Sambil menyelam minum air. Kira-kira itulah yang ada di dalam pikiran lelaki itu yang sedang berada di bengkel motor. Tujuannya semula hanyalah untuk mengisi angin untuk ban sepeda motor yang terlihat kempes. Namun teringat starter sepeda motor yang tidak berfungsi, lelaki itu meminta montir di bengkel tersebut untuk mengecek dan memperbaikinya.
Ternyata kerusakan yang terjadi cukup parah, sehingga ada komponen yang harus diganti. Akibatnya waktu yang diperlukan lebih lama daripada yang diperkirakan lelaki tersebut.
Sementara di rumah sang istri sudah menunggu cukup lama dan mulai kesal karena rencana jalan-jalan keluar menjadi tertunda.
Tiba di rumah, lelaki itu disambut dengan wajah kesal dari sang istri. Menyadari akan kesalahannya, lelaki tersebut langsung meminta maaf. Namun permintaan maafnya tidak serta-merta menghapus rasa kesal sang istri.
“Lagi kenapa ke bengkel itu sih? Bukannya ke bengkel resmi,” ucap sang istri kesal.
“Ya udah. Mulai sekarang Aku haramkan servis di bengkel itu. Gak akan lagi aku datang ke bengkel itu,” timpal lelaki tersebut dengan makasud membuat istrinya tenang dan tak akan marah lagi.
Dan berhasil. Tak lama kemudian keduanya berangkat menuju tempat yang trlah direncanakan semula.
********
Suatu pagi, Rasulullah mampir ke rumah Zainab, salah seorang istri beliau. Di rumah itu, Rasulullah meminum madu yang disajikan oleh Zainab.
Kejadian tersebut membuat dua istri beliau lainnya, Aisyah dan Hafsah cemburu dan sepakat untuk menyindir Rasul.
Sepulang dari rumah Zainab, Rasulullah bertemu dengan Aisyah yang sedang bersama Hafsah.
Aisyah dan Hafsah berkata kepada Rasulullah, “Dirimu telah memakan Maghafir.”
Maghafir adalah getah yang baunya busuk sekali, yang dihasilkan oleh pohon urfuth.
Rasulullah menjawab, “Tidak , aku hanya minum madu di tempat Zainab.”
Kemudian salah satu dari mereka
berkata, “Jika demikian mungkin lebahnya telah menghisap pohon urfuth sehingga berbau maghafir.”
Demi menyenangkan kedua istrinya tersebut, Rasulullah kemudian berkata, “Mulai hari ini, Aku haramkan diriku untuk meminum madu.”
Sedangkan dalam hadits yang diriwayatkan ad-Daruquthni dari Ibn ‘ Abbas melalui sanad yang sahih. Diceritakan bahwa Rasulullah menggauli istri beliau, Mariyah al-Qibthiah di rumah Hafshah, pada hari gilirannya dan di tempat tidurnya.
Ketika Hafshah masuk ke rumahnya, ia menemukan Mariyah. Maka memuncaklah kemarahannya. Katanya : “Wahai Rasulullah, mengapa anda membawa dia ke rumahku, dan menggaulinya di tempat tidurku?”
Lalu Nabi berkata untuk menyenangkan Hafshah : “Sungguh aku mengharamkannya atas diriku, tapi jangan engkau ceritakan hal ini kepada siapa pun!”
Ketika Rasulullah pergi meninggalkan Hafshah, Hafshah pun pergi menemui A’isyah dan menceritakan kepadanya tentang rahasia Nabi itu. Maka Nabi pun marah dan bersumpah tidak akan menggauli dan menjauhi istri-istrinya selama satu bulan.
Kemudian turunlah ayat : “Wahai Nabi, mengapa engkau mengharamkan apa yang telah dihalalkan Allah bagimu. Engkau mencari kerelaan/kesenangan istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. At-Tahrim, 66 : 1).
