“Apanya yang bagaimana?” Tanya lelaki itu dengan nada malas.
“Ya prosesnya. Sudah ada lampu hijau nih!” Ucap sang kawan dengan wajah ceria.
Lelaki tersebut hanya menarik napas panjang.
“Keinginan untuk ke arah sana masih ada. Tapi, masih ada sesuatu yang mengganjal. Dan karena sesuatu itu, jiwa, pikiran, dan emosiku masih labil. Aku juga khawatir jika jalur yang kupilih sama seperti dulu, akan muncul lagi bayang-bayang kegagalan.”
“Lantas?” Tanya sang kawan.
“Sepertinya aku harus menunggu hingga kondisi jiwa dan pikiran, dan emosiku pulih dari luka yang pernah kuderita.”
“Sampai kapan?”
“Entahlah!”
insya Allah….
hmm… secepatnya… mungkin π
dulu saya pernah bikin postingan yang membandingkan cinta yang dimiliki oleh laki dan perempuan.cinta yg dimiliki perempuan ibarat kuku, semakin hari semakin tumbuh. ketika disakiti, maka kuku itu akan patah, tapi beberapa waktu kemudian, tumbuh lagi.cinta yang dimiliki lelaki, ibarat gunung, cenderung konstan, dan begitu disakiti… maka gunung itu akan meletus. selanjutnya tidak bisa lagi gunung itu membentuk dirinya seperti semula.wallahu a’lam.
pertanyaannya… colokin kabelnya ke mana?:P
masak sih? karena kalo melihat kanan kiri saya, istri yang ditinggal meninggal suaminya, memilh untuk bertahan dalam kesendirian, apalagi jika sudah memiliki anak. Sementara jika laki2 ditinggal meninggal istrinya, tak butuh lama untuk menikah lagi :-)).
apakah ketika suami atau istri itu meninggal? sang istri atau sang suami merasa disakiti hatinya?yang jelas… ini beda kasus dengan cerita di atas. kematian seseorang tidak menyakiti hati pasangan hidupnya.
kabel nya kan panjang.. kayak kipas angin di mesjid kan colokan ama kipas jauh ckckckck
*menghayal
iya sakit ditinggal pergi, bahkan untuk selamanya loh. Nah biasanya untuk “memulihkan” hati yang tadinya terisi satu-satunya, kemudian dipaksa menjadi kosong, itu gak gampang. Makanya itu jika ada yang cepat “bangkit” mendapatkan pengganti, saya salut dah π
berarti beda kasus dengan cerita lelaki di atas. jika sakit hati karena kematian, maka itu bukan kesengajaan dan tidak akan bisa dihindarkan. tapi kasus cerita di atas adalah sakit bukan karena pisah kematian, tapi sebab lain. dan berpisahnya dalam keadaan keduanya sama-sama hidup.
siapa tahu jodoh yang berikutnya adalah obat luka itu sendiri.. ihiiiy…
uhuuuuyyyy…. aamiin
Sepertinya ada trauma..
sesuatu yang menyakitkan atau tidak menyenangkan adakalanya menimbulkan trauma, mas π