Apa Yang Anda Lakukan Kalau Anda Mendapati Putra Anda Yang Berusia 8 Tahun Merokok?

Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar

Selepas makan siang, saya dan seorang rekan tidak langsung masuk ke ruang tunggu bandara melainkan menunggu jadwal keberangkatan pesawat yang masih sekitar satu jam lagi dengan duduk-duduk di sebuah kafe di dekat pintu masuk bandara. Saya mengikuti keinginan rekan saya yang sepertinya sudah merasakan meningkatnya keasaman di mulutnya. Yap, rekan saya ingin merokok.

“Enggak enak ngerokok di dalam, udah ruangannya kecil, tertutup lagi. Seolah-olah disuruh menghirup asap rokok sendiri. Nggak manusiawi!” Alasannya.

Saya hanya tertawa di dalam hati sambil membandingkan tindakan mana yang lebih manusiawi, antara para perokok menghirup lagi asap rokok yang dikeluarkan dari mulutnya sendiri atau membiarkan orang lain yang tidak merokok ikut menghiru asap yang mereka keluarkan. Jawabannya sudah bukanlah rahasia lagi.

Ruang Kerja

Jika ada yang sudah pernah datang ke ruang kerja saya, maka ketika keluar dari lift, mungkin akan melihat sebuah tempelan yang berisi tulisan dilarang merokok. Memang sudah menjadi peraturan di tempat saya bekerja bahwa merokok dilarang kecuali di tempat yang ditentukan. Namun yang menarik perhatian saya adalah bahwa di dalam tulisan “Dilarang Merokok” itu masih diselipkan iklan rokok berupa huruf ketiga dan keempat yang diambil dari logo atau merek rokok.

Menurut saya sih aneh, melarang merokok tetapi ada iklan rokok. Seaneh iklan rokok yang membanjiri tayangan olahraga. Seaneh peringatan bahaya rokok yang tertulis begitu kecil di bungkus rokok.

Dalam Sebuah Film

Beberapa hari yang lalu, saya melihat sebuah film yang bersetting di Yogyakarta dengan tokok utamanya seorang polisi. Hampir di setiap adegan ketika kedua tangan si polisi tersebut tidak disibukkan dengan memegang sesuatu seperti pistol atau pun bertarung, maka terseliplah batang rokok yang kemudian dihisapnya.

Di dalam kamar, 25 April 2005

Saya menyalakan laptop dan membuka FB. Saya menemukan status yang berisi kuiz andai-andai yang isinya adalah sebuah pertanyaan yang saya jadikan sebagai judul tulisan ini. Saya langsung teringat Syaikhan nun jauh di sana. Usianya belumlah delapan tahun, bulan juni mendatang baru genap lima tahun. Yang pasti, saya berdoa semoga Syaikhan tidak pernah menyentuh yang namanya rokok. Alhamdulillah, kakeknya, omnya, dan saya, tidak ada yang merokok.

Dan berikut adalah jawaban saya.

*****

Saya akan berada terus di hadapannya. Melihatnya merokok. Saya sadar bahwa ada kesalahan atau keteloderan saya sebagai orang tuanya sehingga jauh-jauh hari tidak memberikan nasihat serta pengetahuan tentang rokok dan bahanya yang ditimbulkan rokok baik bagi dirinya maupun orang-orang di sekitarnya.

Saya yakin, anak saya itu akan berhenti, mematikan, dan membuang rokok yang dihisapnya. Mungkin akan terjadi dialog seperti ini.

“Kenapa berhenti?” Tanya saya.

“Nggak apa-apa,” jawabnya.

“Kalau nggak apa-apa, kok berhenti? Ayah kan tidak menyuruhmu berhenti.”

“Takut.”

“Takut kenapa?”

“Takut ayah marah.”

“Lho kenapa ayah harus marah?”

“Karena aku merokok.”

“Apakah merokok itu salah?”

” … “

“Ayah senang ketika melihatmu membuang rokok itu. Kamu tahu kenapa? Karena rokok itu akan menyakitimu dan ayah. Dengan kamu membuangnya, berarti kamu sudah menyelamatkan dirimu dan diri ayah dari bahaya merokok.”

Lalu saya akan mengajaknya bicara sebagai sesama lelaki. Tentang kehebatan seorang lelaki yang bukan dilihat dari caranya memegang dan menghisap rokok, tetapi dari caranya melindungi diri dan orang-orang yang dicintainya dari bahaya rokok dan asapnya. Tentang kekuatan lelaki yang bukan dilihat dari berapa banyak batang rokok yang dihisapnya dalam sehari, tetapi dari caranya menghalau bahaya rokok yang bakal menyerang dirinya dan orang-orang yang disayanginya. Tentang kepintaran lelaki yang bukan dilihat dari caranya mengepulkan asap rokok yang membentuk lingkaran dari mulutnya, tetapi dari caranya berpikir dan memilih manakah yang lebih besar, manfaat atau bahaya merokok bagi dirinya dan orang-orang di sekelilingnya.

