
Sebelum berangkat tugas ke Bangkalan, saya berusaha mencari-cari informasi apakah ada teman seangkatan yang saya kenal dan ditugaskan di Bangkalan ini. Dari hasil ‘googling’, saya mendapatkan info bahwa ada satu orang teman seangkatan dan pernah juga duduk sekelas ketika kuliah di STAN.
Dari kawan saya inilah saya mendapatkan info mengenai angkutan yang bisa digunakan untuk menuju Bangkalan dari Bandara Juanda. Namun pada akhirnya, saya tidak menggunakan info tersebut sebagai acuan perjalanan menuju Bangkalan. Atas saran kawan saya itu juga, akhirnya saya meminta agar saya dan tim dijemput di Bandara, karena agak sulit untuk menggunakan angkot.
Dan ketika di hari mulai bertugas, saya pun bertemu dengan kawan saya tersebut. Tak hanya bertemu dengan kawan seangkatan, saya juga bertemu teman dengan dua orang ‘mantan’.
“Masnya dulu pernah ngajar di STAN yah?” Tanya seorang pegawai laki-laki kepada saya.
“Iya, pernah,” jawab saya.
“Saya pernah diajar dulu.” Ucapnya kemudian.
“Oh ya?”
“Iya, makanya pas ngeliat kayanya koq pernah kenal,” jelasnya.
“Dulu angkatan berapa?” Saya balik bertanya.
“2009,” jawabnya.
Lalu terjadilah pembicaraan dengan topik lain dan juga dengan beberapa pegawai yang lain.
Lain kemarin, lain hari ini. Ketika saya baru saja duduk di salah satu kursi, tiba-tiba seorang pegawai mendekati tempat duduk saya.
“Mas Rifki,” panggil pegawai perempuan berjilbab itu.
“Ya,” jawab saya.
“Dulu pernah ngajar DTSD II ya, Mas?” Tanyanya.
“Pernah,” jawab saya yakin.
“Pantas, makanya wajahnya familiar,” sambungnya.
“Ganteng ya, mbak?”
“Tahun berapa ya, mbak?”
“Tahun 2009, saya kelas B.”
Rupanya, ingatan si mbak itu cukup tajam.
Hanya itu percakapan yang terjadi. Syukurlah. Soalnya kalau percakapan menjadi panjang lebar, khawatir saya akan bertanya macam-macam semisal asli dari mana, tinggal di mana, nomor handphonenya berapa, akun di facebook atau twitter apa, sudah menikah belum, dan sebagainya.
wah, si Abang kurang berani …harusnya ditanya, Bang …siapa tahu dia punya adik perempuan juga, jadi bisa hiji ewang dengan sayahhhh … ha ha ha …*kabuuuuuurrrr … he he he …
haduwww….ini nih… malu bertanya sesat di kemudian hari :)))
mbookk yaaaa tanyaaaaaa “mba, nama lengkap siapa ada fb dan no.hp?”gt…jadi kan besok2 bisa ditelisik…cieeee
masak sih sedetail itu?xixixixi
5 π
kenapa dicoret…?? π
ati-ati ya kalau ketemu Mas Rifki, nanti ditanya2
lah… kalau dianya sudah nikah, tapi adiknya belum, cuma buat satu orang doank, kang.*itu juga kalau adiknya sudha besar… kalau adiknya masih SD?
asal nggak malu2in, mbak π
nama dan nomor induk pegawainya sudah saya pegang.*lihat daftar hadir pesertaxixixixixixi
suka terbawa suasana, mbak*halah
karena nggak saya ucapkan xixixixixi
perkuat pertahanan, jangan sampai terhipnotisxixixixixixi
ambil deh
Waaah..sudah ge-er duluan nih hihih…
xixixixixi…. itu cuma “dramatisasi” aja mbak
berkesan ya ketemu mantan, sampe di abadikan dalam tulisan judulnya: dari mantan turun ke tulisan :))
ga ada yg namanya mantan murid, dan mantan anak didik. adanya juga kalimantan#apa coba?
waaaaaaaah inspiratif… keknya kalau ada dinas ke mana gitu kudu googling juga nih… secara alumni kampus kita bener2 tersebar seantero Indonesia ya mas… *digarisbawahi yang kata tersebar huhuhu*
berkesan mbak…. karena masih ingat π
eh…. iya yah…. tapi kan judulnya pake tanda petik…. *ngeles
betul…. betul… betul…
Pernah main MP ya? Pantesan familiar wajahnya heheh
Mbaknya itu berjilbab kuning ga mas? :p
wah… sepertinya nggak pernah*salah orang
nggak, mbak.kalau kuning kayanya bakal saya ambil gambarnya…. xixixixixi
kirain ketemu mantan pacar π
bukan teh, kan pake tanda petik
mantap stan gitu..
Kirain ketemu sanak saudara yang dulu suka dikunjungi di Madura.
yang satu lulusan stan, satunya lagi penerimaan dari sarjana, mbak
bukan, bunda π
Kirain mantan apaaaa gitu :DWaduuuuh kang Hendra teh pengen juga satu heu..heu…heu…
heu heu heu …*tungkul … he he he …
bukan, teh…. π
kalo diquote ga kecoret =))
jadi jawabnya apa?