Awan hitam menghiasi langit di depanku. Rintik hujan kecil mulai melukis pola di kaca mobil yang kutumpangi dalam perjalanan kembali dari Bukittinggi ke Padang. Tiba-tiba kedua mataku menangkap sesuatu yang begitu indah. Garis lengkung yang terdiri dari beberapa warna di langit sebelah kiriku.”Neng, Abang lihat pelangi. Ada dua. Indah!”
Kukirimkan kalimat itu dalam bentuk pesan singkat kepada seorang perempuan yang kutinggalkan sejak empat hari yang lalu.
“Ah, Abang. Kalau cuma mau melihat pelangi aja, tiap hari juga bisa. Cukup Abang melihat ke mata Eneng, pasti di situ ada pelangi :-)”
Ah, perempuanku itu suka ngegombal juga rupanya. Seolah-olah tak mau kalah dengannya, aku pun mengirim SMS serupa.
“Neng, masih ingat nggak rumusan warna pelangi?” Kukirim SMS pertanyaan tersebut.
“Tahu dong! Mejikuhibiniu!” Kembali SMS masuk ke handphone dan langsung kubalas, “Sudah berubah, sekarang jadi mejikucintapadamu!”
*****
Kulihat sebuah air terjun yang berada di sisi kiri jalan yang sedang dilalui mobil yang kutumpangi. Rekan-rekan satu tim berinisiatif untuk mampir sebentar sebelum melanjutkan perjalanan ke Bukittinggi. Turun dari mobil kami langsung membeli tiket masuk area wisata tersebut. Sebelum menaiki anak tangga menuju air terjun, kuambil gambar pintu gerbang yang bertuliskan “Air Terjun Lembah Anai”. Lalu kukirimkan gambar tersebut kepada perempuanku.
Tak lama kemudian, sebuah SMS masuk darinya.
“Wah, Eneng pernah ke situ. Malahan sempat turun ke bawah air terjun. Nggak dalam koq, cuma setinggi paha. Kemudian Eneng beli durian di situ dan langsung makan di situ.”
“Hah! Eneng pernah ke sini?” Tanyaku penasaran.
“Iyah dulu waktu masih jadi mahasiswa. Ada acara di Kota Padang dan jalan-jalan ke situ.”
Aku baru mendengar cerita ini dari perempuanku. Memang, kami belum banyak berbagi cerita tentang masa lalu masing-masing. Wajar saja, jika mengingat aku dan dirinya barulah tiga bulan menjalani hidup sebagai sepasang suami istri.
Sesaat sebelum aku meninggalkan tempat itu, mataku tertuju kepada seorang penjual durian yang merupakan satu-satunya penjual durian di area air terjun. Jangan-jangan di sini perempuanku membeli dan menikmati durian seperti ceritanya tadi, begitu pikirku.
*****
“Eneng juga pernah ke situ!” SMS dari perempuanku kembali masuk setelah kukirim kabar bahwa aku sedang berada di Ngarai Sianok.
“Bahkan Eneng ketinggalan dompet di toko ketiga dari ujung ketika akan membeli oleh-oleh.” Cerita perempuanku di SMS berikutnya.
Dan ternyata memang benar, aku melihat banyak toko-toko yang berbaris yang menjual aneka souvenir, mulai dari gantungan kunci dan souvenir berukuran kecil lainnya hingga lukisan dengan berbagai ukuran. Mungkin di salah satu toko itulah, perempuanku secara tidak sengaja meninggalkan dompetnya, tiga tahun yang lalu.
*****
“Neng, tahu nggak, ternyata angka empat di jam gadang itu berbeda dengan angka romawi.” SMS itu kukirim kepada perempuanku ketika aku sudah berada di hadapan jam gadang, ikon Sumatera Barat. “Neng perhatiin nggak?” SMS lanjutan pun kukirim ketika mengerahui bahwa perempuanku juga sudah pernah berada di tempat yang sama dengan tempatku berdiri sekarang.
“Iyah. Garisnya empat kan? Bukan garis satu dengan huruf V?”
“Tahu kenapa?”
“Enggak tahu.”
*****
Tubuhku terasa cukup segar setelah mandi. Namun tak bertahan lama. Rasa letih membatku langsung merebahkan tubuhku di atas tempat tidur hotel. Kulihat jam di layar handphoneku yang menunjukkan pukul sepuluh malam.
“Neng!” Kukirim SMS kepada perempuanku.
Setelah sekian lama menunggu, tak ada SMS balasan darinya. Biasanya dirinya tak pernah lama membalas SMS dariku. Mungkin dirinya sudah tidur.
