Sebelum bercerita tentang perjalanan tugas ke Makassar, saya mau pamcol dulu bahwa buku saya sudah hadir di kota ini sebelum penulisnya menginjakkan kakinya :D. Bukan, bukan di toko buku, tapi sudah ada pembacanya yang tinggal di kota ini.
Hari Pertama
Saya sudah tiba di bandara sekitar satu jam sebelum jadwal keberangkatan. Saya berangkat bersama satu orang rekan saya yang lebih berpengalaman dalam tugas dan pekerjaan kali ini. Tapi sayang, rekan saya tersebut datang terlambat. Jadilah saya berangkat terlebih dahulu dan rekan saya menyusul kemudian. Untunglah ada jadwal pesawat di hari yang sama.
Saya tiba di Makassar sekitar pukul setengah dua belas siang dan dijemput oleh rekan lain yang bertugas di Makassar. Hujan turun menemani perjalanan saya ke tempat tujuan. Karena sudah waktunya makan siang, rekan saya mengajak makan siang terlebih dahulu dengan menu coto Makassar.
Selesai makan siang, kami melanjutkan perjalanan dan masih ditemani siraman hujan yang sudah menyapa bumi Makassar selama beberapa hari sebelum kedatangan saya.
Karena segala perlengkapan perang dipegang oleh rekan saya maka saya menunggu kedatangannya hingga menjelang maghrib. Barulah selepas Maghrib pekerjaan dimulai dan baru selesai sekitar pukul sepuluh malam waktu setempat.
Untuk tempat menginap seharusnya sudah disediakan oleh rekan yang menangani akomodasi. Tapi sayang, hotel yang direkomendasikan ternyata sudah penuh dan akhirnya kami meminta bantuan kepada rekan di Makassar untuk mencari dan mengantarkan ke lokasi. Alhamdulillah, kami mendapatkan kamar untuk menginap malam itu meski ukurannya kecil.
Hari Kedua
Kami menuju lokasi kantor berikutnya sekaligus chek out dari hotel dengan harapan bisa mendapatkan kamar hotel yang lebih baik.
Pekerjaan di kantor kedua cukup berjalan lancar. Hanya saja, karena salah satu tahapannya perlu menghentikan pelayanan di front desk sementara saat itu sedang ramai, maka kami harus menunggu hingga jam kerja selesai. Pekerjaan pun dilanjutkan di menjelang malam.
intermezo
Saya sendiri mengerjakan proses instalasi di ruang server sementara rekan saya sedang keluar. Ketika sedang menjalankan beberapa tahapan instalasi, tiba-tiba terdengar suara “ssssttt” dari arah belakang. Saya pun menengok ke arah belakang. Tidak ada orang. Tak lama kemudian, tercium aroma wangi memenuhi ruangan.
Serem yah ruangannya? Enggak! Karena suara dan aroma harum itu dikeluarkan oleh alat pengharum ruangan 😀
Pekerjaan akhirnya selesai. Lalu kami makan malam dengan menu Mi Titi dan diantar ke hotel dengan iringan rintik gerimis.
Alhamdulillah, malam tersebut kami mendapat kamar hotel yang ukurannya jauh lebih besar, sampai-sampai saya membuat status “kemarin malam cukup dengan kamar yang sempit, malam ini tidur di kamar suit”.
Hari Ketiga
Kami menuju lokasi kantor ketiga. Alhamdulillah pekerjaan juga berjalan lancar dan tuan rumah lebih komunikatif dan perhatian. Mungkin karena tuan rumahnya adalah seorang perempuan. Tapi tetap saja selesai selepas Maghrib.
Sebelum kembali ke hotel, kami makan malam dulu dengan menu conro bakar. Dan gerimis tetap menyertai perjalanan kami.
Hari Keempat
Di kantor keempat, pekerjaan bisa selesai lebih cepat. Kami kembali ke hotel sekitar Maghrib. Untuk makan malam, kami makan di warung pinggir jalan dengan menu ikan bakar. Pergi di saat gerimis dan pulang pun masih ditemani gerimis meski sudah hampir reda.
Hari Kelima
Alhamdulillah, hari itu cerah. Kami sempatkan untuk jalan-jalan ke Pantai Losari di pagi hari. Sepi. Siang harinya kami mengunjungi Fort Rotterdam dan membeli oleh-oleh berupaka makanan ringan dari kacang dan jagung. Tak lupa dua buah kaos untuk Syaikhan.
Sekitar pukul empat waktu setempat kami terbang menuju.
Foto lengkapnya silahkan lilhat di album yang ini.
ga kopdaran sama yang pesen buku?
nggak. soalnya udah pernah ketemu 🙂
Mana foto-fotonya mas Rifki? 🙂 Soal pengharum ruangan yang berdesis itu hahaha, aku pernah juga sempet ‘ketipu’ 😀
fotonya di jurnal sebelumnya mas….
buku itu lebih cepat daripada Bang Jampang … he he he …
iya kang… gpp… yang penting dua2nya nyampe 😀
sulawesi ntu keren juga yah
jangan lupa daeng karebosinyah…
lapangan karebosi? cuma ngelewatin doank, mas 😀