
ketika….
kudengar kicau burung duta suara
bahwa aku lah yang beruntung kala bersama
saat itu kusadari
aku yang merugi
tanpa transaksi
ketika….
kudengar kabar angin pengembara
bahwa apa yang terjadi adalah sebuah strategi belaka
adalah kenyataan
bahwa diri ini sebuah permainan
tanpa aturan
ketika….
kudengar gesekan dedaunan berkata
ada yang tak rela jika hati ini terbuka
lantas adakah yang pernah merasa
jika hati ini pernah terluka
tak terkira
ketika….
kudengar batu dan dinding meragu
tentang kasih sayang yang tak pernah lesu
aku hanya merindu
suara itu berlalu
tanpa batas waktu
ketika….
kudengar rintik hujan menderu
membangkitkan asa yang pupus di masa lalu
aku tersadar
tak boleh terkapar
sedang matahari masih berpijar
terimakasih atas partisipasi sahabat dalam kuis poetry hujan..^^*tak pernah ada kata terkapar..ketika kita bangkit…
sahabat…panggilan yang sungguh memikattak terlihat tapi terasa begitu dekat*sama-sama mbak.
subhanallah mas…spontaneously nulis puisinya yaks…wuaaaaaaaa mas rifki pujangga cendekia dah
tapi udahan ah. cukup sampe sini aja 😛