
“Apa nggak salah yang barusan aku dengar?” Ucap perempuan di hadapanku dengan wajah keheranan.”Apanya yang salah?” AKu balik bertanya.
“Kita belum lama saling kenal. Tatap muka juga baru beberapa kali di rumahku ini. Kamu sudah mau mengajakku nikah!”
“Salahnya di mana?” Tanyaku lagi.
“Ya salah. Bagiku, aku perlu waktu untuk mengenalmu. Kupikir kamu juga perlu waktu untuk hal yang sama.”
Memang. Aku belum lama mengenalnya. Seperti yang dia katakan, aku baru beberapa kali bertemu dengannya. Jika dirinya mengatakan perlu waktu untuk mengenalku lebih jauh, aku juga begitu. Tapi bukan sekarang saatnya untuk mengenal lebih dalam satu sama lain. Nanti. Setelah menikah. Aku dan dia punya waktu yang panjang untuk saling mengenal. Luar dalam.
“Setelah saling mengenal satu sama lain. Kira-kira apa keputusanmu? Menerima atau menolak permintaanku?”
“Ya tergantung. Bisa menerima. Bisa juga menolak.” Jawabnya.
“Kalau keputusannya seperti itu untuk apa menunggu lama. Jika kamu mau menerimaku, ya terima saja sekarang. Jika ingin menolakku, ya tolak saja sekarang.” Ucapku.
“Jika aku bersamamu, apakah kamu bisa menjamin bahwa diriku akan bahagia?” Tanya perempuan itu kemudian.
“Tidak. Aku tidak bisa menjamin bahwa dirimu akan bahagia jika hidup bersamaku, sebagaimana tidak juga lelaki lain yang sanggup melakukan itu. Karena kebahagiaanmu ada di tanganmu dan bukan di tangan orang lain.” Jawabku.
“Lantas apakah kamu bisa membawaku ke surga di akhirat kelak?” Tanya perempuan itu lagi.
Aku terdiam.
“Aku hanyalah lelaki akhir zaman yang jauh dari kesempurnaan. Aku sendiri tidak yakin dengan segala kelemahan yang kumiliki, apakah kelak diriku bisa masuk surga atau tidak. Tapi Aku tahu sebuah jalan yang kelak akan membawamu ke surga.” Jawabku itu kemudian.
“Jalan seperti apa itu?” Tanyanya.
“Menikahlah denganku. Kemudian kau taat kepadaku. Yang demikian itu bisa membawamu ke surga. Dan tak ada lagi keinginan terbesarku selain bersamamu di surga kelak.”
*****
“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau”. (HR. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany).
Seri Lelaki Lainnya :
QS An-Nisaa ayat 34, yang artinya: …Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).
terima kasih banyak tambahannya, pak
Maap menambahkan, didapat dari ceramah pengajian saat menjelang pernikahan ponakan.
“Dan kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu” (Surat Luqman, ayat 14)
Jadi menurut ibu penceramah, bagi para wanita yang belum pernah menikah penting baginya untuk menyelidiki sebaik-baiknya calon suaminya, tentunya dengan meminta petunjuk dari Allah semata.
Dan jika sudah bertemu lalu melaksanakan IJAB QOBUL, penting bagi para perempuan untuk melakukan KOMITMEN dengan lelaki yang baru saja resmi jadi suami. Berkomitmen untuk mendapatkan ijin agar senantisa bisa berbakti pada kedua orang tua. Karena saat seorang anak gadis menikah, maka berhentikah baktinya kepada kedua orang tuanya, kecuali mendapat RIDHA dari sang suami.
Suami yang baik, adalah mengijinkan istrinya untuk tetap bisa berbakti. Dan Istri yang baik adalah senantiasa mengingatkan suaminya untuk selalu berbakti kepada IBU nya. Dan ikhlas menjadi nomor sekian setelah Ibunya.
*nasehat ini sudah pernah dipraktekan oleh kerabat saya.
terima kasih atas tambahannya
Ini nm nya ta’arruf ya? Kyknya prnh ngalamin tp br ngeh klo begitu cr nya n kaget. Mklm ngga prnh ta’arruf n knlan kyk org zaman skrg … 🙂
Bnr ngga alasan ridho istri ada d suami bkn d ortu spt ini?
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10153248872485134&id=395763250133&refid=17#menu_anchor
ketika sudah menikah, maka seorang perempuan menjadi tanggung jawab suaminya. seorang istri harus taat kepada suaminya selama bukan dalam hal menyekutukan Allah dan ma’siyat. seperti hadits di akhir tulisan, jika suami ridha maka insya Allah sang istri bisa masuk surga.
namun demikian bakti dan taat kepada orang tua bukan berarti putus sama sekali.
Iyaa sehrsnya begitu n bs taat sm suami itu prl adaptasi dan berthp …
Mdh2an dpt suami yg slalu ridha biar mdh msk surga nya … 😀
aamiin
🙂
hadits di atas kedengarannya gampang. padahal realisasinya susah betul
Kira-kira di mana susahnya?
