Selepas Maghrib…”Syaikhan, lihat handphone Abi, nggak?” Tanya saya kepada Syaikhan yang mengikuti saya masuk ke dalam kamar. “Abi mau ngaji.”
“Nda, Bi,” jawab Syaikhan.
Saya mencari handphone tersebut yang menurut perasaan, saya letakkan di atas tempat tidur. Saya mengangkat dua buah bantal yang ada di atas tempat tidur, berharap handphone saya ada di baliknya. Nyatanya, nihil!
“Buku Abi nda ada yah?” Tanya Syaikhan.
“Buku apa?” Saya balik bertanya.
“Buku kecil.”
Rupanya Syaikhan bertanya tentang Al-quran kecil milik saya.
“Di situ Abi nggak tandain bacaannya.” Saya coba menjelaskan kepada Syaikhan bahwa di Al-quran kecil itu tidak ada tanda bacaan saya sudah sampai di surat apa dan ayat berapa. Sejak saya memiliki handphone dan menginstal aplikasi Al-quran, maka di situlah saya membaca dan menandakan bacaaan saya.
Tak puas saya mencari di atas tempat tidur, saya mencari ke dalam tas dan saku celana yang saya kenakan ketika bekerja siang tadi. Tapi tetap saja, handphone saya tidak ditemukan.
Panik!
Jangan-jangan jatuh!
Jangan-jangan hilang!
Hiks…
Saya ambil handphone lama saya untuk menghubungi nomor di handphone yang raib itu. Tersambung. Tapi saya tidak mendeteksi di mana keberadaan handphone tersebut karena saya setting silence mode.
“Coba diinget-inget lagi. Dari tadi Mama nggak ngeliat Kiki ngeluarin HP. Pulang tadi kan langsung main sama Syaikhan.” Ucap ibu saya.
Di mana?
Ke mana?
Saya kemudian menelpon teman seruangan, barangkali ada yang belum pulang dan bisa dimintakan tolong untuk mengecek meja kerja saya. barangkali handphone saya tertinggal di sana.
Setelah menunggu teman tersebut mengecek meja kerja saya, hasilnya tetap sama. Handphone saya tidak ada.
Tambah panik!
Tiba-tiba adik saya keluar dari kamarnya.
“Di kamar kali. Tadi dengar suara ‘dukkk!’ gitu,” ucap adik saya sambil menaiki tempat tidur saya dan mencari ke sela-sela sempit antara tepat tidur dan tembok.
Saya pun ikut mencari di tempat yang sama. Di sela-sela yang sempit itu saya melihat sesuatu…
Dan ternyata itu handphone saya. Alhamdulillah…!!!
Rupanya perasaan saya tidak salah. Ketika saya pulang kerja, saya langsung masuk kamar, meletakkan tas, dan mengeluarkan handphone dari saku celana saya dan meletakkannya di atas kasur yang sepreinya masih rapi. Sepulang saya dari masjid, kondisi kasur sudah berantakan. Rupanya, Syaikhan habis bermain dan membuka sepreinya. Mungkin ketika itulah, hanphone saya terpental dan terjatuh di sela-sela antara tempat tidur dan tembok.
Baca Juga Seri Sebelumnya :
[Panik #1] Ada Yang Membobol Email
panik mulu’…
wah ide bagus tuh 😛
itungan ke-40 bang -_____-“
alhamdulillah.. masih rejeki mas
alhamdulillah ga ilang….
baru dua kali… xixixixixi
di googling aja… nanti muncul web koleksi nama-nama bagus
kirain 40 orang…. xixixixixixi
iya, teh 🙂
iya mas… masih rezeki saya 🙂
Oh, jadi ringtone baru HP abi bunyinya “dug…. dug……dug…….” gitu?
itu mah suara bedug bunda 🙂
barang2 kecil memang mudang terlupa, mending taruh di tas atau dimana gitu yang mudah diingat dan dilihat
udah kebiasaan sih mbak. cuma waktu kejadian, terpental aja ketika syaikhan lagi main. mungkin besok-besok harus dicari tempat lain