********
Lelaki yang baru saja mendengarkan penjelasan sang ustadz, menyadari bahwa apa yang telah dilakukannya adalah salah. Cinta yang ada di dalam dirinya, seharusnya tidak boleh mengharamkan apa yang Allah halalkan atapun menghalalkan apa yang telah Allah haramkan.
mengenain tafsir surat at-tahrim ayat 1 :
Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada ‘Ubaid bin ‘Umair ia berkata, “Aku mendengar Aisyah radhiyallahu ‘anha (berkata), “Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berdiam di sisi Zainab binti Jahsy dan meminum madu di dekatnya, maka aku dengan Hafshah bersepakat bahwa siapa saja di antara kami yang didatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hendaknya berkata, “Sesungguhnya aku mencium bau getah darimu; engkau telah meminum getah.”
Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui salah seorang di antara keduanya dan diucapkanlah hal itu kepada Beliau, lalu Beliau berkata, “Bahkan yang aku minum adalah madu di sisi Zainab binti Jahsy dan aku tidak akan mengulangi lagi,” maka turunlah ayat, “Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu? Sampai ayat, “Jika kamu berdua bertobat kepada Allah…dst (ayat 4).” Tertuju kepada Aisyah dan Hafshah.
(Sedangkan ayat), “Dan ingatlah ketika secara rahasia Nabi membicarakan suatu peristiwa kepada salah seorang istrinya (Hafsah)…dst.” Yaitu terhadap perkataan Beliau, “Bahkan yang aku minum adalah madu…dst.” (Syaikh Muqbil berkata, “Hadits tesebut disebutkan lagi (oleh Bukhari) secara bersanad dengan adanya perubahan sedikit pada matan di juz 14 hal. 385 kemudian ia (Bukhari) berkata: Dari Ibrahim bin Musa dari Hisyam disebutkan, “Dan aku tidak akan mengulangi lagi, aku juga telah bersumpah, maka janganlah memberitahukan hal itu kepada seorang pun.”
Hadits tersebut diriwayatkan pula oleh Muslim juz 10 hal. 75, Abu Dawud juz 3 hal. 386, penyusun ‘Aunul Ma’bud berkata: Al Mundziri berkata, “Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah secara singkat dan panjang.” Hadits tersebut dalam Nasa’i di juz 6 hal. 123, juz 17 hal. 13, Ibnu Sa’ad juz 8 hal. 76 qaaf 1, dan Abu Nu’aim dalam Al Hilyah juz 3 hal. 276.)
Imam Nasa’i rahimahullah di juz 2 hal. 242 berkata: Telah memberitahukan kepadaku Ibrahim bin Yunus bin Muhammad, telah menceritakan kepada kami bapakku, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Tsabit dari Anas, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mempunyai seorang budak wanita yang Beliau gauli, Aisyah dan Hafshah selalu merasa (cemburu) kepada Beliau sehingga Beliau mengharamkannya (budak wanita itu), maka Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat, “Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu? Engkau ingin menyenangkan hati istri-istrimu?…dst.”
(Syaikh Muqbil berkata, “Hadits tersebut diriwayatkan oleh Hakim juz 2 hal. 493, ia berkata, “Hadits ini shahih sesuai syarat Muslim, namun keduanya (Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkannya,” dan didiamkan oleh Adz Dzahabi. Abu Abdurrahman berkata, “Dalam sanadnya terdapat Muhammad bin Bukair Al Hadhramiy dimana ia tidak termasuk para perawi Muslim. Dalam Tahdzibut Tahdzib diisyaratkan kepada Bukhari mengikuti dalam Al Kamal, akan tetapi Al Mizziy berkata, “Saya belum mendapatkan riwayatnya darinya (Bukhari), baik dalam kitab shahih maupun selainnya.” Dengan demikian yang dikatakan pada hadits tersebut adalah shahih, namun tidak dikatakan sesuai syarat Muslim. Al Haafizh dalam Al Fat-h setelah menisbatkannya kepada Nasa’i berkata, “Sesungguhnya sanadnya shahih,” juz 11 hal. 292. )
Dalam Majma’uzzawaa’id juz 7 hal. 126 dari Ibnu ‘Abbas (tentang ayat), “Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu?” Ia berkata, “Ayat ini turun berkenaan dengan budak wanita Beliau.” (Diriwayatkan oleh Al Bazzar dengan dua isnad, dan Thabrani. Para perawi Al Bazzar adalah para perawi hadits shahih selain Bisyr bin Adam dan dia tsiqah. Dalam Ta’liq terhadap Ash Shahihul Musnad, Syaikh Muqbil berkata, “Jalan yang di sana terdapat Bisyr bin Adam riwayat Al Bazzar terdapat seorang yang matruk (ditinggalkan haditsnya), sedangkan jalan yang setelahnya adalah hasan, lihat Kasyful Astaar 3/76)).