Menaati suami dan suami ridho padanya. Saya selalu merasa itu bagian yang tersulit. Soalnya kan perempuan kadang suka nggak sadar juga bisa nggak taat sama suaminya. Misal dia ngomel2 .sama suaminya pas lagi pms atau pas suaminya sakit dia nggak telaten merawatnya. Yah, itu sih yang saya anggap sulit
🙂
berpikir yang bagus-bagus aja. jika sudah siap dan punya bekal, insya Allah akan dimudahkan untuk menjalani itu semua
Iyah. Harus banyak mempersiapkan diri dari sekarang. Semoga nanti saya dapat suami yang baik dan bisa membawa saya ke surga 🙂
yup. perbanyak bekal persiapan. aamiin yaa rabbal ‘alamin
🙂
Nb : mas kalau nulis closed jangan capslock yak. Saya kaget bacanya 😀
😀
masa? bisa gitu yah? oke… oke… saya nggak akan pake capslock dan nulisnya pelan-pelan
Haha. Gimana coba tahunya nulisnya pelan-pelan 😀
c
l
o
s
e
d
Wahahaha. Untung balasnya di komputer. Kalau di hp penuh perjuangan tuh 😀
salah… saya balasnya di HP koq 😀
Wiih. Mantap. Di tempat saya sekarang sinyalnya jelek banget. Nggak bisa ngapa-ngapain 😦
alhamdulillah… 🙂
yah… keluar ruangan dulu coba 😀
Harus ke kantor depan baru bisa internetan 😦
kantor instansi yang sama?
Iya. Divisi saya kantornya di belakang dan sinyalnya jelek banget. Nah pas jalan ke kantor yang bagian aula sama pelayanan baru deh notif bermunculan 😀
jalan sedikit nggak apa-apalah 😀
Iya. Tapi jalannya cuma pas mau makan siang 😀
oooo…. ya setidaknya lumayanlah bisa dapat sinyal meski cuma pas mau makan siang doang
Iyaa. Lumayan bisa komen sana sini 😀
betulllll… 😀
🙂
Closed
kalimat terakhir…ucapan zul ke sali ya..??? klo gak salah inget…
ya… ucapan lelaki di cerita ini kemudian digunakan oleh zul 😀
owh…jadi bkn laki2 ini yg nyontek zul..?? berarti ini tulisan lama (lagi) dong..???
bagian akhir tulisan lama. bagian awal tulisan baru. sebab tulisan lama enggak keimpor ke sini.
diketik baru gitu..tpi dgn materi isi yg lama..??
saya menulis tambahan barunya pada bagian sebelum kalimat
“Jika aku bersamamu, apakah kamu bisa menjamin bahwa diriku akan bahagia?” Tanya perempuan itu kemudian.
dan mengubah cara penceritaannya.
owh..begitu..ya..ya..ngerti..
Tapi bukan sekarang saatnya untuk mengenal lebih dalam satu sama lain. Nanti. Setelah menikah. Aku dan dia punya waktu yang panjang untuk saling mengenal—> ini bener..sy pernah baca, bhwa seumur hidup pernikahannya sepasang suami istri terus belajar saling memahami…
saya pernah baca begitu dan istilahnya adalah “Ta’aruf Jilid II”
😀
Ta’aruf Jilid I sbelum pernikahan, jilid II stelah pernikahan. Kayaknya lebih asyik jilid II :D, eh..gak tau ding..byk yg bilang pernikahan tak seindah bayangan..:D
seindah atau tidak seindah yang dibayangkan… tergantung sikap orang itu menjalani sebuah pernikahan
Jika menikah dgn niat ibadah, cinta pada pasangan juga karena Allah, maka pernikahan itu insya Allah aman, walaupun ada riak-riak di dlmnya. Benar kan teori ini?
teori itu bisa jadi benar. tapi prakteknya mungkin bisa sediki melenceng.
menikah bukan berarti tanpa masalah. hanya saja, jika sebelum menikah kita menghadapi masalah sendiri, setelah menikah, ada orang yang membantu. dua pikiran dan dua tenaga, menjadikan masalah lebih mudah untuk diselesaikan.
sebelum menikah, juga bukan berarti tanpa masa-masa indah, namun setelah menikah, masa-masa indah itu akan lebih terasa indah karena dinikmati berdua
*uhuyyyyy*
;D
Iya sih…bener, klo kata temen: sebanyak2nya masalah ketika menikah, seenak2nya hidup ketika belum menikah, namun bila dibandingkan dan disuruh memilih, tetap lebih enak dan lebih memilih menikah…waduuuuh…
😀
kalau begitu sana…. buruan nikah 😛
buruan mah mau..tapi ama siapa..hiks.. 😦
kasian amat yak 😀
ya sama laki-laki lah
😀
ya iyalah..masa sama perempuan 😛
nah… itu udah tahu 😀
iya..jdi ngapain bingung2 yak..udh jelas menikhanya ama laki2..
