
Bukan itu maksudku, Sal! Aku sama sekali tidak memintamu untuk tidak mencintaiku. Justru sebaliknya. Cintailah aku. Sebab aku akan selalu mencintaimu. Aku hanya mengatakan “Don’t Lup Me!“, bukan “Don’t Love Me!”, bukan juga “Don’t Luv Me!”.
Kamu pasti tahu benda yang kupegang ini, Sal. Lup. Nama lainnya kaca pembesar. Suryakanta, itu sebutan lain untuk benda ini. Kamu pun pasti sudah tahu fungsinya. Yup, benar. Fungsinya untuk memperbesar penampakan benda-benda kecil. Dengan lup, kita bisa melihat benda-benda kecil dengan lebih jelas.
Karenanya, benda ini tidak cocok jika kamu gunakan untuk melihatku. Mengapa? Tentu saja karena aku bukan benda kecil. Aku ini benda besar. Lebih besar darimu. Itulah sebabnya aku mengatakan “Don’t Lup Me!” kepadamu.
Aku manusia. Demikian pula dirimu. Sebagai manusia yang sempurna, maka diriku akan memiliki banyak kekurangan dan sering berbuat kesalahan. Kuharap kamu bisa memakluminya. Sementara aku akan berusaha memperbaikinya.
Salah satu caranya adalah dengan tidak menggunakan lup ini untuk melihat kekurangan dan kesalahanku. Sebab, jika kamu menggunakannya, maka sekecil apa pun kesalahan yang kubuat atau sekecil apa pun kesalahan yang kulakukan, akan terlihat begitu besar. Bahkan sangat besar. Seandainya kamu terus melihat kekurangan dan kesalahanku dengan lup tersebut, maka tak akan ada kebaikan yang kau dapati di dalam diriku.
Lup itu, jika digunakan terus-menerus, akan menghasilkan sebuah titik fokus yang lama kelamaan akan membakar dan menghanguskan diriku. Ibarat kamu menggunakannya untuk melihat sebuah daun kering di bawah teriknya matahari, maka beberapa saat kemudian, daun kering itu akan terbakar.
Karena itulah aku mengatakan “Don’t Lup Me”. Aku pun tak akan melakukannya kepada dirimu. Biarlah kekurangan dan kesalahan itu ada di dalam diri kita masing-masing. Lihatlah kekurangan dan kesalahan itu sesuai dengan porsinya. Jangan diperbesar. Akan menjadi baik jika porsinya diperkecil sehingga kita tidak berat untuk bisa memakluminya. Mengingatkannya. Memperbaikinya. Akan jauh lebih baik jika masing-masing dari kita untuk berusaha menghilangkannya. Dan hanya kebaikan-kebaikan saja yang tersisa di antara kita berdua. Bukankah itu yang menjadi keinginan dan cita-cita kita berdua, Sal? Kebaikan. Di dunia dan akhirat.
Don’t Lup Me! But Love me!
Don’t Lup Me! But Luv me!
Seri Samara Lainnya :
benar…benar…filosofi lup-nya pas banget. Yg ini ada gak di novelnya? sy bacanya dilewat2..tapi terakhirnya udah..penasaran soalnya.. :D. Perempuan berjilbab kuning…terinspirasi dri kisah pribadi..?? *kepo π
nggak ada. mungkin nanti akan ditambahin karena ada rencana mau direvisi dengan judul yang berbeda π
mau tahu aja apa mau tahu banget? π
mau tahu banget aja deh…. π
inspirasinya ada dari kisah pribadi, ada juga kisah teman. saya mengait-ngaitkannya dan menyatukannya dalam cerita π
setuju dengan filosofinya π
terima kasih π
Oh em ge… so sweet dagh perumpamaannya π
jelas… yang bikin juga manis π
dan ada juga perumpamaan yang manis lainnya. cocok buat pengantin yang masih tergolong baru π
Dont lup meeeh π
okelah kalau begitu π