
Saya belum mahir membuat review buku atau film seperti yang sering dibuat oleh rekan-rekan blogger lain. Saya memang pernah mencoba membuat beberapa review buku, tetapi hasilnya kurang memuaskan. Yang penasaran bagaimana hasil review bebeberapa buku yang saya buat, bisa klik di sini. Saya juga pernah mencoba membahas beberapa film, tetapi hasilnya belumlah mendekati bentuk sebuah review. Salah satu film yang pernah saya buat coretan review, bisa langsung ke TKPnya di sini.
Karena itulah, saya tak berani memberi judul tulisan kali ini dengan “Sekilas Review Film”, melainkan saya menggunakan kata “Sekhilaf” sebagai pengganti kata “Sekilas”. Sebab mungkin banyak terdapat kekhilafan yang saya lakukan dalam membuat postingan yang belum layak disebut sebagai review ini.
Saya pernah menonton film “3 Hati 2 Dunia 1 Cinta” dan “360”. Film pertama adalah film Indonesia, sementara yang terakhir adalah film luar negeri.
Mungkin keduanya bisa dianggap film yang masuk kategori drama. Sebab saya yang tak menemukan adegan-adegan yang biasanya saya temukan di dalam film action. Sebab tak ada penampakkan sosok yang menyeramkan seperti yang sering saya lihat di film horor. Sebab tidak ada adegan-adegan yang membuat jantung berdebar lebih cepat seperti yang terjadi di film thriller. Atau sebab saya khilaf dalam mengkategorikan jenis kedua film tersebut.
Di film “3 Hati 2 Dunia 1 Cinta” hanya terdapat satu permasalahan atau konflik yang dialami oleh para tokoh utamanya. Sedang di dalam film “360”, saya menemukan beberapa konflik yang terjadi. Sebab konflik yang ada tak hanya terjadi antara dua pasang tokoh saja, melainkan terjadi konflik yang berbeda yang dialami oleh beberapa pasang tokoh dengan latar belakang yang berbeda, waktu yang berbeda, dan juga tempat yang berbeda.
Namun demikian, ada kesamaan konflik di film “3 Hati 2 Dunia 1 Cinta” dengan salah satu konflik di film “360”, yaitu hubungan cinta antara lelaki muslim dengan perempuan non muslim. Hanya saja, penyelesaian konfliknya berbeda. Di satu film terkesan menggantung. Sementara di film lain dimunculkan penyelesaian yang lebih tegas.
Pada film “3 Hati 2 Dunia 1 Cinta”, hubungan cinta lelaki muslim dengan perempuan non muslim tentu saja dikecam oleh kedua orang tua si lelaki. Awalnya. Namun belakangan, sikap itu melunak.
Sang lelaki pun bertanya kepada pamannya yang digambarkan sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan agama yang cukup luas. Sosok seorang ustadz, katakanlah begitu.
Sang paman menjelaskan, jika pernikahan antara seorang perempuan muslimah dengan lelaki non muslim, seluruh ulama sepakat mengharamkannya. Sementara pernikahan antara lelaki muslim dengan perempuan non muslim, ada ulama yang memperbolehkan dengan catatan bahwa perempuan tersebut berasal dari golongan ahli kitab. Pertanyaan selanjutnya adalah, siapakah yang dimaksud dengan perempuan ahli kitab itu? Dan apakah golongan ahli kita itu masih ada di zaman sekarang? Pertanyaan tersebut tidak dijawab dengan tegas oleh sang paman. Menggantung.
Sementara di fiom “360” salah satu konflik yang muncul adalah serupa dengan konflik seperti di atas. Seorang lelaki muslim yang berprofesi sebagai dokter, jatuh cinta kepada seorang perempuan non muslim, perawat atau suster yang bekerja sebagai asistennya. Digambarkan pula bahwa ruma tangga perempuan tersebut di ambang perpecahan yang dipicu oleh pekerjaan sang suami.
Sang lelaki pun bertanya kepada seorang ustadz mengenai apa yang sedang dialaminya. Berbeda dengan jawaban sang ustadz di film “3 Hati 2 Dunia 1 Cinta”, jawaban sang ustadz di film “360” tidak menggantung. Tegas. Sikap kehati-hatian diutamakan. Sang ustadz menyarankan agar si lelaki membuang perasaan cintanya itu, sebab khawatir jika pernikahan mereka terjadi, hubungan keduanya lebih dekat kepada hubungan perzinahan, bukan hubungan pernikahan.
Akhirnya, si lelaki mengambil keputusan sesuai dengan apa yang disarankan oleh sang ustadz.
Dari satu sudut itulah saya melihat perbedaan perlakuan antara film “3 Hati 2 Dunia 1 Cinta” dengan “360” untuk menyelesaikan sebuah konflik yang serupa. Film pertama mengakhirinya dengan menggantungkan jawaban, sementara di film kedua, jawaban diberikan dengan tegas.
Jika ada yabg pernah menonton kedua film tersebut, mungkin bisa memperbaiki atau menambahkan penjelasan atas keterangan di atas. Sebab bisa saja ada kekhilafan yang saya lakukan ketika menulisnya. Sebab itulah, saya memberikan judul tulisan ini dengan sekhilaf review film.
Wallaahu a’lam.
Tulisan Terkait Lainnya :
Penasaran sama 360. Yang main jude law ya?
Ingetnya cuma antony hopkins. Masing-masing tokoh bermain di setting sendiri2. Rada merata porsinya.
