Syaikhan, apa kabarmu hari ini? Semoga dirimu baik-baik saja. Sepertinya memang demikian adanya, sebab semalam ketika Abi menelponmu, kamu bercerita dengan semangat tentang hadiah yang ummi berikan untukmu karena puasamu yang rajin. Sebuah tablet, katamu.
Ya, kamu sudah berlatih puasa.
“Shubuh makan. Jam dua belas makan lagi. Terus maghrib makan lagi.” Begitu ceritamu beberapa waktu yang lalu.
Syaikhan, seperti Abi tak lagi punya banyak cerita tentang dirimu. Kebersamaan kita memang sudah banyak berkurang dibandingkan sebelum dirimu bersekolah. Jika saat itu kita bisa menghabiskan waktu bersama selama dua minggu dalam setiap bulannya, maka kini mungkin sebulan sekali saja kita bisa bersama-sama. Bahkan keinginan Abi untuk mengajakmu menginap di rumah Nenek ketika liburan sekolah kemarin pun tak bisa terwujud.
Sebenarnya, isyarat bahwa dirimu tidak mau mengindap ketika liburan sekolah sudah Abi tangkap beberapa waktu sebelumnya melalui pembicaraan telepon. Ketika Abi mendengar jawabanmu malam itu, seperti ada sesuatu yang menusuk di hati Abi. Namun Abi tidak bisa memaksakan kehendak. Dirimu sudah bisa mengungkapkan apa yang menjadi keinginanmu.
Namun Abi tetap mencob lagi untuk mengajakmu menginap ketika liburan sekolah sudah tiba dengan langsung menjemptmu karena sebelumnya Abi menda[at kabar bahwa kamu bersedia. Pagi itu, sebelum berangkat menjemputmu, Abi bersihkan helm milikmu karena nanti pastinya akan kamu kenakan jika naik sepeda motor bersama Abi ke Kebon Jeruk.
Ternyata, setelah kita bertemu dan Abi mengajakmu ke Kebon Jeruk, kamu tidak mau ikut.
Sedih dan kecewa. Itu sudah tentu Abi rasakan. Rasa itu bertambah ketika melihat wajah Nenek di saat melihat Abi pulang tanpa dirimu serta di malam harinya ketika Om Opi datang dengan membawa kembang api dan petasan air mancur karena mengira dirimu sudah datang.
Di hari ini, ada juga kecewa yang Abi rasakan. Pertama, ketika Abi melihat dirimu asyik bermain game.
“Bi, ini bukan tablet, tapip tabulate.” Ucapmu memberitahukan Abi tentang benda yang berada di tanganmu.
Syaikhan, meskipun kita memang masih bermain bola, mobil-mobilan, puzzle, dan pergi shalat zhuhur ke masjid, tetapi ada sesuatu yang berbeda dibandingkan sebelum-sebelumnya.
Hari ini, Abi datang sengaja tidak membawa makanan dan minuman kesukaanmu. Abi punya rencana jika nanti kita akan pergi bersama ke mini market untuk membeli makanan dan.minuman kesukaanmu itu seperti yang pernah kita lakukan beberapa waktu yang lalu.
Di saat kamu bermain game dan melihat ada gambar es krim, kamu langsung mengatakan bahwa kamu mengingkan es krim. Juga puding. Saat itulah Abi menawarkan untuk pergi ke mini market. Kamu langsung mengambil jaket dan meminta duduk di depan ketika kita naik motor.
Namun sekembalinya dirimu dari kamar, jaket yang sebelumnya kamu bawa tidak terlihat di tanganmu dan kamu langsung mengajak Abi bermain lagi, bukan mengajak pergi membeli es krim. Itulah kekecewaan Abi yang kedua.
Abi tetap menemanimu bermain meski ada kesedihan dan kekecewaan di hati Abi.
Ada momen yang membuat kecewaan dan kesedihan Abi berkurang dan terlupakan sejenak. Yaitu ketika mendengarmu tertawa lepas saat kita berebut membelah buah-buahan dalam permainan nunja fruit di ‘tabulate’ milikmu.
