Catatan Akhir Pekan Bersama Syaikhan [01-09-2012]

Jumat, 31-08-2012, Selepas Ashar
Saya memilih salah satu nomor yang sudah tersimpan lama di dalam handphone saya. Nomor eyangnya Syaikhan. Lalu saya menghubungi nomor tersebut dengan harapan bisa bicara dengan Syaikhan. Saya berharap Syaikhan mau bicara dengan saya, tidak seperti kejadian sebelumnya yang membuat hati saya galau.Ternyata saat saya hubungi, eyangnya Syaikhan sedang berada di luar rumah dan tidak bersama Syaikhan. Itu artinya Saya harus menelepon Syaikhan beberapa saat lagi.

Selang beberapa waktu kemudian, handphone saya berbunyi. Rupanya, Eyangnya Syaikhan menelpon dan meminta saya menelpon balik.

“Assalamu ‘alaikum,” ucap saya membuka pembicaraan di telepon.

“Kum salam,” suara Syaikhan menjawab salam saya daru ujung telepon.

“Syaikhan lagi di mana?”

“Di rumah.”

“Hari sabtu Abi main ke Depok, mau ketemu Syaikhan.”

“Hari Rabu?”

“Bukan, hari sabtu. Besok.”

“Iyah.”

“Besok, Syaikhan nggak pergi ke mana-mana kan?”

“Nda, Bi.”

“Abi mau ajak Syaikhan jalan-jalan, mau?”

“Ama Ummi?”

“Nggak, Abi sama Syaikhan aja.”

“Ummi diajak, deh!”

“Syaikhan kan udah sering jalan sama ummi, besok sama Abi aja. Mau?”

“Iya. Mau.”

Sabtu, 01-09-2012, pagi hari

Saya berangkat ke Depok lebih pagi daripada ketika menjemput Syaikhan sebelum-sebelumnya. Saya begitu bersemangat. Tak lupa, helm untuk Syaikhan saya persiapkan di dalam tas. Sudah terbayang bahwa saya akan menikmati hari sabtu bersama Syaikhan. Soal tempat mungkin nanti saya tawarkan kepada Syaikhan, apakah Detos, Margo, atau Kebun Binatang. Saya lebih suka Kebun Binatang. Sudah ada di dalam bayangan saya bahwa di sana Syaikhan pasti akan minta dibelikan mainan buble.

Tiba di Depok, rupanya Syaikhan belum bangun. Saya menunggu Syaikhan bangun dan mandi.

Setelah menunggu beberapa waktu, yang menurut saya cukup lama, Syaikhan akhirnya datang dengan mengenakan kaos tim AC Milan dengan nama PIRLO di punggungnya dan membawa buku mewarnai beserta spidol.

Sekelebat info : AC Milan telah menjual Pirlo ke Juventus tahun lalu.

Karen baru bangun, tentunya Syaikhan belum sarapan. Sambil mewarnai buku, Syaikhan disuapi keju oleh Umminya.

“Syaikhan, Abi mau ajak jalan-jalan. Mau?” Saya mengulang pertanyaan di telepon kemarin.

“Ndak mau, Bi.”

Hiks…. Ternyata jawaban Syaikhan berubah.

“Emangnya kenapa nggak mau?”

“Cape, Bi.”

“Emang Syaikhan habis pergi ke mana?”

“Di rumah aja.”

Saya tidak memperpanjang dialog tentang mengajak Syaikhan pergi. Saya tidak mau memaksa Syaikhan untuk mengikuti kemauan saya.

Selesai dengan keju, Syaikhan disuapi buah apel. Saat itu Syaikhan sedang asyik bermain dengan saya, mendirikan dan menjatuhkan mainan berupa batman, superman, sipderman, dan power rangers. Saya ikut menyuapi Syaikhan. Kami mulai tertawa-tawa saat itu.

Selanjutnya, Syaikhan memutar film Power Rangers atau tepatnya Time Rangers. Kami pun merubah posisi duduk yang tadinya di atas lantai menjadi di atas sofa.

Sambil menyaksikan film tersebut, saya lanjutkan menyuapi Syaikhan. Sepotong demi sepotong apel tersebut masuk ke mulut Syaikhan sambil saya bertanya-tanya seputar film yang kami tonton. Hingga akhirnya, potongan apel tersebut habis.

Selanjutnya adalah sarapan pagi yang mungkin sudah kesiangan. Umminya menyuapi Syaikhan. Baru satu suap, Syaikhan memuntahkan nasi di mulutnya.

“Nda enak,” ucap Syaikhan.

Umminya bangkit menuju dapur, mungkin untuk mencari lauk lain.

Saya berinisiatif mengambil mangkuk nasi Syaikhan.

“Abi yang suapin yah?”

“Iya. Tapi kecil-kecil aja, Bi.”

Saya langsung menyuapi Syaikhan dan Syaikhan pun mau. Meski sempat terhenti sejenak karena Syaikhan tidak mau dengan menu awal, akhirnya nasi itu habis juga setelah lauknya diganti. Senang rasanya saya bisa menyuapi Syaikhan, sesuatu yang sudah tidak pernah saya lakukan selama hampir dua bulan terakhir.

Di sela-sela waktu makan itu, Syaikhan mengambil buku cerita tentang Nabi Muhammad dan para sahabat. Syaikhan meminta saya membacakannya sambil menyuapinya makan. Dua buah kisah sempat saya bacakan untuk Syaikhan.

Selesai sarapan, kami bermain dengan handphone. Kali ini saya menunjukkan aplikasi seperti paint di PC di mana Syaikhan bisa mencorat-coret dengan jarinya. Syaikhan senang sekali dengan aplikasi Picarts tersebut. Apalagi ketika saya menjadikan foto kami berdua di atas sebagai dasar atau kanvas yang bisa dicorat-coret atau ditutupi dengan gambar segitiga, kotak, dan lingkaran aneka warna.

“Syehan mau henpon ini!” Ucap Syaikhan pelan di akhir permainan karena saya mau pamit pulang sekitar sepuluh menit sebelum zhuhur.

“Ya nanti kalau Abi ke sini lagi, yah.”

*******

ada gurat
yang terlihat
memberi isyarat
akan makna yang tersurat
semoga hanya karena lelah sesaat
bukan kepedihan tanpa sekat

*******

Abi sayang Syaikhan….

52 respons untuk ‘Catatan Akhir Pekan Bersama Syaikhan [01-09-2012]’

  1. jampang September 1, 2012 / 00:00

    0cta said: hedeh…1 episode sedih lg dari sebuah “perpisahan”

    ya…. harus dijalanin, kak

Tinggalkan jejak anda di sini....

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s