Suatu pagi, saya dan beberapa rekan mendapatkan tugas untuk mengikuti sebuah konsinyering. Kami berangkat menggunakan mobil milik salah seorang dari kami.
Di tengah perjalanan, sang pemilik mobil bercerita bahwa dirinya baru saja menjenguk mantan atasannya yang sedang di rumah sakit beberapa hari sebelumnya. Saat menjenguk itu, dalam kondisi sakit, mantan atasan tersebut memberikan sebuah nasihat atau pengingat kepad dirinya. Nasihat atau pengingat itulah yang kemudian diceritakan kepada saya dan teman-teman lainnya yang berada di dalam mobil.
Penghambat. Hambatan. Penghalang. Entah apa lagi sebutannya yang semakna. Yang pasti, setiap aktifitas atau pekerjaan apa pun, suatu ketika akan bertemu dengannya. Termasuk dalam kegiatan tulis-menulis. Hambatan tersebut menyebabkan sebuah pekerjaan atau tulisan menjadi tertunda penyelesaiannya.
Rekan saya kemudian menceritakan tentang empat hal yang menjadi penghambat atau penghalang sebuah kreatifitas yang didapat saat menjenguk mantan atasannya yang sakit.
Pertama adalah malas. Sehebat apa pun ide yang didapat, serapi apa pun rencana yang disusun, tak akan bisa menjadi kenyataan jika ada kemalasan di dalam pengerjaannya.
Sebagai contoh, di benak saya sudah tersusun ide sebuah tulisan serta kalimat-kalimat yang akan saya susun dalam beberapa paragraf. Tulisan tersebut nantinya akan saya posting di blog. Tetapi karena rasa malas datang, saya memilih untuk tidur-tiduran di kasur. Saya malas mengetiknya di handphone meskipun bisa dilakukan sambil tiduran. Saat laptop menyala, saya memilih untuk menonton film daripada mengetik ide tulisan tersebut. Jika demikian yang terjadi, maka tak akan ada sebuah tulisan yang dihasilkan. Jika yang demikian terjadi, maka tak selesai sebuah pekerjaan.
Kedua, adalah kesehatan. Orang yang sakit akan kesulitan untuk merealisasikan idenya. Penulis yang sakit, kemungkinan akan memilih untuk menyembuhkan sakitnya terlebih dahulu dibanding menulis. Jika dipaksakan, mungkin si penulis tak akan maksimal dalam menyelesaikan tulisannya. Hasil tulisannya mungkin banyak mengalami kesalahan ketik ataupun penyelesaiannya akan lebih lama dibandingkan jika dikerjakan ketika dirinya fit. Begitu juga halnya dengan pekerjaan yang lain. Seperti seorang guru tak akan maksimal menyampaikan materi pelajaran kepada para murid ketika fisiknya kurang fit. Atau seorang arsitek yang sedang menyelesaikan gambar sebuah bangunan. Atau seorang fotografer yang taka bisa fokus memegang kamera dalam membidik objek karena sakit di kepalanya. Dan banyak lagi.
Memang tak ada seorang pun yang menginginkan dirinya sakit. Namun demikian apa yang dilakukannya bisa jadi penyebab dirinya sakit. Misal sudah tahu punya potensi terserah maag, malah menunda-nunda waktu makan. Sudah tahu gampang terkena flu jika kena hujan, malah sengaja berhujan-hujanan.
Bukankah kerusakan yang terjadi di darat, di laut, atau bahkan di dalam diri dan tubuh manusia itu disebabkan karena perbuatan tangan manusia sendiri? Tentunya ada pembelajaran di situ. Coba tengok Surat Ar-Ruum ayat 41.
Ketiga adalah lupa. Manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Jika ide tidak dituangkan dengan segera, bisa jadi ide itu segera menguap dan tak berbekas.
Karenanya, saya pernah menulis di dalah satu postingan untuk “mengabadikan” sebuah ide yang didapat dengan menulisnya, dalam bentuk catatan meskipun hanya berupa sebuah kalimat. Itu mungkin menjadi salah satu cara untuk mengikat ide agar tidak mudah lepas. Di lain waktu, jika lupa itu datang, maka bukalah kembali catatan tersebut lalu kembangkanlah menjadi sebuah tulisan yang utuh.
Sayangnya, ketika di dalam mobil saat itu, saya tidak sempat “mengabadikan” obrolan yang terjadi salam sebuah catatan kecil di handphone saya. Saya pun merasakan dampaknya. Saya hanya bisa menyampaikan tiga dari empat hambatan yang disampaikan teman saya itu. Saya tidak bisa menyampaikan hambatan yang keempat. Sebab, saya lupa. Maaf.