Al Haafizh dalam Al Fat-h juz 10 hal. 283 berkata, “Bisa juga ayat tersebut turun karena dua sebab secara bersamaan.” Yakni karena sebab pengharaman Beliau terhadap madu dan karena pengharaman Beliau terhadap budaknya. Imam Syaukani dalam tafsirnya juz 5 hal. 252 berkata, “Kedua sebab tersebut adalah shahih terhadap turunnya ayat tersebut, dan penggabungan keduanya adalah bisa karena terjadinya dua cerita; cerita tentang madu dan cerita tentang Mariyah, dan bahwa Al Qur’an turun karena keduanya secara bersamaan, dan pada masing-masing dari keduanya (kedua asbaabun nuzul) disebutkan bahwa Beliau membicarakan secara rahasia suatu peristiwa kepada salah seorang istrinya.
Makasih udah ditulis lagi tafsirnya, mas. Juz 28 ini ampun2an menghafalnya dan isinya bnyk ttg pernikahan
beuh… saya aja nggak ngapalin. jadi nggak tahu juga kebanyakan isinya tentang apa
Yah kebetulan juga saya lagi menghafalnya di situ. Nah mas rifki nggak hafal tapi tau tuh kandungan surah at tahrim waktu kmrn saya tanya. Berarti lebih bagus dong dari saya
ya sekedar yang saya pernah denger doank dan pernah denger cermahnya di masjid kantor
Intinya tetap tahu lah 🙂
tahunya tetap itu aja 😀
Tahu dan ngasih tahu orang lbh baik daripada tahu dan disimpan sendiri
*mendadak bijak 😀
sebab dunia dunia hancur bukan karena orang bodoh yang banyak bicara, melainkan orang pintar yang selalu diam
*mendadak pajak*
Wuih bagus tuh kutipannya
lumayanlah… 😀
^_^
itu artinya apa?
Sama kayak senyum 😀
oooo…. berarti tadi seharusya saya balas dengan CLOSED yah
😀
Iya. Kecuali kalau mas rifki merasa komennya kurang banyak lagi 😀
sepertinya sudah cukup
Oke.
Closed
CLOSED
nemu aja bacaan tafsir itu..
kebetulan, mbak 😀
klo baca ttg rumah tangga Rasululullah itu masya Allah bgt ya..bagaimana beliau menghadapi istri2nya, zaman skrg mah ya gak ada pastinya yg seperti beliau..
ya…. nggak ada. istri-istri zaman sekarang juga nggak ada yang seperti istri-istri Rasulullah 😀
hehe..iya juga..istri2 zaman skrg juga gak ada yg seperti istri2 Rasul..
tapi sebisa mungkin berusaha juga lah mencontoh rumah tangga nabi..:)
iya… sebaiknya begitu
hrs banyak2 baca buku ttg rumah tangga Rasul
yup…. salah satu caranya begitu
wokaaaaay…
sipppp
jadi madu haram gak sih?
nggak mbak.
HALAL!
THAYYIB!
