Saya pernah memiliki tiga buah tempat sampah kecil dari plastik di dalam rumah saya. Satu di dalam kamar tidur, satu di dalam kamar mandi, dan satu lagi di dapur. Masing-masing tempat sampah itu punya fungsi untuk menampung sampah dengan jenis yang berbeda-beda sesuai dengan lokasi di mana ketiganya diletakkan.
Bila masing-masing tempat sampah tersebut penuh, biasanya saya akan memindahkan sampah di dalamnya ke sebuah tong sampah di luar rumah untuk kemudian dibawa oleh petugas kebersihan ke tempat pembuangan.
Saat membeli tempat-tempat sampah itu, sudah tentu semuanya dalam keadaan bersih dan masih berbau pabrik. Ketika tempat-tempat sampah itu diletakkan pada tempatnya pertama kali, keadaan masih bersih. Pun ketika ada sedikit sampah tissue lalu saya segera memindahkan sampah tersebut ke tong di luar rumah dan kemudian segera dibawa oleh petugas kebersihan, tempat-tempat sampah tersebut tak banyak mengalami perubahan, apalagi kotor.
Namun perubahan terjadi ketika saya menunda-nunda membuang sampah. Kumpulan tissue, plastik, kulit buah, dan sisa-sisa makanan menumpuk di tempat sampah tersebut selama beberapa hari. Akibatnya, aroma tak sedap kerap tercium. Di saat sampah-sampah tersebut saya pindahkan ke tong di luar rumah, ternyata masih ada sisa-sisa yang tertinggal di tempat sampah kecil. Untuk mengembalikan kondisi tempat sampah seperti semula, saya harus membersihkannya. Tentu saja dengan mengeluarkan tenaga dan waktu yang lebih besar dan lebih lama dibandingkan bila saya membuang sampah tanpa menunggu waktu sampai menumpuk. Resiko yang harus ditanggung karena ketidaksiplinan dan kelalaian.
Jikalah pantas digunakan untuk perumpamaan, maka tempat-tempat sampah itu adalah diri dan hati kita, sedangkan sampah-sampah yang ditampung di dalamnya adalah segala sifat buruk, kesalahan, dan dosa-dosa kita.
Ketika kita menggunakan mata untuk melihat hal-hal yang dilarang, ketika telinga kita mendengarkan hal-hal yang seharusnya dijauhi, ketika kite menggunakan lisan untuk menggunjing atau mengucapkan kata-kata yang bisa menyakiti orang lain atau bahkan berdusta, ketika tangan ini kita gunakan untuk menjahili orang lain, ketika kaki ini kita langkahkah ke tempat-tempat yang seharusnya tak dikunjungi, ketika hati kita tercoreng riya, sombong, dan dengki, ketika pikiran kita terbawa terbang jauh dalam dunia hayalan yang merusak, itu berarti kita telah mengotori diri kita yang pada awalnya dalam keadaan bersih, suci.
Jikalah kita bisa segera membuang semua sifat buruk, kesalahan, dan dosa-dosa itu sesegera mungkin setelah kita menyadarinya, mungkin, diri dan hati kita akan tetap bersih.
Ramadhan mungkin menjadi momentum besar untuk pembersihan diri. Ramadhan merupakan anugerah yang Allah berikan kepada kita. Siapapun diri kita, bila mampu mengisi Ramadhan dengan maksimal, semata-mata karena iman, ikhlas, dan mengharapkan keridhoan Allah, insya Allah kita akan kembali menjadi suci seperti masa ketika kita terlahir ke dunia.
ada harap dalam rangkai sebuah pinta
ramadhan ini penuh makna
agar tak menjadi sia-sia
dan dilalui dengan sempurna
semoga……
Maka, Buanglah Sampah Itu Pada Waktunya!
postingan terkait :
iya pada waktunya.. bukan pada tempatnya..
kalau pada tempatnya sudah sesuai mbak dengan ceritanya…. 😀
Oh jadi bukan “buanglah tempat pada sampahnya” ya? 😀
Bang, tempat sampahnya dialasin plastik dulu nggak? Kalau dialasin plastik dijamin lebih bersihan. Biasanya saya pake plastik kresek kantong belanjaan yang dapat dari supermaket itu.
belakangan saya kasih kantong keresek, tapi untuk tempat sampah yang ukurannya kecil alias mini, nggak bunda…. nggak selalu nemu plastik ukuran kecil dan masangnya juga repot…. xixixixixi
menunduk …
hiks…..
Kalo menunduk jadi nggak ada he…he… nya yang kang Hen?
di dalam hati saja … he he he …
😀
suka selalu postingan mas. selalu ada nilai di baliknya.
terima kasih
tapi jangan bikin GR donk 😀
Hahaha. Gak bikin GR kok.
sippppp lah 😀
TFS.. Mas.. meresapi
sama-sama, teh
Sekarang seriusan, iya memang kalau Ramadhan memang saatnya kita membersihkan diri, terima kasih sudah diingatkan.
sama-sama, bunda.
untuk pengingat diri juga karena beium bisa maksimal
hiks