Syaikhan, mungkin suatu saat kamu akan mengerti bahwa tidak semua keinginan kita bisa terpenuhi. Ada kalanya hanya kecewa yang dirasa. Namun demikian, kekecewaan tersebut bukan berarti hancurnya seluruh hidupmu. Kelak, kamu akan mengetahui bagaimana caranya untuk mengubah energi kecewa itu menjadi energi dalam bentuk lain yang lebih baik.
“Abi sayang Syaikhan!” Ucap Abi ketika pamit kepadamu sambil menggendongmu.
Abi cium kedua pipimu dan meminta kamu melakukannya juga. Kamu mencium kedua pipi Abi, meski dengan malu-malu dan meminta segera diturunkan dari gendongan Abi.
My Dearest Syaikhan Lainnya :
- My Dearest Syaikhan : Sudah Besar (2)
- My Dearest Syaikhan : Keseruan di Bawah Langit Mendung
- My Dearest Syaikhan : Logo Halal
- My Dearest Syaikhan : Doa dan Selfie
- My Dearest Syaikhan : Sudah Besar
- My Dearest Syaikhan : Arsitek
- My Dearest Syaikhan : Muadzin dan Pendekar
- My Dearest Syaikhan : Cerita Foto Selfie Kita
- My Dearest Syaikhan : Ketika Dirimu Sakit
- My Dearest Syaikhan : Kado Terindah Darimu
Terharu ka bacanya …
sepertinya certa syaikhan sekarang memang bikin haru, kalau dulu-dulu bikin ketawa π
Memangnya Syaikhan dulu pelawak ya ka? Hehehehe
Pisss … π
π
ya…. ngertilah maksudnya
Yes, I understand ka π
Tingkah anak kecil itu mmg bs menghibur n membuat rasa lelah jadi hilang π
nah…. betul itu….
Mas mang gak serumah sama Syaikhan?
enggak. saya di kebon jeruk, syaikhan di depok
Oooo.
eeee….. π
Seru, sedih, mengharukan.. Sabar ya pak.. Lg sng2ny pny maenan bru pak..
iya, mbak.namanya juga anak-anak π
Duh d pgl mbak.. Saya msh muda pak.. Msh ABG .. Hahaha
Yaiylah pak msh ank2.. Klo kakek2 gk sgitu kali pak.. π
kalau masih ABG memang saya panggil mbak. kalau sudah tua, saya panggil ibu, kalau sudah tua banget, saya panggil nenek. jadi mau pilih mana? π
makanya dimaklumi aja, karena masih anak-anak….
kayaknya di belakang syaikhan ada penampakan tuh… π
lihat yang jelas-jelas aja…. jangan yang kurang jelas π
gak bisa…pas liat fotonya syaikhan, penampakannya juga lgsung menampakkan diri.. π
jangan2 ada yang salah dengan matanya…. makanya fokusnya ke penampakan bukan objek fotonya
π
xixixi..iya kali…*sambil pasang kaca mata yg fokus ke anaknya aja.. π
nah…. gitu donk
π
π
xixixixixixi
lagi asik sama tabletnya ya si syaikhan
iya mbak
Always speechless…
π
begitulah, mas
Gak bisa comment… π¦
gpp. ini juga sudah komen π
saya bisa rasakan sedihnya pak
sabar ya
syaikhan sudah besar sekali pantas kalau sudah malu-malu kalau di gendong.
mungkin lain kali bawa sstu yg lebih mendekati perkembangan usianya bukan makanan kesukaan lagi pak π
nah, niatnya saya ngajak belanja itu ya biar nanti syaikhan pilih sendiri apa kemauannya…. entah makanan atau mainan π
Namun sekembalinya dirimu dari kamar, jaket yang sebelumnya kamu bawa tidak terlihat di tanganmu dan kamu langsung mengajak Abi bermain lagi, bukan mengajak pergi membeli es krim. — lho, kenapa syaikhan berubah pikiran secepat itu?
karan ada sesuatu yang terjadi di dalam kamar π