Hari Minggu kemarin saya berbelanja ke sebuah mini market untuk membeli beberapa barang kebutuhan sehari-hari semisal sabun mandi, shampo, pasta gigi, deodoran, dan beberapa barang lainnya.
Mata saya kemudian tertuju pada rak yang berisi kurma. Saya pun ingin membelinya.
Saya sudah dua kali membeli kurma yang sama selama bulan ramadhan kemarin. Harganya saat itu adalah sekitar RP. 21.xxx. Saya tidak ingat persisnya. Saat itu ada promosi. Beli dua bungkus gratis satu bungkus. Lumayan, pikir saya. Akhirnya saya beli dua bungkus sekaligus dan mendapatkan bonus satu bungkus. Total uang yang saya keluarkan berjumlah Rp. 42.xxx.
Sebelum mengambil, saya bertanya kepada seorang pegawai mini market apakah kurma itu masih promosi seperti bulan ramadhan kemarin, karena saya tidak melihat tulisan harga yang dicantumkan di sekitar rak kurma. Jawaban yang saya terima, sudah tidak ada lagi promo. Tapi saya tetap membelinya. Satu bungkus saja.
Kemudian saya mengambil barang-barang kebutuhan lain yang menjadi tujuan saya semula datang ke mini market tersebut. Lalu menuju kasir. Melakukan pembayaran. Barang dimasukkan ke dalam kantong plastik. Transaksi selesai.
Ketika berjalan menuju pintu keluar, saya sempatkan melihat struk belanja. Saya perhatikan nama barang dan harganya. Tiba di jenis barang kurma, saya cek harganya. Rp. 14.xxx. Sekali lagi saya lupa persisnya dan struknya pun sudah saya buang.
Artinya, harga di bulan Ramadhan kemarin bukan diskon :D. Benarkan? Atau itu hanya berasal dari sudut pandang saya saja. Harga 3 bungkus kurma, dengan harga sekarang adalah Rp. 42.xxx, sama besar dengan jumlah ketika saya membeli 2 bungkus di waktu ramadhan dengan mendapatkan bonus satu bungkus.
Sepertinya memang seperti itulah trik yang dilakukan pemilik untuk menarik para konsumen agar betah berbelanja.
Ternyata, ada beberapa trik lain yang pernah saya baca yang dilakukan oleh pemilik pasar swalayan untuk menyenangkan para konsumennya dan akhirnya berbelanja barang yang banyak, termasuk barang yang sebenarnya belum dibutuhkan saat-saat sekarang.
Mengubah Tata-letak Barang Secara Periodik
Jika kita sering datang ke pasar swalayan atau pun mini market, secara tidak langsung kita akan menghapal di mana letak barang-barang yang akan kita beli. Jika kita sudah memliki daftar belanjaan, maka kita akan langsung menuju raknya, mengambil barangnya, kemudian bayar di kasir, dan pulang.
Nyatanya, pihak pihak pengelola akan melakukan perubahan letak barang-barang tersebut secara berkala. Yang mungkin tujuannya adalah untuk membuat kita mencari-cari letak barang yang akan dibeli. Saat mencari-cari itu, tentu saja akan melewati rak-rak yang berisi barang-barang lain. Jika tidak fokus, maka bisa jadi kita akan tertarik dengan barang-barang tersebut dan membelinya. Padahal barang-barang tersebut tidak ada di dalam daftar belanja yang kita pegang. Apalagi jika mata kita menangkap sebuah tulisan “diskon 15%” atau “beli 1 gratis 1.”
Menggunakan Harga Barang yang Tidak Bulat atau Harga Psikologis
Ketika melihat barang dengan harga Rp 11.910, sekilas yang masuk di ke dalam pikiran adalah harga Rp. 11.000, padahal harga tersebut lebih dekat ke harga Rp. 12.000. Apalagi ketika kita melakukan hitung-hitungan sambil mencari barang-barang yang lain, maka untuk memudahkan penjumlahannya, kita akan membulatkan angka tersebut menjadi Rp 11.000,00.
Harga Psikologis seperti di atas, akan memberikan daya tarik tersendiri. Beda halnya jika sebuah barang dengan dibanderol dengan harga pas semisal Rp. 11.000. Setidaknya ada beberapa penelitian yang hasilnya menyatakan demikian.
