbawa suasana 🙂
@mas rasyid : terima kasih, mas 🙂
@mbak dewi : ah… mbak bisa aja. *pengen terbang
@mas hendra : terima kasih, mas.
@mbak jaraway : iyah…teringat yang dipelaminan [ada kaitannya sama postingan sebelumnya]
@mas moes : ssssssiiiiiipppp… terima kasih.
@teh ipie : makasih, teh
wah, ini yang baik kata – katanya, malu saya ngbaca karya sendiri Mas 😀
baik itu relatif, mas :)*masih belajar
siapa yang nikah, Bang?
adik saya, mas 🙂