“Sudah tidurkah?” Kukirim SMS sekali lagi untuk meyakinkan bahwa dirinya memang sudah tertidur sehingga tidak menjawab SMS-ku.
Masih tidak ada jawaban setelah kumenunggu beberapa lama. Perempuanku sudah tidur. Kukirim SMS terakhir malam itu…
”
*Betulin selimut Eneng supaya tetep hangat*
*Usap-usap kepala Eneng*
*Bikin di telinga kanan : Mungkin nanti Abang akan ajak Eneng untuk bulan madu ke Lembah Anai, Ngarai Sianok, dan Jam gadang, sambil menikmati pelangi di Bukittinggi*
*masuk ke dalam selimut, peluk Eneng dari belakang*
”
—————–
ilustrasi gambar dikombinasikan dari album : jam gadang, ngarai sianok, dan pelangi di bukittinggi
pelangi di jam gadangnya keren Ki….
makasih, uni.tadinya mau tambahin air terjunnya… tapi nggak ada ide naronya di mana
Eneng khabisan pulsa tuh om :p
iya tuh..abis pulsa hahaha
wah jam gadang yg oke banget, cuma sering lihat di tv.
Cantik pelanginya, pinteran motretnya π
enengnya suka dipeluk dari belakang ya? π
yaaaa…. fiksi… kirain beneran…
nggak… ketiduran… *ngotot…. xixixixixi
kan setelah kirim 10 SMS, dapat bonus 100 SMS, mbak.jadi kalau pulsa habis… tetep bsia SMS-an.ceritanya juga kan paket internetan, jadi bisa chat kalau nggak bisa SMS-anxixixixixixi
saya sudah ngeliat langsung :)*pamer
kalau gambar yang di sini, hasil editan saya teh… tiga foto dari album yang sama sebutin di akhir tulisan, saya edit jadi seperti di atas
kan ceritanya baru tiga bulan, mas. masih malu2 kalau peluk dari depan…. xixixixixixi
xixixixixi…. baru fiksi aja, mbak
Hahaha asal gombalnya jangan ky pelangi, cepat lenyap.. π
ha ha ha …untunglah ada bonus 100 sms ke si Eneng … he he he …
ya… semuanya tergantung kedua tokoh di dalam cerita itu π
lumayan, kang π
Bukit Tinggi memang indah, apalagi ada pelangi.Makanya si Abang dan si Eneng jadi romantis π
Uhuuuy…. si abang romantis juga π
belakangnya jam gadang emang pemandangan lembah gitu ya?kog kayak ngarai sianok? agak ga yakin, dah lama ga kesana
betul betul betul π
maklum teh, ceritanya kan pengantin baru…. xixixixixi
jelas bukan, mbak.di bawah tulisan ada penjelasan bahwa gambar di atas itu menggabungkan foto-foto yang ada di tiga album foto terakhir saya.karena di ceritanya menceritakan tiga tempat, yaitu jam gadang, ngarai sianok, dan pelangi, maka ketiga gambar tersebut saya edit dan saya jadikan satu, jadi intinya, ilustrasi gambar pada tulisan ini bukan foto sebenarnya, tapi hasil editan saya π
pelanginya double tuh..jam setengah dua lewat ya kesana..
gambarnya itu bagi yang pernah ke sana keliatan ndak asli hehehehetapi jadinya kalau ada beneran keren pula ya…maklum sih si Eneng yang jadi inspirasinya sih ya hehehehe
Baguuuuus… Heu heu heu…
iya, mbak…. sekitar jam segitu.pelanginya memang ada dua di langit, mbak
jelas…. makanya saya buat keterangan sedikit di akhirnya. jika kurang jelas, mungkin saya jelaskan di postingan khusus π
makasih π
abiss pulsaaaaaa*ngenyel
baru sms 9 biji ituh om si neng…trus pulsanya habis…gak bisa bales deh dia…warung tetangga udah tutup semuamandiri ebangking errorklik bca maintenance=))
ya…. terserah yang baca deh.*ngalah
bisa chat di gtalkxixixixixi
wkwkwkmaapken kk*kabooorrrr
-__-‘ kan ngomonginnya sms tuh tuh tuh tuh
*ikeeeeet
iyah… SMS pake pulsa telepon. kalau habis, bisa pake paket internetan π
kota yang sama yang menghancurkan hatiku… π
http://catatanie.wordpress.com/2013/09/17/tak-kupenuhi-janjiku/
he he he he…
itu diilhami kisah nyata atau kisah nyata beneran?
kisah nyata.. π
Oowhhhh….