Saya tidak tahu pasti kapan sosok kecil itu tiba di lokasi di mana saya melihatnya. Perkiraan saya, mungkin jauh lebih awal daripada saya. Jika saya biasanya baru berangkat ke kantor sekitar pukul tujuh, mungkin dirinya berangkat pukul enam atau pukul lima pagi. Mungkin.
Pakaian yang dikenakannya juga tak kalah lengkap dengan yang saya pakai. Jika saya menggunakan jaket, dirinya juga. Juka saya mengenakan helm karena mengendarai motor, dirinya mengenakan topi sebagai pelindung dinginnya pagi. Tak hanya itu, karena tubuhnya mungkin jauh lebih lemah dari tubuh saya, ada sebuah kain gendongan sebagai lapisan paling luar pelindung tubuhnya dari udara luar sekaligus untuk memberikan kenyamanan, baik untuk dirinya maupun bagi sosok perempuan yang menggendongnya.
Di saat saya berpapasan dengan dirinya, di sisi Jalan Asia Afrika, kami sama-sama sedang menjemput rezeki yang telah disebar di muka bumi oleh Ar-rozzaq. Perbedaan di antara saya dan dirinya adalah, saat itu waktu yang tepat bagi saya untuk memulai menjemput rezeki, sedang baginya belumlah waktunya. Seharusnya, dirinya masih ada di atas tempat tidur yang hangat, bukan di sisi jalan yang bersuhu dingin. Kalaupun mulai menghangat, kondisinya mulai tercemar oleh knalpot kendaraan yang lewat di hadapannya.
Ah, mungkin dirinya tidak menyadari apa yang terjadi di sekeliling. Dinginnya pagi, berisiknya deru mesin kendaraan, dan tercemarnya udara pagi, tak diperdulikannya. Dirinya masih menikmati kehangatan. Kehangatan dalam gendongan sang ibu. Dirinya masih di dunia mimpin nan indah. Tertidur.
Tulisan Terkait Lainnya :
- Para Lelaki Masbuq
- Jika Tentang Rasa
- Bisa Jadi…
- Antara Ikhlas dan Buang Air Besar
- Tiga Orang Anak yang Bersalaman Selepas Shalat
- Membalas VS Memaafkan
- Kisah Rasulullah yang Kental dalam Pesan Moral Namun Rapuh dalam Validitas
- Dua Sisi Digital Lifestyle
- Strategi Sedekah
- Dhuha dan Tilawah Para Pengemban Amanah
Jadi, anak kecil itu kenapa dibawa ibunya pagi2? Ibunya berprofesi sebagai apa?
jadi joki 3 in 1, mbak. itu saya kasih keterangan di bagian tag
Oh gitu, aku yang gak awas berarti. Kasihan anaknya ya, masih kecil sudah dimanfaatkan utk cari uang.
ya kalau dilihat satu sisi mungkin demikian mbak, cuma kita nggak tahu yang sebenarnya, apa adik kecil itu dimanfaatkan, atau memang adik kecil itu tidak bisa ditinggal di rumah. entahkah…
Kalau 3 in 1, apakah anak kecil atau bayi dihitung sebagai satu penumpang?
sepertinya begitu mbak.
banyak ya ibu2 joki 3 in one yg suka bawa anaknya.. miris, tp gimana lagi, mungkin di rumah ditinggal ga ada yg jaga..
iya, teh. mungkin ada alasan kenapa demikian sementara kita tidak tahu yang sebenarnya gimana
iya banyak sekali sekarang yg jadi joki adalah ibu2 dengan mengendong anaknya….
kan bisa dihitung dua orang 🙂
*joki ABG mungkin sedang di depan panggung musik di staisun tv sebelah*
belum waktunya. namun sudah dipaksa bekerja. miris ya 😦
kalau yang kelihatan mungkin banyak yang menilai seperti itu, tapi kalau yang tersembunyi kenapa si kecil diajak bekerja… wallaahu a’lam
Hari ini saya melihat smkn byk joki yg bw anak kecil … Malah hampir rata bw anak smua … Kdg kasihan ngelht anak kecilnya … 😦
kalau bawa anak kan bisa dapat lebih banyak karena dianggap dua orang.
ya kasihan juga kalau masih pagi2 gitu di ajak keluar… dingin dan kena polusi
Anaknya kehitung jg kah?
Malang bener nasibnya km dik kecil …
ya dihitung. kalau sendiri 30rb misalnya. bawa anak bisa 50rb
Lumayan jg ya … 😀
denger2 seh segitu. makanya banyak yang mau
Wahhh … Cb wkt SMA saya ikutan jd joki 3 in 1 yg k arah skul, lumayan jg kan buat tmbhan uang jajan+irit wkt+irit ongkos k skul … Xixixixixi 😀
pasti telat kayanya 😀
Iya jg sih ya tlt … Brgkl tiap hr ngga ikut apel n tas d titip d warung … Ya klo ketahuan ujung2nya sit up + brshin jendela … “Pengalaman telat”. 😀
Waduh…. Sering telat rupanya
😀 jarang2 ka, brgkl klo busnya mogok maklum bus yg srg d naikin srg mogok operasi.
Saya kan terkenalnya org yg on time, paling ngga mau d ajak kabur dr pljrn, baik hati, tdk sombong n rajin menabung … “loh kok” 😀
😀