Labbaik Allahumma Labbaik
Labbaika laa syarika laka labbaik
Innal hamda wan ni’mata laka wal mulka laa syarika laka
************
Bulan Dzulhijjah atau di beberapa dareah dikenal dengan sebutan bulan haji akan segera datang. Pelaksanaan ibadah yang merupakan rukun isla kelima akan segera dimulai. Berbeda dengan ibadah lain seperti shalat dan puasa yang bisa dilakukan secara gratis dan saat waktunya datang semua ummat muslim bisa melaksanakannya, namun tidak demikian dengan ibadah haji.
Melaksanakan ibadah haji hanya diwajibkan bagi muslim yang mampu. Mampu dalam segala hal, tenaga, biaya, ilmu, waktu, dan sebagainya. Maka jangan heran, jika seseorang mendaftarkan haji saat ini, hampir mustahil jika dirinya bisa menunaikan ibadah haji tahun ini juga.
Bulan Oktober 2011, alhamdulillah, tabungan haji kedua orang tua saya sudah melebihi jumah setoran awal untuk bisa mendapatkan porsi haji yaitu sebesar 25 juta rupiah. Setelah melengkapi segala persyaratan dan prosedur, maka pada 7 Oktober, kedua orang tua saya mendaftar ke Kantor Wilayah Kementerian Agama Jakarta Barat dan menerima Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH).
2018, adalah tahun perkiraan keberangkatan untuk nomor porsi yang diterima oleh kedua orang tua saya. Sekitar tujuh tahun, waktu yang diperlukan untuk mendapat giliran berangkat ke tanah suci.
Dalam proses penyetoran awal biaya haji ini, ada satu pertanyaan yang muncul dalam benak saya mengenai setoran awal yang berjumlah 25 juta rupiah yang sudah ditransfer oleh bank tempat kedua orang tua saya membuka rekening haji ke rekening Kementerian Agama. Akan diapakan uang tersebut? Bagaimana pengelolaannya?
Entah pas atau tidak jika saya menganalogikan uang 25 juta tersebut dengan uang yang saya depositokan, misalnya. Saya pernah mendepositokan uang sejumah 10 juta rupiah di sebuah bank Syariah dengan jangka waktu 6 bulan. Belum genap setahun, deposito tersebut saya cairkan dan saya mendapat bagi hasil sebesar kurang lebih 400 ribu rupiah. Jumlah tersebut setelah dipotong pinalty karena saya mencairkan sebelum tanggal jatuh tempo.
Jika uang setoran awal haji yang berjumlah 25 juta rupiah tersebut mengendap dalam sebuah rekening. Logikanya, pasti akan mendapatkan bagi hasil seperti uang yang saya depositokan. Entah bagi hasilnya dalam persentase yang sama atau beda, tergantung bank dan mungkin jenis rekening yang digunakan oleh Kementerian Agama.
Anggaplah dengan hitungan kasar, uang 10 juta yang didepositokan selama satu tahun mendapatkan bagi hasil 500 ribu rupiah. Maka uang sebesar 25 juta rupiah akan mendapatkan bagi hasil sekitar 1.250.000 selama satu tahun. Lalu jika kedua orang tua saya harus menunggu selama kurang lebih tujuh tahun, maka pada tahun ketujuh, bagi hasil yang seharusnya diperoleh kedua orang tua saya, masing-masing sebesar 8.750.000.
Jadi, seandainya biaya pelaksanaan ibadah haji tahun 2018 sebesar 40 juta rupiah, maka kekurangan yang harus disetor oleh kedua orang tua saya adalah 40 juta – 25 juta (setoran awal) – 8,75 juta (bagi hasil) = 6,25 juta.
Benarkah demikian? Saya kurang tahu karena untuk membuktikannya saya haru menunggu sekitar tujuh tahun lagi.
Atau mungkin ada yang bisa berbagi tentang permasalahan ini, silahkan. Saya akan senang sekali.
************
Dana Abadi Umat
Dana Abadi Umat (DAU; dahulu bernama Dana ONH Indonesia) adalah dana yang dikumpulkan pemerintah Indonesia dan diperoleh dari hasil efisiensi biaya penyelenggaraan ibadah haji dan dari sumber lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Apakah yang dimaksud dengan “sumber lain sesuai dengan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku” termasuk dalam bentuk bagi hasil dari setoran awal para calon jamaah haji yang sebesar 25 juta itu? Jika demikian, adakah semacam akad yang mengisyaratkan kerelaan dari para calon jamaah haji dalam hal penggunaan bagi hasil tersebut?
Salah satu pemanfaatan DAU tersebut adalah untuk pembangunan masjid, sebagaimana yang dijelaskan oleh Menteri Agama, Suryadharma Ali.
“Kalau aturan sudah selesai, maka DAU bermanfaat untuk masyarakat itu sendiri, yakni dalam bentuk pembangunan masjid. Insya-Allah, dari DAU ini bisa seratus lebih masjid per tahun,” katanya. sumber http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/02/26/lzzjtr-menag-dana-abadi-umat-bukan-dikorup-tapi-untuk-bangun-masjid
************
Labbaik Allahumma Labbaik
Labbaika laa syarika laka labbaik
Innal hamda wan ni’mata laka wal mulka laa syarika laka
Alunan kalimat itu terdengar dari speaker handphoneku. Syahdu. Mengundang rindu. Dan dada ini pun bergetar. Sepertinya, perempuanku pun ikut merasakan.