*bodoooooor..
😀
bukan saya yang bilang yah
gak bilang tapi ngasih masukan 😛
😀
Yang dikasih masukan tahu diri… Jadinya ya begitu itu… Ngaku sendiri
yg dikasih masukan sok polos gitu..oh iya yah..sama laki2..
tapi yg ngasih masukan lebih parah..bodor abis.. 😛
Hmmm…. Ya sudah… Sudah…
okee..siiip.. damai..^^
wassalaamu ‘alaikum
wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh…
wiiihh… kaga suka taaruf lama2 ya bang? 😀
sukalah ta’aruf lama-lama. hanya saja masanya setelah menikah. karena butuh waktu panjang buat seseorang untuk mengenal pasangan hidupnya. mungkin sepanjang waktu kebersamaan mereka. sebab ada yang tidak bisa diketahui ketika keduanya masih berjalan sendiri-sendiri
tapi emangnya taaruf sebentar tu sblm menikah bisa ye bang??kan blm mengenal sifat masing-masing bang…
Ya bisa aja asal keduanya punya komitmen untuk menikah. Mengenal sifat seseorang itu perlu waktu lama. Tahunan aja masih kurang. Karena bisa jadi sifat asli seseorang baru kliatan ketika semua hal dilakukan bersama-sama. Dan itu setelah menikah.
yuupp.. sama halnya pacaran udh dua tahun pas ditanya bagaimana pasangan qta.. trus qta berpikir lama tuk jawab itu.. pdhl udh dua tahun tapi blm bs mengenal pasangan sendiri.. 🙂
#curcol 😀
Cieeee… Pengalaman nih yeeee…
ciee abang curcol ni yeeee… hahaha
#salah ye 🙂
sepertinya seh salah… 😛
hahaha… 😀
seneng banget ye… ketawanya sampe double… tulisan dan emoticon
iye seneng liat abang… hehehe 😛
Liat di mane emangnye?
maksudnye liat yang lg di gendong ma abang.. hehehe 😛
#geer..
Lah… Omongannye berubah gitu 😛
seneng gt ye klo aye liatin?? 😛
#clingcling
Emang kapan ngeleiatinnye?
tau dech.. 😛
Nah lho….
nah loh abang.. 😀 😛
😀
pernah ada yang ajak nikah, ku bingung sendiri, kenal aja kaga, tapi kog ngajak nikah.. akhirnya dia milih yang lain.. karena ku gantung pertanyaannya.. hawong serius ku ga kenal dia.. ketemu aja baru sekali, dikenalin tetangga.. yang ga ku suka itu, dia ngajak nikahnya via sms.. apa pula itu..
emang sih bahagia kita yang tentukan bukan orang lain.. tapi gimana mo bahagia kalu kita nikah ternyata kita ga kenal suami kita sih? rabaraba ga karuan..
seharusnyanya kalau emang mau menikah perempuan, si lelakinya datang menghadap orang tua si perempuan, bukan lewat SMS 😀
tapi mungkin pendahuluan bisa aja seh lewat SMS atau telepon.
yg jelas keduanya butuh mengenal satu sama lain. cuma mengenal luar dalam sampe 100% nggak mungkin dalam hitungan hari atau bulan, bahkan tahunan, melainkan butuh waktu seumur hidup. itu sebabnya di awal pernikahan hanya berupa perkenalan jilid 1, sedang yang lebih mendalamnya di jidili 2 setelah pernikahan 😀
dia sms gini, “gue mo nikah sama elu, kalu elu mau, gue hadap orangtua elu sekarang juga”.. halah, dia kan tetangga ortuku yang dikenalin tetangga waktu ku pulang ke rumah lebaranan.. dadakdadak gitu bikin ku marah toh.. caranya itu yang ga ku suka.. kaya memerintah.. ketemu baru sekali.. cakep sih.. ku ga tahu kalu emang sengaja dikenalin.. dadak dadak ada sms gitu.. tapi bahasa sms-nya itu menurutku kasar boh.. akhirnya malas ku jawab juga.. coba ya, orang jawa tapi elu gue elu gue.. halah!
iihh jadi curcol.. terakhir ternyata dia suka mukul istrinya, ini adiku yang bilang sih..
hwaaa…. bersyukur akhirnya nggak jadian sama dia ya mbak 🙂
itu kejadian udah 10 taon lalu.. apa 15 taon lalu ya? lupa.. anaknya udah smp tuh sekarang.. anaknya sering lari ke rumah soalnya kalu ibunya dipukulin bapaknya.. kan tetanggaan sekarang sih..
ealah… nggak jadian tapi tetep tetanggaan 🙂
mudah2an kondisinya membaik lah. cuma mendoakan aja
Nice.. 🙂
Perempuan mah kalau sudah taat pada suami (yang solih), insya’Allah pasti mendapat surga. Aamiin! 🙂
insya Allah begitu 😀