Meja Kasir Tanpa Kasir
Mungkin kita pernah melihat di antara meja-meja kasir yang tersedia, ada beberapa yang tidak ada kasirnya. Dengan jumlah kasir yang tidak banyak, maka akan ada antrian. Tentunya sudah diperkirakan berapa jumlah antrian konsumen yang masih dalam batas normal dan wajar. Karena mengantri, maka kita akan akan melihat-lihat barang-barang yang ada di etalase di depan atau di samping kasir. Situasi tersebut akan memunculkan kemungkinan kita untuk membelinya.
Memajang Snack dan Permen di Samping Kasir dan di Sisi Sepanjang Eskalator
Karena letaknya yang gampang dilihat dan mudah dijangkau, akan besar kemungkinan anak-anak atau balita tergoda dan meminta kepada orangtuanya untuk dibelikan snack atau permen tersebut.
Promo Diskon dan Bonus Barang
Sering kita menemukan sebuah barang diberikan keterangan diskon 50% sementara barang lainnya diberikan keterangan beli 1 gratis 1. Kalau secara hitung-hitungan sebenarnya sama. Pada kondisi kedua, kita membeli satu barang dengan harga penuh tetapi mendapat dua barang yang sejenis. Itu artinya sama dengan kita membeli dua barang dengan harga diskon 50%. Tapi nyatanya kedua kondisi tersebut memberikan dampak yang berbeda.
Di Pasar Swalayan Tidak Ada Jam Dinding
Sehingga membuat konsumen lupa waktu. Kecuali sering-sering melihat jam tangannya atau melihat handphonennya.
Ada yang bersedia menambahkan?
Tulisan Terkait Lainnya :
Analisisnya keren juga. Saya malah nggak kepikiran, mas 😀
bukan analisa saya mbak. hasil nemu di internet. dengan modifikasi kata-kata. ada keterangan nyelip 😀
Ooo. Berarti tadi bacanya kurang teliti 😀
*ting tong*
sebenarnya memang ditambahin plus yang jam dinding itu
😀
ntar coba cek mimimarket langganan ah. ada jam dindingnya apa nggak 😀
ditunggu laporannya 😀
kalau ada berarti satu poin di atas akan ada tambahan…. “di sebagian mini market/pasar swalayan…”
kalau ingat yaaa. soalnya belum tau kapan ke minimarketnya 😀
ya.. ya… gpp. nggak harus juga 😀
haha. eh, mas, maaf mau nanya. saya kok harus selalu ngefollow wp-nya mas rifki ya? perasaan saya nggak ada nge-un-follow
waduh…. saya nggak tahu, mbak.
jangan-jangan banyak yang ngalamin makanya blog saya sepi pengunjung 😀
wah jangan2 gitu mas. tapi postingan yang ini tadi masih ada di reader sih. pas mau balas komen taunya saya liat saya nggak follow blog mas rifki lagi
tiba-tiba postingan ini hilang dari reader?
tadi sempat mengubah URL atau SLUGnya sih. asalnya
https://jampang.wordpress.com/2013/09/10/trik
menjadi
https://jampang.wordpress.com/2013/09/10/trik-pasar-swalayan-agar-kita-betah-berbelanja/
ada cuma. pas mau komen itu kan di bawah nama jampang itu ada status follow dan bukan following. padahal perasaan saya nggak ada nge-unfollow mas rifki
hmm… apa mungkin nggak sengaja kena klik pas geser2 kursor. kejadiannya baru sekali aja atau beberapa kali?
dua kali sih sama yang ini, mas. rata-rata bukanya di hape sih, makanya bingung
mungkin HPnya yang terlalu sensitif 😀
bisa juga sih. atau jarinya yang kelewat cepat make touchscreenya 😀
kita lihat aja nanti, apa akan terulang lagi?
😀
wah, baru ngeh nih kenapa banyak meja kasir yang kosong ga ada kasirnya 😀
😀
jadi ngelirik2 kiri kanan dulu kan yah?
