Lelaki itu terlihat begitu menikmati roti berlapis keju dan taburan coklat mesis yang disajikan oleh sang istri. Lalu diteguknya segelas teh manis hangat yang mengiringi bagian terakhir roti yang masuk ke mulutnya.
Selepas sarapan pagi bersama, sang istri segera membersihkan meja makan, sementara sang lelaki bangkit dari kursinya lalu melangkah mendekati meja dapur di mana terdapat beberapa potong roti tawar yang masih terbungkus plastik, semangkok mentega, sebungkus coklat mesis, serta beberapa lembar keju yang juga masih terbungkus plastik. Tak lama kemudian, lelaki itu mengolesi sepotong roti dengan mentega, melapisinya dengan keju, serta menaburinya dengan coklat mesis.
“Sedang apa, Mas?” Tanya sang istri sambil membersihkan piring dan gelas yang kotor.
“Sedang membuat roti seperti yang kau buat untuk sarapan kita tadi. Aku akan membawanya,” jawab sang lelaki.
“Belum kenyang ya, Mas?” Tanya sang istri lagi.
“Sudah, kok.” Jawab lelaki itu singkat.
“Untuk makan di kantor?” Agak ragu sang istri menanyakan hal itu karena untuk makan siang, kantor tempat suaminya menyediakan katering.
“Tidak juga,” jawab lelaki. Kali ini sambil mengaduk dua gelas teh manis dan kemudian menuangkannya ke dalam plastik.
“Lalu untuk apa, Mas?”
Lelaki itu sudah selesai dengan apa yang dilakukannya.
“Niatnya, roti dan teh manis ini akan aku berikan kepada dua orang penyapu jalanan yang selalu kutemui dalam perjalananku ke kantor. Aku berpikir, meski hanya berupa roti dan teh manis, bisa mengganjal perut mereka yang mungkin sudah bekerja sebelum kita sarapan tadi. Bisa jadi mereka belum sarapan. Apa kau keberatan, Sayang?” Tanya lelaki itu dengan iringan senyum.
“Oh, tentu tidak, Mas. Mungkin besok, aku yang akan mempersiapkan roti dan teh manisnya, jadi Mas tinggal bawa.” Jawab sang istri.
*****
Lelaki itu melaju di atas motornya untuk menempuh jarak sekitar tiga puluh kilo meter dari rumah menuju kantornya. Dalam hati, dirinya berharap agar tidak terlambat sehingga bisa bertemu dengan dua orang berseragam oranye yang sedang menyapu jalanan yang sering kali dilihatnya.
hebaaat
Inspiratif. Lama g bkin sarapn menu roti 🙂
aahh baiknya.. bahagia deh tukang sapunya..
😀
beneran ada yg gini ga yaaaaa
baru sebatas angan, mbak 🙂
apalagi bisa berbagi 🙂
sepertinya begitu, mbak…. sayangnya saya belum mengalami langsung
🙂
ahaayyy jdi inget blm sarapan, #ngloyor nyarapan dulu ahh
dahulu saya punya keinginan seperti ini… nyatanya belum bisa terwujud. mudah2an bisa deh 🙂
wekssss…
Saya makan roti tadi pagi :)*pengumuman…
amin 🙂
bukannya oatmeal, mas?*nanya
kalau dulu…. jarak depok-jakarta, beberapa kali saya ngeliat para penyapu jalanan. tapi setelah pindah ke kebnon jeruk… sepertinya belum pernah… (atau mungkin terlewa)… yang banyak … joki 3 in 1
bagus…
pagi2 udah berbagi 🙂
makasih….
cuma berbagi angan-angan, mbak 🙂
subhanallah….
nice story…..
kereen ^^
istri yang hebat suami yang hebat … he he he …
🙂
tapi bukan kisah nyata 🙂
🙂
mari kita cari, kang xixixixixi
gak pernah kepikiran kayak gituberbagi 🙂
sholeh total ini mah
jd pengen roti
bener ya, di kasih penyapu jalan ya, jangan di kasih temen yg nebeng mobilnya ya 🙂
Mas, udah ada lagi nih perempuan pengisi “dapur” mas dengan Syaikhan? Turut bahagia selamanya ya, semoga upayanya menyenangkan penyapu jalanan membawa berkah dalam kehidupan mas bersama keluarga. 🙂
saya baru berangan-angan, po 🙂
nah…. maunya saya yang kaya gitu, mbakxixixixixixi
silahkan beli….xixixixixixi
@teh icho : rencananya begitu, teh.kan belum kejadian…. lagian nggak ada mobilnya… baru motor 🙂
@bunda : xixixixi….belum bunda…. tulisan ini hanya angan-angan, atau cita-cita…
Cita-cita yang baik dan mulia semoga segera diijabah. Amin.
@bunda : aamiin 🙂
ntar si jilbab kuning diminta nyiapin ya pak.. eeeea
coba ada fotonya roti, lebih berasa pastinyaeh tapi jangan ding, paling cuman bikin ngiler doanghehehehe
bisa begitu…. atau ngasihnya sama-sama…. eeeaaaa
makanya nggak pake foto*padahal nggak punya foto roti
suka bacanya
makasih