Ketika belum dikhitan, saya hanya bermain-main saja menggunakan bagian bangunan yang ada, misalnya, tembok luar yang berhadapan dengan jalan, saya bersama dengan teman-teman untuk bermain kelereng. Tembok tersebut kami jadikan tempat memantulkan kelereng. Sementara di bagian depan masjid, biasanya kami gunakan untuk tempat bermain sepak bola. Karena masih merupakan bangunan masjid, kami akan diusir dan dimarahi kalau kebetulan merbot masjid sedang mengontrol. Begitu pula taman masjid yang ada, sering kami gunakan untuk tempat main kejar-kejaran. Satu kali saya pernah menaiki menara masjid yang lumayan tinggi tersebut. Tentu saja dengan mencuri-curi waktu tanpa sepengetahuan merbot masjid.
Seiring perjalanan waktu, bangunan masjid pun mengalami perubahan. Semakin bagus, semakin megah, tentunya pula ada bagian yang dihilangkan. Taman misalnya, saat ini sudah tidak ada lagi. Sudah berubah menjadi bagian bangunan masjid yang diperluas.
Terakhir kali saya melihat masjid tersebut, sedang dilaksanakan renovasi lagi. Masjid yang semula hanya satu lantai kini sudah menjadi dua lantai. Saat ini, mungkin renovasi tersebut sudah selesai.
Hanya satu fasilitas pendukung yang kurang di masjid tersebut, yaitu ketiadaaan tempat parkir yang memadai. Hampir seluruh lahan, dari ujung ke ujung di jadikan bangunan masjid. Untuk motor mungkin masih bisa parkir di halaman masjid, tapi itu tidak bisa banyak jumlahnya. Sedangkan mobil, sudah pasti harus parkir di pinggir jalan. Maka tak heran, jika pelaksanaan shalat jum’at, kendaraan yang parkir di pinggir jalan bisa panjang mengular.
Pernah terlontar sebuah ungkapan bahwa setiap masa kepengurusan maka akan dilaksanakan renovasi di masa tersebut. Memang, dana yang terkumpul dari para jama’ah terutama shalat jum’at sangat banyak. Jumlahnya bukan ratusan ribu, tapi bisa jutaan rupiah. Bahkan ketika pelaksanaan renovasi berlangsung, maka dana yang dikeluarkan saat renovasi tersebut bisa langsung kembali lagi karena para jama’ah mengisi kembali kas masjid dengan amal jariyah mereka. Alhamdululillah.
Ingatan saya akan masjid yang dulu hanya berjarak sekitar lima puluh meter dari rumah orang tua saya sebelum pindah tersebut muncul ketika saya mendengar materi pengajian yang salah satu poinnya adalah tentang pembangunan dan renovasi Ka’bah.
Ka’bah, pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sebagaimana tercantum dalam Surat Ali-Imran ayat 96-97. Di masa-masa selanjutnya, bangunan Ka’bah mengalami beberapa kali renovasi. Salah satunya adalah pembangunan dan renovasi yang dilakukan oleh Bangsa Quraisy ketika Nabi Muhammad berusia 35 tahun.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ikut serta dalam pembangunan ini dengan mengangkat batu-batu di atas pundaknya. Ketika sampai pada peletakkan Hajar Aswad, kaum Quraisy berselisih, siapa yang akan menaruhnya. Perselisihan ini nyaris menimbulkan pertumpahan darah, akan tetapi dapat diselesaikan dengan kesepakatan menunjuk seorang pengadil hakim yang memutuskan. Pilihan tersebut, ternyata jatuh pada diri Muhammad.
Keistimewaan bangunan Quraisy :
- Quraisy membangun Ka’bah sesuai dengan pondasi bangunan Nabi Ibrahim.
- Quraisy mengurangi lebar Ka’bah 6,5 (enam setengah) hasta dari arah Hijr Ismail, sebagaimana sekarang.
- Menambah ketinggian Ka’bah menjadi 18 hasta.
- Ka’bah dari sisi Hijr Ismail dijadikannya melingkar, sebagaimana pada pembangunan oleh Nabi Ibrahim.
- Quraisy membangun tembok pendek pada Hijr Ismail.
- Meninggikan letak pintu dari tanah dan memberikan daun pintu yang dapat dikunci.
- Menambah atap dan talang air (mizab) untuk mengatur pembuangan air dari atapnya dan dibuang ke arah Hijr Isma’il.
- Memasang enam tiang penyangga dalam dua barisan di dalam Ka’bah.
- Bahan yang dipakai untuk membangun tidak hanya susunan batuan saja, tetapi juga dengan menggunakan tanah sebagai perekat.
- Menghiasi atap dan tembok Ka’bah sebelah dalam, demikian pula dengan tiang-tiangnya. Mereka juga membuat gambar-gambar para nabi, malaikat dan pepohonan. Yang semua ini kemudian dihapus oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada saat Fathu Makkah.