“Maukah dirimu menjadi lelaki seperti itu?” Saya akan bertanya lagi kepadanya.

“Mau!”

“Jika kamu mau, kamu harus memiliki paru-paru yang sehat, jantung yang sehat, dan otak yang sehat. Jangan ulangi apa yang yang baru saja ayah lihat. Apakah kamu pernah melihat ayah merokok?”

“Tidak pernah.”

“Itu karena sejak seusiamu, ayah diajarkan oleh kakekmu untuk menjauhi rokok. Kamu bisa melihat, kakekmu masih sehat, ayah juga masih sehat. Alhamdulillah!”

Dan mungkin sejak hari itu, saya akan lebih mengawasi kegiatan anak saya.

*****

Pagi ini, saya membuka sebuah email yang isinya sebuah notifikasi bahwa pelaksana quiz yaitu Mbak Orin, menyebut nama saya dalam sebuah statusnya. Alhamdulillah, ternyata jawaban saya terpilih menjadi pemenang.

Jawaban peserta lainnya bisa dilihat di sini, dan pengumannya bisa dilihat di sini.

26 respons untuk ‘Apa Yang Anda Lakukan Kalau Anda Mendapati Putra Anda Yang Berusia 8 Tahun Merokok?

  1. tinsyam Mei 6, 2013 / 16:33

    selamat menang quiz..
    itu anak 8 taon jadi merokok inget sih smoking baby..

    • jampang Mei 6, 2013 / 16:41

      iya mbak. tadinya juga mau nambahin gitu. soal orang dewasa yang bukannya mengingatkan malah ‘memotivasi’ anak supaya merokok

  2. nazhalitsnaen Mei 6, 2013 / 21:32

    dari jawaban mas atas quiz itu yang sangat terkesan banget nangkepnya adalah bagaimana cara menasehati anak dengan kata2 yang bijak dan
    mematangkan pikiran anak mengambil keputusan yang baik untuk dirinya sendiri

    • jampang Mei 7, 2013 / 13:37

      gitu yah…. 🙂
      thx

  3. Anton Mei 6, 2013 / 22:32

    Hehehe…aku mantan perokok mas, sejak dari SMA sudah merokok, Alhamdulillah sejak anak ke2 mau lahir, berhenti total…salam kenal..

    • jampang Mei 7, 2013 / 13:49

      alhamdulillah…. salam kenal juga, mas

  4. thetrueideas Mei 7, 2013 / 08:41

    alhamdulillah..saya ndak merokok

    • jampang Mei 7, 2013 / 13:53

      alhamdulillah…. 🙂

  5. Novi Kurnia Mei 7, 2013 / 13:25

    semoga lingkungan syaikhan hidup kelak juga bebas dari goda rokok.

    • jampang Mei 7, 2013 / 13:53

      aamiin…. makasih doanya, mbak

  6. pritakusumaningsih Mei 7, 2013 / 19:20

    Semoga percakapan tersebut tidak aan pernah dialami oleh Syaikhan. Bolehkah percakapan tersebut saya cetak utk ditempelkan di mading RS?

    • jampang Mei 7, 2013 / 19:54

      aamiin. mudah2an, bu. mungkin sebagian percakapannya masih mungkin sebagai nasihat dan upaya preventif.

      silahkan, bu. senang saya jika ada yang bisa mengambil manfaat dari blog ini.

  7. Julie Utami Mei 8, 2013 / 12:33

    Wow nak Kiki keren amat nih! Selamat ya, dan agaknya kita sama, anak-anak saya pun anti rokok semua!!!

    *salaman*

  8. Iwan Yuliyanto Mei 13, 2013 / 18:09

    Pendidikan karakternya bagus, bukan melarang tapi menanamkan kesadaran akan bahayanya.

    Memang tulisan ini pantas juara. Selamat, mas Rifki.

    • jampang Mei 14, 2013 / 09:13

      terima kasih, pak

    • jampang Mei 31, 2013 / 07:42

      terima kasih, mas

  9. nurme September 30, 2013 / 08:48

    JEMPOL!
    Emang layak untuk menang.
    Selamat, Bang 🙂

    • jampang September 30, 2013 / 09:28

      terima kasih

      • nurme September 30, 2013 / 09:51

        Sama-sama 🙂

Tinggalkan jejak anda di sini....

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s