Ini tandana saya nggak bagus bikin review… Nama aktornya aja nggak tahu 😀
Dua film sih yang direview. Jadinya kurang fokus. Hehe
Nah… Satu lagi… Saya nggak tahu kalau sebaiknya mereview itu satu-satu aja… Jangan dua sekaligus biar bisa fokus 😀
Bisa aja kok sekali 2. Tapi satu2 ngebahasnya 🙂
Hmmmm…. Yang seperti itu sudah biasa. Terlalu mainstream 😀
*ngeles*
Ya udah, nanti reviewnya 3 film sekaligus yaa 😀
Hmmm… Kalau yg begitu… Terlalu anti mainstream
Haha. Ngeles porsi dobel ini mah 😀
Begitulah 😀
😀
😀
🙂
Bersama senyum ini, maka kolom komentar secara resmi ditutup
🙂
Pernah lihat 3 hati 2 dunia 1 cinta. Tokoh utama tidak jadi menikah. Pada akhirnya mereka menemukan jodohnya masing2 yang seagama.
Iya kah?
Koq saya lihat adegan terakhirnya itu cuma dua tokoh utamanya menari-nari di panggung.
Apa ada yang terlewat yah?
Klo di novel kang Abik, Ayat2 Cinta, Maria digambarkan sebagai ahli kitab, makanya Fahri bisa menikahi Maria. Pernah baca atau denger, ahli kitab smp skrg masih ada, tapi di Mesir. Wallahu a’alam..
Sepertinya saya pernah baca tulisan mengenai cerita itu. Cuma saya lupa
tulisan review novelnya atau membahas ttg ahli ktabnya…??
Membahas tentang pernikahannya dan dikaitkan dengan kaidah fiqih.
waah..pgn baca klo ada linknya..
dlu pernah ada temen yg curhat, dia suka ama ce nonmuslim..keukeh katanya gpp krn dia cowok…
saya bacanya di fordis intern kantor, nggak tahu apa ada linknya di internet.
kalau masih banyak muslimah, ya dahulukan yang muslimah lah 😀
klo ada ya..beneran loh ini pgn banget..
sekarang udh putus sih, dan alhamdulillah udh ganti pengennya yg sholehah..tpi kudu cantik pula..halah 😀
*btw..itu link novel zukhruf cinta-nya salah, sy mau baca tadinya…
ya wajar kriterianya…. kalau pilih yang ganteng itu yang bahaya
sudah dibenerin linknya
iya bener juga ya..klo gitu sy juga ah pgn yg ganteng, kan gak mungkin mau ama yg cantik.. 😀
meluncuur…
😀
silahkan. itu review buku lama koq
soalnya rasa2 pernah baca..makanya pgn liat reviewnya..
silahkan kalau begitu
Ketika adegan menari di panggung, muncul tulisan sebagai tanda film berakhir. Coba perhatikan baik2 tulisannya, ada cerita akhir tentang 3 tokoh tersebut 🙂
Yaaaah…. Saya nggak merhatiin.
Makasih koreksinya uni.
Jadi kelihatan bedanya lagi deh kedua film itu 😀
iya bener. Ada tulisan di akhirnya. Kalau si cowok nikah sama siapa, si cewek nikah sama siapa. Saya nonton sampai tengah malam karena penasaran dengan endingnya. Beda ga dengan yang di buku.
Terima kasih, mbak. Berarti ada yg kurang dari tulisan di atas
Soundtracknya 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta itu bagus lho Pak *lah beda topik*
Waktu itu aku niat banget nonton di bioskop karena reviewnya menarik, dan kenyataannya tuh film emang bagus. Itu kan cerita sehari-hari di masyarakat dan simpel. Ada juga film “Cinta Tapi Beda” yang sama-sama bertema ini.
Paling sedih itu waktu adegan terakhir yang mereka nari tapi sambil nangis. Daleeem banget ya Pak. Mak jleb…jleb ….
Ia bener tuh kata Yanti, di bagian akhir ada tulisan/keterangan mereka menikah dengan siapa 🙂
iya mbak. bagian itu terlewat oleh saya
Ayook nonton lagi Pak, heheheh
filenya udah dihapus 😀
yang 360 udah lama nonton deh..
itu emang film lama mbak 🙂
Setelah 2 kali baca, baru faham. Sebenernya reviewnya cukup membantu buat saya penggemar film yang selalu membaca resensi sebelum nonton atau membaca. Baik film “3 Hati 2 Dunia 1 Cinta” maupun film“360″, keduanya pengetahuan secara tidak langsung bagaimana perjalanan mengenai “cinta” antara muslim pria dan non muslim wanita.
Bagus direview ulang, mengingat jaman sekarang lagi “trend” hal seperti ini.
Good film and khilaf review 🙂
Cuma film yang “3 Hati 2 Dunia 1 Cinta” kepanjangan judulnya bikin keder.
itu film lama. judulnya udah dipersingkat dengan menulis angka
Alhamdulillah di postingan judulnya diganti angka. 🙂
bukan di postingan…. judul film sebenarnya memang seperti itu, udah disingkat dengan menulis angka
Oooh… tetep panjang buat saya sih, keder 🙂
mungkin memang kepanjangan judulnya…
Untung direview, jadi minimal bisa tau jalan ceritanya.
Kadang suka ga ketarik kalau judulnya kepanjangan saya mah 😉
tapi itu film udah nggak diputer lagi di bioskop. film lama.
Jadi mesti beli dvdnya?wuaah gak akan inget nyebutin judulnya.
ya nggak harus beli kalau nggak mau nonton
Yaaah… Justru karena mau ntn, soalnya ada pelajaran disitu 🙂
oooooo….