Perburuan Malam Ini

Seperti malam-malam sebelumnya, saya harus keluar dari tempat ‘persembunyian’ saya untuk melakukan perburuan. Perburuan untuk memenuhi salah satu kebutuhan primer saya, yaitu pangan alias makan.

Menginap di hotel, saya hanya mendapat jatah berupa sarapan. Sedangkan untuk makan siang dan malam, saya harus mencari makan di sekitar hotel. Hotel yang saya tempati kali ini tidak memiliki restoran. Seandainya pun ada restoran, saya juga akan berpikir belasan kali untuk menikmati menu di retsoran tersebut yang pastinya mahal.

Begitu saya keluar hotel, rintik gerimis sudah menyapa saya. Sepertinya sejak sore tadi gerimis hadir di sini. Untuk melindungi tubuh saya dari gerimis dan hawa dingin, saya mengenakan jaket warna hitam.

Jika malam-malam sebelumnya saya mengambil arah ke kanan begitu keluar dari hotel, kini saya mencoba untuk mengambil ke arah kiri. Saya ingin sesuatu yang hangat di malam yang dingin ini.

Warung pertama yang saya temui menyediakan nasi goreng dan capcay. Awalnya memang warung ini yang saya tuju, tetapi begitu saya melihat ada antrian pembeli meski hanya dua orang, saya pun membatalkan untuk masuk ke warung tersebut.

Warung kedua adalah warung tenda dengan menu yang biasa saya temukan, ayam goreng, pecel lele, dan burung dara. Sepertinya kurang hangat. Saya pun hanya melewatinya.

Warung ketiga, saya tidak begitu jelas memperhatikan menu apa yang disajikan di dalamnya.

Lalu tibalah saya di warung keempat. Sepertinya cocok. Hangat dan berkuah. Dan inilah hasil perburuan saya malam ini.

Sepertinya tidak bagus untuk dinikmati setiap malam, padahal saya suka dengan hangatnya.