Tak ada kebersamaan di akhir pekan ini karena saya tidak bertemu Syaikhan. Saya sedang bertugas di Meulaboh hingga beberapa hari ke depan.
Sedikit mendung. Begitu langit yang yang saya lihat sore ini di pantai Meulaboh. Tak ada sunset yang bisa saya lihat. Berbeda dengan senja senja kemarin ketika saya bisa menikmati pergeseran letak matahari hingga tenggelam di balik laut.
Setelah merasakan pasir pantai dengan kaki telanjang, setelah merasakan sapaan ombak yang menepi, saya melangkah menjauh tepi pantai agar deru ombak tidak mengganggu pembicaraan saya dengan Syaikhan yang sebentar lagi akan saya lakukan.
Alangkah senangnya ketika mendengar suaranya mendekat ke ujung telepon di seberang sana.
“Assalaamu ‘alaikum. Syaikhan lagi di mana? Lagi ngapain?”
Pertanyaan standar yang selalu mengawali setiap pembicaraan saya dengan Syaikhan di telepon. Tapi kali ini, saya tidak bisa mengucapkan kalimat salam dan pertanyaan itu. Yang saya dapati adalah kabar bahwa Syaikhan sudah tidak lagi gelisah, tidak lagi susah diatur, sudah tenang. Syukurlah. Alhamdulillah.
Mungkin belum waktunya saya berbicara lagi dengan Syaikhan meski keinginan di hati ini begitu besar. Mungkin saya hanya bisa menitipkan rindu ini…
kepada ombak
kutitip gelora rindu
yang bergejolak
seiring perjalanan sang waktu
kepada angin
kutitip sapa
penghapus rasa dingin
di dalam dada
kepada pasir
kutitip sayang
yang tetap mengalir
meski tak beradu pandang
kepada awan
kutitip pelukan
yang menghangatkan
hatiku dan syaikhan
karena abi sayang syaikhan
Hiks…. terharu…
mohon doanya aja untuk yang terbaik bagi syaikhan, mbak
Insya Allah…
makasih, mbak
Smg yg rindu lekas dipertemukan. Sdg di Aceh rupanya Ɣǻ mas.
@ InoInooo, katanya mau dateng kopdar di rmhku, boong ah 😦
@teh winny : iya teh. makasih.
Afwan, Teh Winny… Bukan bo'ong… Ada sesuatu yang menyebabkan saya tidak jadi berangkat. Tadinya, saya memang berencana kesana. Tapi apa daya… Rencana tinggal lah rencana….
@ InoIya gapapa såyåήg. *sambil meres airmata pk kanebo*
*peluk Teteh*
*peluk Ino jg*
T_T
😦
belum tentu juga, mbak….. 😦
semoga, teh
ketemu laginya belum tahu kapan, kak.
besok mau melihat pantai di sepanjang jalan meulaboh – banda aceh, kak. insya Allah
apa ya yg ada dalam hati syaikhan ketika dia dikatakan susah diatur itu??
sabar ya mas rifki…sebuah cinta yg tulus, ga pernah salah tuju kok..akan terasa oleh orangnya..
entahlah mbak.
makasih, mbak
Setuju.. Sebuah cinta yang tulus akan lebih terasa, terutama oleh anak2. *udh berkali-kali ngalami
iya, teh
Yang sabar yah, Mas. InsyaAllah dipertemukan kembali. 🙂
iya mbak. makasih 🙂