😀
ok *tegak madu*
😀
siapppp
eh…. sipppppp maksudnya
😀
Bagus tulisannya, lengkap dgn dalil pula, n bermanfaat … *4 jempol* 🙂
Tp klo zaman skrg gmn ya???
terima kasih.
zaman sekarang yang berlaku juga dong
Zaman skrg yg bs kyk gitu bs d htg dgn jari ka … Kebanyakan “cinta menghalalkan yg haram”. 🙂
ooo… itu maksudnya. sepertinya begitu
Ehhh … mmg gmn mksdnya ka? 😀
kirain tentang kalimat ini ” Cinta yang ada di dalam dirinya, seharusnya tidak boleh mengharamkan apa yang Allah halalkan ataupun menghalalkan apa yang telah Allah haramkan.”
dari dulu sampe sekarang yang tetap berlaku kaidah tersebut
I am understand … 🙂
siiipppplah
🙂
suka sekali dengan quotes terakhir “Cinta yang ada di dalam dirinya, seharusnya tidak boleh mengharamkan apa yang Allah halalkan ataupun menghalalkan apa yang telah Allah haramkan.”
terima kasih sudah berkenan mampir dan meninggalkan jejak di sini
wah pernah dgr tuch cerita ttg maria dan rosululloh..
dari tulisan di atas bwt lelaki sblum poligami blh dipikir dlu tu klo pnya istri banyak pgimana.. ya kaga bang?:)
jelas. ada hal yang perlu diperhatikan oleh seorang lelaki yang mau poligami. saya pernah nullis tentang tips poligami sehat 😀
https://jampang.wordpress.com/2011/06/22/tips-poligami-sehat/
tapi ye bang ada niat buat poligami kaga bang?? hehehe:)
Satu aja blm udah mikirin poligami 😀
ntr kalo udh dapat atu mo poligami lagi… hehehe 😛
😀
Si mpok kan bukan bini aye. Jadi nggak usah khawatir saya nantinya mau poligami atau nggak. Kecuali mpok bini aye… Nah… Tugas aye deh buat ngeyakinin 😀
hehehe.. oh iye ye.. pan aye cm nanya aje bang… maaf dech.. 🙂
ya gpp. saya juga cuma jawab aja. soalnya pertanyaan mpok itu bukan pertanyaan teori. tapi pertanyan praktek. jawabannya ketika dipraktekin. kalau cuma ngomong doang sih gampang
iye bner juga tu bang.. berarti klo ad lelaki yang ngomong aye ogah poligami jgn dipercaya ye bang.. hehehe:)
bukan masalah percaya atau nggak… cuma harus ada pembuktian.
kalau memang dia bilang jujur begitu, masa nggak dipercaya? ya salah juga
ya masa pembuktian dlu bang… ntr laki aye byk dunkz bang.. hahaha:P
jadi aye yang poliandri 😀
Wekssss….
Hati-hati kalau ngomong…
aduuhhh jgn ampe dech… nikahnya ntr pke surat materai ah.. biar kaga poligami… hahaha
#edisi lebay:)
😀
Bikin yg banyak biar ada cadangan.kalau robek atau rusak
oohh iye tuch bang.. gud idea tu bang.. klo perlu ye bang dijilid ye bang kya puisinya abang.. bikin dah tu yg byk…
bener.. bener… tu bang…
#bener bener gile tu bang.. 😀
Koq gile?
yaiyelah bang gile… masa nikah pke kaya gtuan.. tu namanya istri yg kaga percaya lakinye.. walupun pake gituan jg tetep aje kan idupnye kaga tentram krn msh ada rasa curiga… ya kaga bang?
😀
Jd yg gile siape hayooo…
sape dech tuch??
yg d grogol bang yang gile… hehehe 🙂
tapi nggak semuanya gile kan? ada yang waras juga koq
yang jenguk ma yang ngerawat yang waras bang… klo smuanye kaga waras repot bang.. hehehe 🙂
nah…. bener itu 😀
hahahaha 😀