Sebelum pemerintahan Khalifah Harun ar Rasyid, telah mengalami renovasi juga. Di masa pemerintahannya, Khalifah Harun ar Rasyid telah berencana untuk menghancurkan Ka’bah dan membangunnya kembali sebagaimana bangunan ‘Abdullah bin az Zubair, akan tetapi Imam Malik bin Anas berkata kepadanya: “Aku bersumpah, demi Allah, wahai Amirul Mukminin, janganlah engkau menjadikan Ka’bah ini sebagai permainan para raja setelah engkau, sehingga tidaklah seseorang dari mereka yang ingin merubahnya, kecuali dia pun akan merubahnya, dan kemudian hilanglah kewibawaan Ka’bah dari hati kaum Muslimin,” lalu Khalifah Harun ar Rasyid pun menggagalkan rencana tersebut.
Pembangunan Ka’bah yang terakhir dilakukan oleh Pembangunan oleh Sultan Murad IV. Penyebabnya adalah hujan deras yang turun pada pagi hari Rabu 19 Sya’ban 1039H di Mekkah dan sekitarnya, yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga menyebabkan air masuk ke dalam Masjid al Haram hingga ketinggian 2 meter dari pegangan pintu Ka’bah. Kemudian, pada ‘Ashar keesokan harinya, yaitu hari Kamis, dua sisi tembok bagian asy Syami (sebelah utara) Ka’bah runtuh, dan tertarik juga tembok timur sampai pintu Al Syaami dan tidak sisa kecuali itu dan tiang pintunya. Dari tembok barat tersisa seperenamnya. Dari sisi yang tampak ini, hanya sekitar dua per tiganya saja, serta sebagian atap yang sejajar dengan tembok asy Syami (utara) ikut roboh.
Syaikh Abdullah Al Ghazi Al Hindi Al Makki rahimahullah, seorang pakar sejarah, dia mengatakan dalam kitab tarikhnya, bahwa yang roboh dari sisi asy syami (utara) adalah yang dibangun oleh al Hajjaj ats Tsaqafi. Demikian juga, tangga ke atap Ka’bah ikut runtuh. Pernyataan ini sesuai benar dengan kenyataannya.
Kemudian Sultan Murad IV memerintahkan pembangunan Ka’bah dan dapat diselesaikan pada bulan Ramadhan 1040 H, sesuai dengan bentuk bangunan al Hajjaj ats Tsaqafi. Pembangunan Sultan Murad IV inilah yang terakhir, hingga sekarang ini.
Semoga Allah memberi kesempatan kepada kita semua untuk bisa hadir di depan Ka’bah. Aamiin.
amiin…statement yang bikin mellow
ada yg kelupaan penjelasan tentang ka’bah saya ambil dari : http://almanhaj.or.id/content/2579/slash/0silahkan klik untuk melihat detilnya
@mas syamsul : sekarang lagi musim haji soalnya, mas 🙂
Aamiin…
Insyalloh….ada jalann…
terima kasih, Mas rifki …semoga kita semua berkesempatan untuk berhaji ke sana …
jadi menghajikan ortu? hehe
nanti satu kloter yah 🙂
saya duluan, teteh duluan, atau bareng?
aamiin.kopdar di sana 🙂
insya Allah jadi donk 🙂
Aamiin. Makin terharu kalo bisa kopdar di sana.
Tong, emak juga pengen naik haji kayak mak Ati itu, doain emak ya?
Kemaren waktu ngaji, ustad bilang beginiPondasi Ka’bah dibangun pada masa Nabi AdamKemudian rusak oleh bencana Air Bah di zaman NuhKemudian Nabi Ibrahim yang membangun dinding tingginya
insya Allah ya, pak 🙂
semoga kita semua bisa ke sana, bunda. aamiin.
memang ada beberapa riwayat yang menyatakan : – Pembangunan dan pemeliharaan Ka’bah oleh para malaikat. – Pembangunan dan pemeliharaan oleh Nabi Adam. – Pembangunan dan pemeliharaan oleh anak-anak Nabi Adam. Namun riwayat-riwayat tersebut hampir semuanya mauquf kepada para sahabat atau tabi’in, dan hanya diriwayatkan oleh pakar sejarah, seperti al Azraqiy, al Fakihaniy, dan sebagian ahli tafsir serta ahli hadits. Yang mereka itu tidak berpegang teguh dalam meriwayatkannya syarat-syarat keotentikannya. Ibnu Katsir, setelah memastikan bahwa orang pertama yang membangun Ka’bah adalah Ibrahim dan Ismail, maka dia berkata : “Tidak ada satupun riwayat yang sah dari al Ma’shum (Nabi) yang menjelaskan bahwa Ka’bah telah dibangun sebelum al Khalil (yaitu Ibrahim-Pen.)”Dalil yang paling kuat adalah surat Ali-imran ayat 96 – 97 :Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. maqam Ibrahim di ayat tersebut adalah tempat Nabi Ibrahim berdiri ketika membangun Ka’bah. wallaahu a’lam.
Amin. Can’t wait to go there 🙂
amiinn…
insya Allah ada jalan 🙂
:))
aamiin….do’a yg tulus insyaallah terkabul :)kl mesjid kampungku g berubah2 hik hikg terurus
pasti diuruslah… masa gak diurus sama sekali.
Alhamdulillah masjid dikampungku baru direnovasi.Barusan diceritain ama ibu, kalo pada saat pengecoran hampir semua warga bapak bapak ibu ibu tua muda ikutan bantu ngecor. Subhanallah
masjid yg saya ceritain di atas juga gitu mbak kalau ada renovasi.