Entah karena haus atau ingin mencari sesuatu untuk dimakan, saya membuka pintu kulkas. Tepat di rak paling atas, saya melihat sebuah benda berbentuk kotak seukuran permen kopi berwarna coklat. Sama persis.
Saya langsung mengira bahwa itu adalah permen atau coklat milik Syaikhan yang tidak habis dimakan.
“Makan… Jangan… Makan… Jangan…”
Perang di dalam hati dan pikiran saya terjadi antara keinginan untuk memakannya atau tidak. Kalau saya makan, saya khawatir nanti Syaikhan akan mencari permen atau coklatnya, dan ketika sudah tidak ada di tempatnya, Syaikhan akan menangis. Jika saya tidak memakannya, khawatir nantinya mubazir.
Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya saya memutuskan untuk mengambil dan memakan benda tersebut. Saya pun segera mengambilnya.
Keras. Begitu ibu jari dan telunjuk saya memegang benda tersebut. Dahulu, saya memang suka makan coklat yang telah disimpan beberapa lama di dalam kulkas hingga membeku. Lebih enak menurut saya.
Ketika benda itu akan saya masukkan ke dalam mulut, tiba-tiba hidung saya menangkap aroma lain.
“Rasanya, ada yang beda!”
Bukan aroma coklat atau permen. Tetapi…
Aroma terasi.
Alhamdulillah…. masih bisa terhindar dari nafsu yang menggoda.
Baca juga edisi sebelumnya :
[Rasanya Ada Yang Beda #1] : Hand Soap and Headset
[Rasanya Ada Yang Beda #2] : Motor Siapa Ini?
[Rasanya Ada Yang Beda #3] : Bengkuang dan Biji Mangga Muda
[Rasanya Ada Yang Beda #4] : Salah Hitung
[Rasanya Ada Yang Beda #5] : Salah Duga
[Rasanya Ada Yang Beda #6] : Tanpa Jaket
Rasanya ada yg pertamaxxx
hahaha……keduax
ketiaxxxx
wuahahaha ayo dimakan terasinya
*ngakak…..
ahaha…cium dulu sebelum masuk ke mulut, bang lain kali:P
hahahah kirain
kog bisa terasi disangka coklat?
lha enggak dibungkus mas terasinya, terdampar begitu aja di kulkas ? 😀
hahaha disambel aja klo gtu
enak?
next…
nggak jauh beda aromanya sama terasi 😀
hiks…. makasih, deh
😛
nah… itu kan sudah dicium dulu, makanya selamat deh 🙂
kirain apa, mbak?
penerangan di kulkas kan seadanya, mbak. udah gitu, bentuk dan ukurannya sama persis kaya permen rasa kopi itu lho.padahal biasanya, ukurannya kan lebih tebal gitu.
mungkin kemasannya sudah dibuka habis dipakai sama ibu, mbakxixixixixixi
nggak biasa bikin sambel 🙂
hihihi… emang bungkusnya spt coklat Mas ?
udah nggak ada bungkusnya, teh. makanya tertipu 🙂
pertanda-pertanda tuh…. segerakan….. :p
segera makan yang lain
bukaaaaaaaaaan…….. pura2 gak nyadar
kayanya nggak ada ngaitin postingan “Rasanya Ada yang beda” ke arah itu, cuma teteh doank…. jangan-jangan teteh yang pengen disegerakan:D
sorry ya aku mah masih blm memenuhi syarat berat badan. Gak mudeng ih segerakan apa… idiiih….
lah… yg ngomong aja nggak mudeng, apalagi yang diajak ngomong
:p
haus koq mencari sesuatu buat dimakan? haha
😀
di kalimat awal itu bukan begitu, mbak. coba dicek lagi 😛