Antara Jas Hujan dan Kantong Kresek

Rintik gerimis menyapa tubuh ini ketika melangkahkan kaki dari masjid kembali ke ruang kerja. Mungkin tak lama lagi rintiknya membesar menjadi hujan. Dan benar saja, ketika saya masih duduk di depan komputer, hujan turun cukup lebat.

“Pulang bakalan mandi hujan nih!” Begitu pikir saya.

Ya, sepertinya saya lebih suka berkendaraan di bawah siraman hujan meskipun tidak senyaman berkendaraan saat cuaca cerah. Tapi saya suka. Hujan itu berkah.

Saya juga lebih senang jika melintasi jalan di bawah siraman hujan tanpa mengenakan jas hujan. Repot, menurut saya.

Karena tak mau direpotkan itulah, saat ini saya belum berkeinginan untuk membeli jas hujan. Saya lebih memilih pakaian yang saya kenakan basah kuyup daripada mengenakan jas hujan. Nantinya di rumah bisa langsung diganti dengan pakaian yang kering.

Lantas bagaimana jika hujannya di pagi hari saat akan berangkat kerja? Jika demikian terjadi, maka pakaian yang saya kenakan bukanlah pakaian kerja. Pakaian kerja akan saya masukkan ke dalam tas dan baru akan saya kenakan setelah tiba di kantor. Ribet? Ya, mungkin. Tapi itu yang saya lakukan. Selama ini, saya merasa tidak masalah.

Jika cuaca mau hujan sementara saya harus segera pulang atau berangkat, maka saya tidak akan mencari jas hujan. karena percuma, tidak akan pernah ketemu :D. Yang saya cari adalah kantong kresek.

Untuk apa?

Yang jelas bukan untuk dijadikan jas hujan, melainkan untuk melindungi barang bawaan saya seperti handphone, flashdisk, dompet, dan barang-barang lainnya yang tidak boleh terkena air. Ya, saya lebih memilih kantong kresek meski bekas daripada sebuah jas hujan. Dan untuk kesekian kali, barang-barang milik saya tersebut berhasil diamakan di dalam kantong kresek. Alhamdulillah.