Postingan Terkait Lainnya:
Jiaaah udah penasaran nomor 4nya apa taunya lupa 😀
Kalau saya malas yang paling sering jadi penghambat dalam menulis
twistnya di situ…. halah…. emangnya FF
iyah… beneran lupa… 😀
kalau ini FF, yang baca pasti ngomel-ngomel 😀
😀
setidaknya saya membuktikan bahwa lupa itu memang jadi penghambat dalam berkarya…. karena lupa, saya tak bisa menambahkan tulisan ini beberapa paragraf lagi
Baiklah.. argumen diterima 🙂
harus diterima… tidak boleh tidak 😀
malah maksa
hiyaa mas rifki ternyata suka maksa orang 😀
kadang-kadang… 😛
eh… sering deh… kan saya share link di FB secara nggak langsung maksa orang buat ngeklik 😀
Sama yang sering kasih link pas lagi komen 😛
hhmm….
maksudnya seperti ini :
https://jampang.wordpress.com/2013/02/02/syukur8-syukurku-di-dalam-toilet/
😀
nah, mulai lagi deh. pemaksaaan terselubung 😛
ya kalau nggak mau ya nggak usah diklik 😛
nggak enak kalau nggak klik soalnya yang punya rumah sudah capek-capek bongkar isi rumahnya buat ngasih link itu 😀
😀
emang aja pengen baca. itu juga kan muncul di bagian depan…. di komentar terbaru
saya kan balas komen di notif ini. ga liat dong komentar terbarunya apa 😀
kalau mampir ke jurnalnya ada header narsis yang mau nggak mau harus dilihat 😛
😀
oh iyah…ngga kliatan yah.
hmm…. belum ada ide ganti headernya gimana. mungkin ganti syaikhan aja yang ada di situ yah…
yaa saya juga nggak bilang harus diganti kok 😀
iya yah… ya udah. biarin aja 😀
iya biarin aja. ntar kalau udah ada gadis berjilbab kuning yang asli boleh deh diganti
*kabur*
😀
hiks… jadi inget deh… itu draft diajuin aja apa nunggu masukan yg lain yah?
pengennya cepet, cuma kan nggak bisa maksa. namanya juga minta tolong
Coba tanya lagi aja, mas. Kalau draft dimasukin kemungkinan 3-4 bulan ya baru dikasih jawaban?
kalau yang kemarin seh enggak selama itu. direviewnya nggak sampe sebulan kayanya.
sebelumnya udah ditanya dan jawabannya belum selesai
Kalau misalnya nggak lama bisa tuh mas dikirim dulu ke penerbit. Ntar kalau dikasih balasan bisa diperbaiki lagi draftnya
tunggu seminggu lagi deh…. 🙂
moga ada kabar baik ya, mas 🙂
aamiin. makasih, mbak
Teteh mah empat-empatnyaaaa..!!!
*parah pisaaaan* 😀
heh…. yang keempat apa teh?
saya nulis cuma tiga sebab yang keempat terhambat dengan faktor ketiga yaitu lupa
😀
jangan menundanunda, hiduplah sehat, biar ga lupa.. << gini kali ya kesimpulannya..
iya mbak… kurang lebihnya begitu
lupa tuh sebenarnya penyakit bukan sih? aku juga sering banget kayak gitu
entahlah…. sifat….?
yang jelas manusia memang tempatnya lupa 😀
Klo saya seringnya lupa, pdhl br bbrp menit ingat eh lgsg lupa apa yg mau d lakuin … Kdg klo d kantor tuh saya srg tanya k tmn “td mau ngapain ya?” Pdhl saya sendiri ngga blg k tmn saya mau ngapain … 🙂
Mgkn hrs byk zikir kali ye biar ngga d ksh sft pelupa … 😀
pasti temennya bingung ditanya begitu 😀
ya… dzikir itu baik
Iya mereka pd bingung, malah saya d blg nenek2 … Klo msh muda begini d blg nenek2 sdh tua d blg apa ye??? 😀
Kirain saya dl mgkn msh mikirin kul gmn cr nya cpt lulus, tp trnyt sdh kelar pun msh pelupa.
😀
Kebanyakan mikir kali makanya sering lupa
Iya kali ya d pikirin doang tp jrg terlaksana … Sangking byknya smp luber tuh yg d pikirin alias lupa … 😀
“kesempurnaan hanya milik Allah, kesalahan dan khilaf milik manusia”. Jd kyk dorce 😀
Mungkin begitu
Loh? Mksdnya mgkn mirip dorce gitu … *tiktoktiktoktiktok*
Mgkn bintang bln kelahiran bs d kata benar kali ya tuk mengenal sft org scr umum, spt org2 virgo yg sk pemikir … 🙂
ooo… saya seh enggak percaya sama hal begituan
Sapa yg srh percaya ka … Murtad dong :p
Percaya tuh ma Allah 🙂
ya kirain… kan tadi ngebahas soal itu
Oh iyayaya … Maaf lupa … Br ja semlm d bhs … 😀
Mgkn hny kebetulan saja kali ya menemui org2 yg berbintang n pny sft sama …
mungkin memang kebetulan… ata mungkin juga ada penelitian yg menyatakan bahwa seseorang yg lahir pada tanggal sekian hingga sekian memiliki sifat begini dan begitu????
Mgkn sdh da penelitiannya kali ya mayoritas sifat org2 d bln2 tsb begini begitu, tp tdk smua org hny mayoritasnya ja … 🙂
ya tergantung sample dan standar errornya
Yup … Sayangnya bkn saya yg neliti … 😀
😀
🙂