Kupi

Malam itu, saya dan tiga orang teman mendatangi sebuah warung kopi yang tak jauh dari hotel tempat kami menginap di Meulaboh.  Sambil menanti siaran langsung pertandingan sepak bola liga Inggris antara Chelsea melawan Norwich, kami memesan minuman yang ada di daftar menu yang kebanyakan berupa kopi dan teh. Teman-teman saya memesan kopi dengan berbagai campurannya seperto susu dan telur atau kopi saja alias kopi tubruk yang cara penyajiannya dengan posisi cangkir terbalik dan meminumnya menggunakan sedotan. Sementara saya memesan teh susu telur.Sambil menyaksikan pertandingan dan menikmati minuman pesanan, saya mengakses wifi yang disediakan oleh warung kopi. Karena membutuhkan user dan password, saya langsung bertanya kepada salah seorang pelayan yang langsung dijawab. Saya pun mengetik user dan password tersebut.

user : tukopi
password : komunitastukopi

*klik tombol OK*

Gagal!

Penasaran, saya tanya lagi kepada pelayan yang lain sambil menunjukkan penulisan user dan password yang saya input sebelumnya.

Ternyata saya salah dengar.

“Nggak ada itu kopi, Bang. Adanya kupi.” Jawab pelayan tersebut.

Saya pun mengetik ulang.

user : tukupi
password : komunitastukupi

*klik tombol OK*

Berhasil!

Dan saya pun berhasil membuat sebuah quick note.

*****

Siang hari sebelum saya mendatangi warung kopi tersebut, saya dan empat orang kawan mendatangi makam Teuku Umar. Ketika tiba di pintu gerbang makam, saya melihat sebuah tulisan yang terdapat di salah satu tiangnya. Tulisan itu konon adalah ucapan dari Teuku Umar ketika akan melakukan penyerangan kepada penjajah Belanda. Ucapan tersebut berbunyi :

“Beungoh singoh geutanyoue jep kupi di keude Meulaboh atawa ulon akan syahid”

(Besok pagi kita akan minum kopi di kota Meulaboh atau aku akan gugur)

******

Hari ini, dalam rentang waktu yang tidak begitu lama, saya menikmati dua cangkir kopi. Bukan untuk membandingkan nikmatnya kopi di daerah ini dengan kopi di daerah lain atau jenia kopi yang pernah saya minum sebelumnya, melainkan hanya untuk memanfaatkan momen yang terjadi, bahwa saya pernah mencicipi kopi di Meulaboh.

Jangan tanya soal rasanya, nikmat atau tidak! Jangan tanyakan pula bagaimana rasanya jika dibandingkan dengan jenia kopi yang lain! Saya bukan penikmat kopi. Tetapi bagi salah seorang teman saya, kopi yang tadi kami nikmati bersama lebih nikmat dibandingkan kopi lain yang pernah diminumnya.

Bagi saya pribadi, kopi instan lebih enak 🙂