Ketika sedang asyik ber-WA ria di sebuah group, tiba-tiba hasrat ingin ke belakang datang dengan menggebu-gebu. Tanpa ba-bi-bu, saya langsung ambil langkah seribu. Lalu menuntaskan hasrat tersebut selama beberapa waktu.
Selanjutnya saya kembali ke kamar. Lalu terlintas sebuah kata ketika kembali lagi membaca pesan-pesan yang muncul di group WA yang saya tinggalkan beberapa saat.
Syukur! Ya, kata itu yang terlintas. Saya harusnya bersyukur karena bisa menempuh perjalanan ke toilet dengan selamat, menuntaskan hajat dengan nikmat, dan keluar dari toilet juga dengan keadaan sehat wal afiyat.
Saya seharusnya bersyukur karena saya masih bisa merasakan ada sesuatu yang mau keluar sehingga saya masih punya kesempatan untuk mengeluarkannya di tempat yang tepat. Karena nyantanya, ada sebagian orang di luar sana yang sudah tidak bisa lagi merasakan apa yang saya rasakan itu.
Saya seharusnya bersyukur karena saya bisa langsung masuk ke toilet tanpa harus mengantri sehingga hasrat saya bisa keluar tepat waktu. Entah apa yang akan terjadi jika saya harus ikut mengantri dalam barisan di sebuah toilet bersama.
Saya seharusnya bersyukur karena saya bisa masuk toilet secara gratis, karena kalau saya melakukannya di toilet umum, saya harus mengeluarkan uang.
Saya seharusnya bersyukur karena saya bisa keluar dari tolet dengan selamat, karena adakalanya jatah umur seseorang habis ketika dirinya berada di toilet, dengan sebab terpleset, jatuh, dan meninggal duni.
Dan yang seharusnya paling saya syukuri adalah nikmat sehat karena saya dengan mudah menuntaskan hasrat BAB dengan mudah. Bukankah di luar sana ada orang-orang yang tidak bisa BAB dengan mudah? Jangankan untuk BAB untuk mengeluarkan anginnya saja mereka harus bersusah payah dan harus mengeluarkan uang dengan jumlah besar agar mereka bisa melakukannya.
“Maka nikmatilah dan bersukurlah ketika masih bisa berada di toilet namun jangan berlama-lama dan jangan meninggalkan jejak anda di toilet karena setelah anda, akan ada orang lain yang akan menggunakannya.”
Kalau meninggalkan jejak di postingan ini, silahkan….
Tulisan Terkait Lainnya :
- Berbaik Sangka, Bersyukur, dan Berdoa
- Manusia Merencanakan Allah Menentukan [2]
- Maka Nikmat Tuhan Kamu Yang Manakah Yang Kamu Dustakan?
- Sakit Itu Mahal!
- Yang Tidak Terawat dan Yang Terawat
- Mereka Yang Tak Pernah Libur
- Gerobak Optimis di Antara Mobil-mobil Borjuis
- Jasa Pijat Dengan Nuansa Plus-plus
- Aku, Gunung, dan Cinta
- Bersyukur Atas Apa Yang Dimiliki
*nyengiiiir….
Jadi inget…. :p
nah… mumpung inget… cepetan disiram…. 😀
ber-WA ria itu apa, Bang?
whatz up, bang hend.. *nyamber
yups… betul…. mbak jar punya whats app juga?
xixixixixixixi
hape saia mah, bisanya buat sms nelpon & senter darurat =)))
wikikiki
ya gpp… yg penting punya dan berfungsi… hp saya nggak bisa buat nelpon kecuali pake handsfree… dan sekarang handsfreenya putus 😀
oh, singkatan dari whats up ternyata ya …
What’s up, Bro? (Ada apa, Saudara?) … berarti mungkin sedang mengobrol ya … he he he …
yup…. saya sedang mengobrol di ruang chat, kang
xixixixixixi
whatsapp, kang. aplikasi buat chatting di BB dan android, bisa chatting di group…. mirip BBM lah… 🙂
eh, ini yang benar ternyata, ya … ternyata aplikasi di HP … he he he …
iya… aplikasi chat di hp. punya kang?
tidak punya, Bang …
adanya sms … he he he …
gpp…..nggak wajib punya koq
xixixixixixi
iya ya,,, kadang lupa syukur pada hal2 yang dianggap kecil & sepele
ya… begitulah kira-kira…. hiks…
bener bener…. dimanapun kita, kalo diulas, banyaaaak hal yang seharusnya bisa menjadikan kita orang yg pandai bersyukur. gak ada yang lepas dari nikmat-Nya.
oya, jadi keingat cerita teman mas. ada orang yg kekurangan cairan di matanya. jadi matanya tuh keriiiiing banget. dibuat kedap kedip bisa dibayangkan gimana sakitnya. berobat kemana-mana sampe luar negeri. tuh kan, hanya cairan mata…
selma hidup, pasti Allah akan selalu memberikan ni’mat kepada hambaNYA.
yang terlihat kecil dan sepele, ternyata kalau hilang menjadi amat berharga
Barang siapa yang bersyukur akan ditambah nikmatnya….
aamiiin….
bacanya rada-rada gimana gitu 😀
rada-rada kebauan gitu maksudnya?
😀
gitu deeeh 😀
tutup hidung aja kalau begitu
ini lagi nutup hidung 😀
😀
lagian bacanya di toilet seh
kata siapa? saya bacanya dekat toilet kok
*sama aja yak 😀
😀
mending di dalam sekalian…
Soalnya meja kerja saya dekat sama toilet 😀
hah? satu ruangan sama toilet? masa sih?
Bukan satu ruangan sama toilet. Kantornya itu kan aslinya rumah gitu. Nah meja kerja saya itu dinding belakangnya dekat sama jalan menuju wc
oooo…. ngerti… masih jauh dan masih terhalang donk banya 😀
iya. masih jarak aman kok 🙂
sippp lah jadi nggak usah pake tutup idung segala 😀
jadi yang tadi ketahuan boong dong 😀
iyah… 😀
aih, jadi malu 😀
😀
nggak keliatan dari sini koq
haha 😀
😀
mas, alamat blog review saya udah difolow belum?
*gantian maksa orang ngefollow blog 😀
belumlah. saya juga nggak tahu alamatnya
yah, padahal udah dikasih tau di jurnal saya tadi 😦
ayanareview.wordpress.com
oh ya kah? saya nggak lihat linknya
iya. itu udah dikasih alamatnya di atas
http://ayanareview.wordpress.com/
sudah difollow dan dikomen juga 😀
komen iseng
thank you 🙂
sama-sama