Perempuanku mengalungkan kedua lengannya ditubuhku. Telinga kanannya tepat berada di dadaku.
Suaranya sedikit bergetar. “Bang, Aku ingin ke sana bersama Abang.”
hff, pengen haji lama jg ya ngantrinya 😐
Ikut nunggu jawaban dari yang mengerti :)*semoga dimudahkan ya urusan haji orang tuanya mas rifki*
yang penting niat dan buka tabungan aja dulu mas.*ternyata tabungan haji saya sudah ditutup dan belum buka lagi …. hiksss*
*ikutan nunggu*makasih doanya mbak
iya, saya niat dulu kalo begitumudah2an sudah dicatat pahala
aiiih
*ikutan nunggu juga sampe 2018* 😀
Labbaik Allahumma LabbaikLabbaika laa syarika laka labbaikInnal hamda wan ni’mata laka wal mulka laa syarika lakaLabbaik Allahumma LabbaikLabbaika laa syarika laka labbaikInnal hamda wan ni’mata laka wal mulka laa syarika laka
Labbaik Allahumma LabbaikLabbaika laa syarika laka labbaikInnal hamda wan ni’mata laka wal mulka laa syarika laka
mbak indri udah hajah, ndak pake ngantri pula alhamdulillaah
belum buka tabungan haji untuk emak. 😦
aamiin…. buat yang belum, niatnya wajib…. xixixixixixi
romantis yah?xixixixixixi
sudah daftar juga, mas?atau nungggu info dari pertanyaan di atas?
siapp.. mudah2an saya dan keluarga dimudahkan naik haji kelak, aamiinAllahumma yassirlanaa umuronaa
hikss……
senangnyaaaa….
insya Allah, bisa mbak 🙂
aamiiiiiin
pengen euy, tp binun nih mana yg gw duluin
antara apa dengan apa, uni?
antara haji & rumah, sama2 butuh biaya gede
mending ditarik saja.. dan ikut haji plusplus deh ga perlu nunggu sampe 2018.. dan bisa deposito? pusing urusan haji gini patgulipat..
ga ada bagi hasil kayakna mas, yang disetor ya tetap kurangnya. Tabungan qta tetap 25 juta, ga nambah2 tuh. Ga tau juga sih, asal ngomong saya nih :pKami juga lagi mikir nih, mana efektifnya setor 25 juta dan didiamkan selama 11 tahun (di kaltim antriannya sampai 11 tahun) atau uangnya dibelikan emas aja. Jangan2 di tahun ke 5 nilai emas terus naik dan bisa berangkat haji plus. hehehe….Benar ya mas yang penting niat dan ikhtiar juga. Semangats…Undang kami semua yang di sini ya Allah….
mupengnya bisa naik haji sebelum umur 40 tahun, jd masih mudah, seger, fit. InsyaAllah….*ngembangin bisnis sik
yang saya tau dr mertua saya ( belaiu pembimbim ibadah haji) , katanya nanti uang bagi hasil itu akan dimasukkan kedalam faktor penambah ongkos naek haji. Misalnya ONH tahun 2018 Rp. 40 juta, dan uang bagi hasil slm 7 tahun dapet 10 juta. Jadi nanti total yg dibayar pd thn 2018 adalah 40 juta – 25 juta- 10 juta = Rp. 5jt. Begicu katanya.. Tp entahlah kenyataan dilapangannya kaya gimana
mudah2an dua-duanya bisa terpenuhi, uni.
di negara entah apa namanya, saya pernah baca, fasilitas plus ini dilarang, mbak.biasanya juga, orang-orang tua pinginnya yg biasa supaya ibadahnya di sana lebih banyak. tapi…. entahlah…
*manggut2*iya mbak…. niat dulu aja. insya Allah bisa berangkat.aamiin
syukurlah kalau begitu. kalau beliau pembimbing haji, berarti begitu di.lapangan donk, teh 🙂
Saya ngoboi aja hajian tahun ini.. akhirnya diakhiri dengan ngoboi..
kalau tak ada halangan, InsyaAllah bisa mendaftarkan haji mertua awal tahun depan..utk selanjutnya semoga dimudahkan kami juga bisa mendaftar (menurut perhitungan kami) di akhir tahun 2014, dan tahun selanjutnya bisa mendaftarkan orangtua saya..7 tahun ya antrinya..hiks..selalu terharu mendengar kabar yang mau berangkat haii..*semoga imajinasinya di paragraf bawah segera menjadi kenyataan ya..qqqq
yg penting sampe 🙂
Iya… saatnya berpetualang.. membelah gurun menemani matahari
ikut mengaminkan….dan makasih doanya…
pasti seru 🙂
masih mau lagi, hiksantri pun tak apa
yang sudah pergi pasti merasa rindu untuk kembali
panjang bener ya antriannya… semoga masih diberi kesempatan menunggu antrian. aminnn…
Insya Allah ada rezeki buat kita untuk pergi ke sana. Aamiin.
insya ALLAH yg usianya lanjut didahulukan 🙂
Iya. Kebijakannya seperti itu.
di tv one pak anggito abimanyu pernah bilang kalau uang tsb akan diinvestasikan.hasil investasi akan dijadikan sbg penambah kekurangan onh pd saat berangkat. jadi kalau misalnya saat berangkat kita mesti nambah sekian juta rupiah, angka tsb setelah dikurangi dari hasil investasi. btw di banten antrian udah 8tahun nih, kebagian ga ya…?
kalau begitu, alhamdulillah.
insya Allah kebagian, uni. bismillah…