My Dearest Syaikhan : Ketika Nenek Merindu

Syaikhan dan Nenek

Syaikhan, semalam Abi menulis sebuah kalimat sebagai status di facebook. Kalimat itu berbunyi, “wajarlah jika ia merindukanmu, sebab di saat yang lain melahap masakannya, dirimu melahap sambil memuji kelezatan masakannya.”

Syaikhan, kamu tahu siapa yang Abi maksud di dalam kalimat tersebut? Jawabnya adalah Nenek dan dirimu. Apakah kamu tahu kenapa Abi menulis kalimat itu? Jawabnya adalah karena Abi mendengar lagi cerita nenek tentang dirimu di malam sebelumnya. Cerita tentang dirimu yang selalu memuji masakan Nenek.

Nenek bercerita bahwa ketika dirimu disuapi nenek, kamu akan berkata, “Enak, Nek!”

Nenek berkisah bahwa di saat dirimu disuapi nenek, kamu akan memuji masakan nenek dengan berkata, “Nenek bisa aja masaknya!”

Nenek menggambarkan bagaimana dirimu yang begitu senang bila dirimu disuapi nenek, lalu kamu berkata, “Nenek tahu aja yang Syehan suka!”

Syaikhan, kamu tahu, kamu melakukan sesuatu yang hampir tidak pernah Abi lakukan, yaitu memuji masakan nenek. Abi hanya melahapnya hingga habis sebagai pertanda bahwa masakan nenek memang enak. Terkadang Abi menambah porsi makan jika Abi ingin merasakan lezatnya masakan nenek. Namun memuji dengan mengatakan bahwa makanan nenek enak, lezat, dan nikmat, abi belum pernah melakukannya. Maka wajarlah jika nenek merindukan dirimu.

Syaikhan, tahukah kamu, bahwa apa yang kamu lakukan, memuji makanan yang kamu makan merupakan bagian dari sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam? Cobalah kamu baca hadits berikut ini :

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta lauk kepada salah seorang istrinya, lalu sang istri mengatakan, “Kami tidaklah punya lauk kecuali cuka.” Nabi lantas minta diambilkan cuka tersebut. Nabi mengatakan sambil memulai menyantap dengan lauk cuka, “Sebaik-baik lauk adalah cuka, sebaik-baik lauk adalah cuka.” (HR Muslim no 2052)

Syaikhan, sepertinya Abi harus banyak belajar darimu.

Syaikhan, jika nenek merinduimu, apakah kamu juga? Itu yang Abi tanyakan kepadamua beberapa waktu lalu saat kita pulang dari masjid selepas melaksanakan shalat Zhuhur berjama’ah.

“Syaikhan kangen sama Nenek, nggak?” Tanya Abi ketika kita berada di atas sepeda motor.

“Kangen!” jawabmu.

“Kalau Syaikhan kangen, Syaikhan mau Abi ajak ke rumah Nenek?” Tanya Abi lagi.

“Nenek aja yang ke sini!” Jawabmu kemudian.

“Koq begitu?”

“Iya, kalau Syaikhan kangen, Nenek aja yang ke sini!”

Abi hanya tersenyum meski di dalam hati masih ada kerinduan yang belum terbayar.

---

My Dearest Syaikhan Lainnya :

• My Dearest Syaikhan : Sudah Besar (2)
• My Dearest Syaikhan : Keseruan di Bawah Langit Mendung
• My Dearest Syaikhan : Logo Halal
• My Dearest Syaikhan : Doa dan Selfie
• My Dearest Syaikhan : Sudah Besar
• My Dearest Syaikhan : Arsitek
• My Dearest Syaikhan : Muadzin dan Pendekar
• My Dearest Syaikhan : Cerita Foto Selfie Kita
• My Dearest Syaikhan : Ketika Dirimu Sakit
• My Dearest Syaikhan : Kado Terindah Darimu