Lelaki dan Spons

sponsPerut lelaki belasan tahun itu semakin keroncongan. Aroma masakan sang ibu seperti menusuk-nusuk hidung manakala langkah kakinya semakin dekan ke meja makan. Dibukanya tutup saji berwarna biru yang terletak di atas meja makan. dengan cepat melahap masakan ibu hingga habis. Matanya melotot ketika melihat menu yang tersaji adalah menu kesukaannya.Dia duduk, mengambil piring dan sendok, menyendok nasi, menuang sayur, mengambil lauk, lalu makan dengan lahapnya.

Beberapa saat kemudian, nasi dan lauk-pauk di piring itu sudah habis tak bersisa. Pindah ke dalam perut lelaki itu. Tak ingin berlama-lama duduk di ruang makan, lelaki itu segera membawa piring dan gelas kotor ke dapur.

Rupanya, di dapur sudah terdapat beberapa piring dan gelas kotor lain yang menunggu untuk dicuci agar bisa digunakan lagi. Lelaki itu hanya melihat tumpukan itu lalu segera meninggalkan dapur.

“Cuci sekalian piring dan gelasnya!” tiba-tiba terdengar suara sang ibu.

“Enggak ah, ini kan kerjaan anak perempuan,” jawab lelaki itu.

“Cuci piring itu bukan cuma kerjaan perempuan, laki-laki juga harus bisa. Gimana nanti kalau kamu sudah menikah, pembantu nggak ada, sedang istri nggak selamanya dalam kondisi fit, siapa yang akan bersih-bersih selain kamu?” Sang ibu memberi penjelasan.

Dengan rasa malas, lelaki belasan tahun itu melangkah kembali ke dapur untuk membersihkan piring, gelas, dan sendok kotor.

Anggapan lelaki itu bahwa pekerjaan dapur hanyalah pekerjaan perempuan belumlah memudar. Hingga suatu ketika dirinya melihat sendiri apa yang dilakukan oleh ayahnya. Ayahnya mencuci pakaiannya sendiri. Berkali-kali. Tak hanya mencuci pakaian, ayahnya juga membuat kopi atau teh manis sendiri. Setiap kali akan berangkat dan pulang kerja, serta ketika sang ayah bersantai. Lelaki itu tak pernah mendengar sang ayah meminta ibu untuk membuatkan kopi atau teh manis. Namun, untuk waktu-waktu tertentu, tanpa diminta, ibu sering membuatkan ayah kopi dan teh manis.

*****

Lelaki itu menekan switch untuk menyalakan lampu di dapur. Dua buah lampu menyala sekaligus untuk menerangi dapur minimalis di rumahnya. Satu lampu menerangi bagian atas di mana terdapat kompor untuk memasak. Sedangkan satu lampu lagi untuk menyalakan bagian bawah dapur tempat mencuci piring. Karena letaknya di bawah, maka bagi siapa saja yang ingin mencuci piring, dia harus jongkok atau duduk di bangku kecil.

Segera diambilnya bangku kecil yang terbuat dari plastik yang tersimpan di sudut dapur, lalu duduk di atasnya. Lelaki itu kemudian memutar kran air. Air yang keluar dari kran tersebut dia gunakan untuk membasahi sendok, piring, gelas, dan alat-alat dapur lainnya yang kotor. Selanjutnya, spons yang sudah di tangan, dibasahinya juga dengan air bercampur sabun. Kedua tangannya mulai bekerja.

Lelaki itu terbayang akan nasehat sang ibu beberapa tahun silam. Nasehat yang kini menjadi kenyaataan. Di saat sang istri masih dalam proses penyembuhan setelah proses melahirkan, ketika sang istri belum bisa bebas bergerak, dirinya yang mengambil alih tugas sang istri untuk membersihkan semua peralatan dapur. Nasihat yang diperkuat dengan ceramah seorang ustadz yang mengisi kajian di kantornya yang mengutip sebuah hadits bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam membantu pekerjaan istrinya, memperbaiki sandalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember.

—o0o—

Urwah bertanya kepada Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apa yang diperbuat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam jika ia bersamamu di rumah?”, Aisyah menjawab, “Ia melakukan seperti yang dilakukan salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sandalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember.”

Dalam Syama’il karya At-Tirmidzi terdapat tambahan, “Dan memerah susu kambingnya…”


Postingan Terkait Lainnya :

47 respons untuk ‘Lelaki dan Spons

  1. ayanapunya Oktober 14, 2013 / 08:56

    Semoga nanti dapat suami yang nggak segan bantu istrinya 🙂

    • jampang Oktober 14, 2013 / 09:43

      *mengaminkan*

      😀

  2. nurme Oktober 14, 2013 / 10:34

    Ibu yang patut ditiru, mempersiapkan anaknya secara tidak langsung.
    Nice posting 🙂

    • jampang Oktober 14, 2013 / 11:00

      Terima kasih

  3. edi padmono Oktober 14, 2013 / 11:33

    Jadi bangga pada diri sendiri nich, di rumah saya semua saling membantu mengerjakan mas, karena kami memang tidak punya Asisten rumah tangga. Nyapu, ngepel cuci piring dan nyuci kita bagi-bagi sesuai porsinya….tapi saya paling suka nyuci lo mas bisa sambil main busa(inget masa kanak-kanak)…

