Akhirnya, setelah Syaikhan ‘beraksi menumpas musuh-musuhnya’ (video di bagian komen), Selepas Isya kami baru pulang ke rumah. Sebenarnya Syaikhan ingin mengajak nenek wawa dan kakek didi untuk menginap di rumah nenek (ibu saya), namun keinginannya belum terpenuhi. Akhirnya, Syaikhan dijanjikan bahwa keesokan paginya akan diajak jalan-jalan ke Senayan.
Minggu pagi, waktu menunjukkan baru pukul setengah enam, Syaikhan yang baru beberapa menit bangun langsung meminta mandi. Rupanya ingatan Syaikhan begitu tajam akan janji semalam. Maka saya dan Syaikhan pun mandi pagi-pagi.
Syaikhan begitu semangat, sampai-sampai kaos dan celana yang sejak dibelikan tidak mau dipakai, pagi itu Syaikhan tidak menolaknya sama sekali. Selanjutnya kami segera menuju rumah Nenek Wawa dan Kakek Didi.
Tiba di tujuan, keduanya masih repot dengan kegiatan bersih-bersih rumah. Akhirnya saya dan Syaikhan berangkat duluan menuju Senayan.
Minggu pagi itu adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di Senayan dan sekitarnya setelah SMA. Bagi Syaikhan itu adalah kali pertamanya.
Tak hanya pedagang makanan yang banyak, pedagang mainan pun cukup lumayan. Mainan yang diinginkan Syaikhan masih belum berubah, buble. Saya pun membelikan mainan tersebut seharga dua puluh ribu rupiah. Rezeki buat Syaikhan seperti yang saya sebutkan di sini meskipun bentuknya bukan ayam garing-garing atau kentang goreng.
Karena cairan bublenya tumpah, Syaikhan tidak begitu semangat untuk bermain lagi dan meminta pulang. Oh yah, sebelumnya Syaikhan meminta makan nasi kuning karena memang sebelum berangkat kami berdua belum sarapan. Tapi begitu ada kabar bahwa, Nenek Wawa dan Kakek Didi akan segera datang, Syaikhan bersedia menunggu.
Begitu Nenek Wawa dan Kakek Didi datang, Syaikhan bersemangat lagi untuk bermain.
Ketika kami mengelilingi GBK, Syaikhan meminta untuk dibelikan buble lagi, hanya saja bukan pistolnya yang berbentuk ikan, melainkan cairannya. Alhamdulillah, tak lama kemudian, saya menemukan pedagang tersebut. Harga untuk sekantong kecil cairan sabun itu hanya dua ribu rupiah. Tak lama kemudian, Syaikhan pun asyik bermain buble.
Sekitar pukul sembilan, kami pulang dan melanjutkan permainan di rumah.
Mungkin karena lelah, selepas zhuhur, saya dan Syaikhan tertidur hingga Ashar menjelang. Sorenya, kembali Syaikhan mengajak saya bermain buble.
Catatan Akhir Pekan Bersama Syaikhan Lainnya :
- Catatan Akhir Pekan Bersama Syaikhan [18-05-2014]
- Catatan Akhir Pekan Bersama Syaikhan [01-03-2014]
- Catatan Akhir Pekan Bersama Syaikhan [01-02-2014]
- Syaikhan’s Report
- Catatan Akhir Pekan Bersama Syaikhan [06-10-2012]
- Catatan Awal Pekan Bersama Syaikhan [17-09-2012]
- Catatan Akhir Pekan Bersama Syaikhan [09-09-2012]
- Catatan Akhir Pekan Bersama Syaikhan [01-09-2012]
- Catatan Akhir Pekan Bersama Syaikhan [24-06-2012]
- Libur Di Bukan Hari Libur
Pertamakzin
wah, selain blogger bang rifki juga vlogger ya. Keren. Kapan2 pengen juga ngevlog di yutup ah.
jyaaah…. kena lagi
oh… itu namanya vlogger yah… baru tahu istilahnya. terima kasih uda.sebenarnya hanya ingin mendokumentasikan tingkah laku dan perkembangan syaikhan…. alhamdulillah ada hp yang mendukung 🙂
Waaa… Serunya syaikhan berolahraga… Horeee…! Dapet bubble lagi 🙂
🙂
tembak abi syehaan.. pake buble
sering-sering olah raga, Syaikhan …biar badan segar dan sehat … he he he …
dari tempat itu saya mendapatkan sebuah ide dlm imajinasi saya…. xixixixixi
🙂
aaaaaaaaaaah…
pengennya, mas…….
Senangnya, Syaikhan :)Dulu waktu masih sering olahraga minggu pagi di komplek GBK, suka main tenis sendiri yg bolanya di-ikat dg benang 🙂
kemarin saya lihat ada yg main seperti itu, pak