Iya sih Pak, kadang suka lupa waktu klo lagi di supermarket …. hehehhe
apalagi sejuk suasananya yah, nggak panas seperti di luar 😀
Setujuuuuh Pak 🙂
ayoooo belanjaaaa….. *lho!*
Tuuh kan Pak Rifki padahal juga betah di supermarket :p
😀
saya ke mini market jarang. sebulan sekali mungkin. dulu waktu syaikhan sering nginep… seminggu sekali bisa
Oia ya Pak, klo sekarang mah jarang-jarang ya 🙂
iya. kan kebutuhan lainnya sudah selalu tersedia di rumah. tinggal menikmati 😀
tapi ada lho mas, supermarket yang nggak gonta-ganti lay out barangnya. dan saya hapal tempatnya. ini disini dan itu disitu. belanja bulanan jd lebih cepat selesai.
untuk emak-emak pemerhati harga, saya bisa mengetahui barang2 yang promo beneran sama promo “bohongan” seperti yang mas jampang tulis. karena hapal (juga) sama kisaran harganya 😀
baguslah kalau begitu, artinya nggak nyusahin konsumen 😀
nah… mungkin karena saya jarang belanja dan nggak hapal sama kisaran harga barang, makanya jadi “tertipu”
gimana pun menariknya promo diskon..tetap merekalah yg dapet untung, gak mungkin rugi. Udh tau sih ilmu begini..tapi tetap aja msh suka tergoda…
ya saat ngeliat diskon banyak yang lupa kalau itu sebuak trik 😀
tapi jatuhnya jadi penipuan dunk ya…
kayanya pernah denger kalau ada aturan soal penetapan diskon2an ini dulu. kalau nggak salah denger dan nggak salah inget
Ga ada kasir yg jaga juga trik juga ya. Dasar para kaum kapitalis.
dan lahirnya mini market yang menjamur, pelanpelan menyingkirkan eksistensi warung-warung kelontong milik masyarat.
Hahaha… bener semua tuh yang ditulis. Kadang kalau lagi buru-buru suka sebel pas cari barang, eh pindah tata letaknya. Trus pas lagi bawa ponakan, sibuk sendiri ngebujuk supaya si anak gak tergiur ama barang yang dipajang sepanjang pinggiran supermarket. Jadi waktu lama terbuang bukan hanya untuk lihat-lihat barang.
Kadang ya, harga di etalase berbeda jauh dengan saat pembayaran. Jadi penting tuh lihat saat mereka masukkan harga atau mengecek kembali struk belanja sebelum meninggalkan supermarket. Jangan sampai kecolongan.
Dan apesnya, saat mau bayar isi dompet mendadak menghilang akibat jadi mainan ponakan sebelumnya. *jadi curhat
ketahuan sering belanja 🙂
Hahaha.. do not judge a book from cover.
Kalau belanja sayur mah iya sering, tiap libur pasti belanja sayur :p
lah… benerkan… saya bilang sering belanja dan dijawab “Kalau belanja sayur mah iya sering, tiap libur pasti belanja sayur :p”
salahnya di mana?
hahaha.. iya 95% anda betul :p
😀
🙂
wah ada yang tertipu dengan buy 2 get 1.. hahaha 😀
ya gpp, lah. soalnya emang niat beli seh. kan pas ramadhan, buka puasa pake kurma
oh iya.. iya.. jd suka itung2an klo dikasih penawaran gt ma mini market.. nyampe nanya klo bli 1 harganya brp .. trs klo beli 2 beda harganya brp… kdg suka ketipu gt…
berapapun harganya, mini market pasti masih dapat untung. kalau rugi nggak mungkin dijual segitu
yaiyalah.. kalo dy rugi msti bljr managemen keuangan dlu tu ma bang rifki… 🙂
nanti diajarin ngegombal atau bikin puisi yeh… 😀
widiiihhh.. bs bangkrut tu..
kalo yg itu ajarin aje ke aye… 🙂
boleh… mau jenis puisi lama apa baru?
*gaya*
apa bedanya yang lama sama yg baru???
yg lama lahir duluan, yang baru lahi belakangan 😀
hmmm gtu ya… yg lama lahirny sesar apa normal tu pak ?? bedanya apa sma yg lama??
😀
nggak tahu…. soalnya nggak ngeliat waktu proses kelahirannya
*apaansih*
emg lg ngomongin apa ya??
#amnesia tiba2
Hhmm…. Apa yah?
Bingung juga jadinya….
kalo bingung mending pegangan idung bang… 😀
pegangan idung kalau lewat tempat sampah 😛
sama ga kaya lewatin abang yang belum mandi trus pegang idung? hahaha:D
piiiiiisss aaahh
Wekssss…..
*mungkin sama juga kali*
hehehe 🙂
:p