    • jampang Oktober 14, 2013 / 11:46

      Wah… Salut, mas. Pertahankan dan.lanjutkan 😀

  4. herma1206 Oktober 14, 2013 / 11:35

    waah..ayah saya banget nih..
    Ini aja..bikin rendang buat besok ayah saya, sy cuma jadi pembantu umum..haha

    • jampang Oktober 14, 2013 / 12:15

      Wah… Pasti nanti mengidolakan suami yg seperti ayah 😀

      • herma1206 Oktober 14, 2013 / 13:21

        yaa..setiap anak kan pasti mengidolakan figur kedua orang tuanya, kecuali klo ortunya gak bener.. iya gak..?? 🙂

      • jampang Oktober 14, 2013 / 13:28

        Ya nggak masalah selama itu nggak menjadi tuntutan. Sebab pasangannya itu adalah orang yang berbeda dg orang tuanya

      • herma1206 Oktober 14, 2013 / 13:32

        yup..bener..dan sy gak terlalu menuntut kok ntar suami harus seperti ayah saya, jadi tenang aja.. 😀 #eh

      • jampang Oktober 14, 2013 / 13:42

        Terima kasih #ups

      • jampang Oktober 14, 2013 / 13:53

        Xixixixixixi

      • herma1206 Oktober 14, 2013 / 15:30

        Eh..tumben ada ketawa cekikikannya.. 😛

      • jampang Oktober 14, 2013 / 16:06

        Ya kan dari dulu ciri khasnya begitu. Cuma karena ada yg ngikutin… Pindah pake emoticon

      • herma1206 Oktober 14, 2013 / 16:59

        oowh…jdi cirinya khasnya itu..
        balik lagi aja ke ciri khas lama…bosen liat nyengir mulu 😀

      • jampang Oktober 14, 2013 / 17:05

        Ya asal nggak ada yg ikut2an lagi…. Akan kembali begitu

      • herma1206 Oktober 14, 2013 / 17:09

        loh..emang knp klo ada yg ikutan? gak boleh ya..

      • jampang Oktober 14, 2013 / 17:20

        Nggak boleh…. Xixixiixixi

      • herma1206 Oktober 14, 2013 / 17:22

        xixixixi..uppsss salah, maaf… 😀

      • jampang Oktober 14, 2013 / 20:07

        😛

  5. fenny Oktober 14, 2013 / 13:41

    Enak tuh pny anak laki yg bs pengertian kyk gitu … Mgkn krn d rmh saya lbh byk anak perempuannya kali ya jd yg laki2 hny mau ngerjain kerjaan laki sj spt angkat galon, dll.
    Dicari … suami spt tersebut di atas … 🙂

    • jampang Oktober 14, 2013 / 13:52

      Selamat mencari aja kalau gitu

      • fenny Oktober 14, 2013 / 14:01

        Sdh ketemu tp kabur … 😀

      • jampang Oktober 14, 2013 / 14:13

        Ooo… Selamat mencari yg lain kalau begitu

      • fenny Oktober 14, 2013 / 14:18

        sdh lelah mencari … 😦

      • jampang Oktober 14, 2013 / 14:19

        Oowwhhh…

      • fenny Oktober 14, 2013 / 14:29

        Oooo nya dah kombinasi huruf jd Oowwhhh … 🙂 *pertanyaan iseng krn bingung mau ngap*

      • jampang Oktober 14, 2013 / 16:03

        Kalau bingung ya nggak usah maksa balas komentarnya aja. Gampangkan?

      • pinkvnie Oktober 14, 2013 / 16:42

        hmmm … maksud saya itu bingung mau ngerjain apa d rmh … 😀

      • jampang Oktober 14, 2013 / 16:57

        Ooooooo..

  6. deetie Oktober 14, 2013 / 15:23

    Bagus itu namanya tolong menolong.. Klo perlu suaminy pinter msk jg.. Hehehe

    • jampang Oktober 14, 2013 / 16:04

      Ya bisa bisa. Selamat mencari aja.

      • deetie Oktober 14, 2013 / 19:51

        Aye maony dicari aje gk mo mencari ah.. Tgl nungguin jodohny aje.. Hehehehe
        #geer bneerr ye..

      • jampang Oktober 14, 2013 / 20:09

        ya terserah aja. masing-masing cara bisa dijalanin koq

      • deetie Oktober 14, 2013 / 21:37

        pan aye belum mo buru-buru nikah.. nyantai dulu aja lah… 🙂

      • jampang Oktober 14, 2013 / 21:49

        Ya.. Ya.. Masing2 pribadi punya rencana sendiri2

      • deetie88 Oktober 15, 2013 / 08:55

        Truz rencananya abang ape dAh?? 🙂
        #kepoers 😀

      • jampang Oktober 15, 2013 / 09:07

        ya cari perempuan laenlah…. kan si mpok nggak mau cepet2 nikah 😛

      • deetie Oktober 15, 2013 / 11:00

        iye dah bang.. moga dapat wanita solehah sama berakhlak baik..
        #kaya kata abang yang akhlaknya baik jgn ditolak 🙂

  7. apperos Oktober 14, 2013 / 15:37

    pelajaran primer dari seorang anak adalah dari keluarga. jadi keluarga berperan penting dalam pendidikan anak. so berikan contoh yang baik untuk anak-anaknya. bisa jadi kelakuan anak cerimanan dari orang tua.

    • jampang Oktober 14, 2013 / 16:07

      Yup. Betul. Keberhasilan sebuah keluarga bisa dilihat dari sikap dan tingkah laku anaknya

Tinggalkan Balasan ke herma1206 Batalkan balasan