Celoteh Syaikhan [21] : Angkot

Entah kenapa, Syaikhan sepertinya lebih senang naik angkot ketimbang naik taksi. Sepengetahuan saya, memang Syaikhan lebih banyak naik angkot daripada naik taksi. Mungkin itu salah satu penyebabnya. Tapi saya belum pernah melihat atau mendengar Syaikhan muntah ketika naik taksi seperti yang menjadi jawaban ketika Syaikhan ditanya kenapa tidak mau naik taksi.

Berawal ketika saya mulai menjemput Syaikhan di Depok dengan menggunakan kendaraan umum. Rencana semula, setelah menjemput Syaikhan, saya dan Syaikhan akan menggunakan Debora AC Depok – Kalideres yang ber-AC. Tapi sayang, ketika tiba di terminal Depok, bis yang ditunggu-tunggu tidak kunjung datang. AKhirnya saya dan Syaikhan naik Debora Depok – Lebak Bulus yang tidak ber-AC dan pastinya berdesak-desakan.

Saya berniat, jika nanti tiba di Lebak Bulus, saya akan naik taksi saja karena tidak tega melihat Syaikhan yang di bis Debora ikut berdesak-desakan. Tapi nyatanya, Syaikhan lebih memilih naik angkot. Cerita selengkapnya bisa dibaca di Petualangan Syaikhan Di Akhir Pekan.

Selanjutnya ketika saya mengajak Syaikhan ke kebun binatang. Syaikhan tidak mau naik motor atau naik taksi, malah memilih naik angkot. Saya dibuat kebingungan setelah tiba di Jl TB Simatupang karena sepengathuan saya, tidak ada angkot atau bis yang lewat perempatan kebun binatang. Kalau yang melewati tol, tentu ada.

Untunglah, setelah gagal membujuk Syaikhan naik taksi, Kopaja AC baru lewat. Ternyata, Kopaja jalur tersebut memang berakhir di kebun binatang. Alhamdulillah, Syaikhan akhirnya mau naik. Cerita bagian ini bisa dibaca dalam postingan yang berjudul Akhir Pekan Bersama Syaikhan di Kebun Binatang.

Terakhir adalah di awal tahun baru kemarin. Ketika kami berangkat ke Citraland memang menggunakan angkot. Namun ketika pulang, ada rencana untuk menggunakan jasa taksi. Tetapi nyatanya taksi tidak mau mengangkut lima orang penumpang sekaligus.

“Syaikhan mau naik taksi atau angkot?” Tanya saya untuk meyakinkan Nenek Wawa yang merasa kasihan jika Syaikhan harus naik angkot.

“Ancot aja, nda apa, Bi!” Jawabnya.

Detil ceritanya silahkan baca Catatan Akhir Pekan Bersama Syaikhan [Akhir dan Awal Tahun].

Semalam, sepulang dari minimarket untuk membeli keperluan Syaikhan, di atas motor Syaikhan melihat Mikrolet M09A.

“Bi, kok ada ancot?” Tanyanya.

“Ada. Kan angkot banyak,” jawab saya. “Ada yang biru. Ada yang …”

Syaikhan kemudian menyambung kalimat saya. “Ada yang melah, ada yang ijo, ada yang cuning, ada yang pink.”

“Iya,” saya menyetujui ucapan Syaikhan.

“Ada tipinya, Bi!” Ucap Syaikhan selanjutnya. “Kotak, ni… begini!” Sambil tangan Syaikhan menggambarkan bentuk televisi di dalam angkot.

“Emang Syaikhan pernah lihat tivi di angkot?”

“Pelnah! Nanti kalo Abi beli mobil, yang ada tipinya yah!”

“Iyah. Emang Syaikhan mau lihat apa?”

“Liat kambing (shaun the sheep)…. Nontonnya di belakang” jawab Syaikhan yang tidak bisa saya ingat semuanya.

---

Celoteh Syaikhan Lainnya :

• Celoteh Syaikhan [106] : Game yang Tak Cocok Buat Abi
• Celoteh Syaikhan [105] : Warna Laki-laki
• Celoteh Syaikhan [104] : Tukang Cukur Yang Sok Tahu
• Celoteh Syaikhan [103] : Nggak Ada TV Layar Lebar dan AC
• Celoteh Syaikhan [102] : Jangan Foto Terus, Bi!
• Celoteh Syaikhan [101] : Mengimbangi Abi
• Celoteh Syaikhan [100] : Naik Motor, Tidur, Jatuh
• Celoteh Syaikhan [99] : Abi Beneran Orang Kaya!
• Celoteh Syaikhan [98] : Abi Punya Pacar?
• Celoteh Syaikhan [97] : Bawa ke Sini Semuanya!