Tiba di depan rumah eyangnya Syaikhan, saya mendengar teriakan Syaikhan dari dalam rumah.
“Abi datang! Abi datang!”
Betapa senangnya saya mendengar teriakan Syaikhan itu.Teriakan itu memang sudah lama saya tidak dengar lagi setelah Syaikhan tidak tinggal bersama saya karena sudah sekolah. Dahulu, setidaknya saya mendengar teriakan Syaikhan itu sekali dalam sehari. Teriakan itu menyambut kepulangan saya dari kantor. Dari lantai dua, Syaikhan memanggil saya, “Abi… Abi…!” sambil menampakkan wajahnya melalui daun jendela yang terbuka dengan kedua mata menatap saya yang sedang memarkirkan motor atau sedang melangkah menuju pintu masuk.
Panggilan Syaikhan itu pernah saya lebih sering setiap harinya ketika Syaikhan tinggal bersama saya seperti yang pernah saya ceritakan dalam tulisan yang berjudul [Syukur#3] Abi…! Abi…! Tak Hanya Sekali
“Abi masuk!” Ucap Syaikhan ketika melihat saya sudah berada di depan pintu rumah.
“Syehan lagi makan, Bi!” Ucapnya lagi.
Saya pun menunggu Syaikhan menyelesaikan sarapannya sambil ngobrol dengan kedua eyangnya.
Setelah Syaikhan selesai sarapan dan ingin mandi, saya memanggilnya untuk memeluk dan menciumnya sebentar. Syaikhan pun mendekati saya dan langsung saya peluk dan cium. Syaikhan kemudian mandi dan saya kembali ngobrol dengan kedua eyangnya.
Setelah selesai mandi, Syaikhan yang datang dengan mengenakan kostum Batman, lengkap dengan topeng dan sayapnya, langsung “menyerang” saya. Kami “berkelahi” beberapa saat.
Selanjutnya saya meminta Syaikhan meminta membuka topengnya untuk kemudian kami berdua bermain mobil-mobilan dan mainan semacam lego. Syaikhan menikmati permainan sederhana itu. Ada tawa lepas Syaikhan yang saya dengar saat kami main bersama.
Puas dengan kedua jenis permainan itu, saya mengajak Syaikhan beristirahat sambil memainkan handphone saya seperti pertemuan sebelumnya.
“Bi, Syehan mau hanphone ini!” pinta Syaikhan merajuk.
Tentu saja permintaan itu tidak saya kabulkan.
“Kalau Syaikhan mau handphone kaya gini, Syaikhan nabung dulu, Syaikhan kerja dulu!” ucap saya.
Syaikhan sepertinya tidak menerima jawaban saya tersebut. Wajahnya langsung berubah.
“Kalau Syaikhan mau, Abi pinjamin aja kalau Abi datang ke sini yah.”
Syaikhan tidak setuju dan kemudian meninggalkan saya.
“Syaikhan mau ke mana?” Tanya saya. Saya berpikir Syaikhan ngambek.
“Mau ambil pedang-pedangan. Katanya mau main berantem-beranteman.” Jawab Syaikhan.
Ya, saya memang mengajak Syaikhan untuk bermain berantem-beranteman sebelumnya. Namun saat itu adzan Zhuhur sudah berkumandang.
“Tapi sebentar aja yah!”
“Nda mau sebentar. Maunya yang lama!”
Hiks… Syaikhan masih mau bermain bersama saya. Akhirnya kami bermain pedang-pedangan, hingga akhirnya saya kalah dan Syaikhan mengizinkan saya shalat.
“Shalat di sini aja!” Pintanya.
“Kalau cowo kan shalatnya di masjid!” Jawab saya.
“Abi shalat dulu, nanti habis shalat Abi datang lagi ke sini,” ucap saya selanjutnya.
Ternyata, setelah adzan Syaikhan punya acara selepas Zhuhur.
ni om pinjemin HP om, Nokia 3210 😀
Hampir sama kelakuannya ama Archard kalau ketemu Wofit.. Pasti teriak Nofit datang.. Nofit datang.. Trus ngajak berantem2an deh.. Hadeeuh anak laki2 emang gt ya
So, how's the plan going?Best of luck, my friend.
syaikhan diajak ke mesjid juga mas? 🙂
wah ijoijo ternyata, lama gak berkunjung ;d
kostum batman nya keren..
Belum diajak nginep di rumah nenek abi lagi ya syehan..lama ga liat fotonya, kayanya rambutnya jadi gondrong ya sekarang 🙂
Ikut bahagia ya nak, meski cuma sesaat! Nggak ada yang berubah dari seorang Syaikhan rupanya bi!
nda… maunya yg layar sentuh… 🙂
mungkin begitu, teh. aktif
meski tidak 100% sesuai rencana, tapi cukuplah untuk mnikmati suasana yg ada
enggak karena saya dari masjid langsung pulang
diubah ke standar, mbak. supaya link di bawah HS muncul 🙂
makasih, mbak
belum mbak :-(udah agak panjang rambutnya
iya bunda…. makasih….