Sabtu sore selepas ashar, ibu saya meminta untuk diantar ke pasar Kebayoran Lama untuk membeli buah tangan yang akan dibawa ke rumah saudara yang akan mengadakan hajatan. Seperti biasa, saya tidak mengikuti ke mana ibu akan membeli buah tangan tersebut yang biasanya berupa buah-buahan. Saya hanya menunggu di tempat saya memarkirkan sepeda motor, di depan sebuah toko busana.
Dari tempat saya menunggu, saya bisa memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang di hadapan saya. Mulai dari mereka yang duduk di dalam angkot, di atas sepeda motor, bahkan yang berjalan kaki. Mulai dari remaja, sepasang suami-istri, sepasang suami-istri dengan anaknya, seorang ayah dengan anaknya, seorang ibu dengan anaknya, dan mungkin sepasang kakek dan nenek.
Di lain waktu, saya juga pernah berada di lokasi pasar yang berbeda dan melihat kemesraan dua pasang suami-istri dari generasi yang berbeda.
Siang itu, sekitar dua jam selepas Zhuhur. Keadaan pasar memang sudah tidak seramai pagi hari. Jumlah pedagang sayur yang masih menjajakan dagangannya tinggal beberapa orang saja. Begitu juga dengan jenis dagangan mereka, hanya tinggal jenis tertentu saja.
Saat itu saya sedang menunggu. Cuaca yang cukup panas itu membuat saya tidak betah berlama-lama di tempat saya berada. Akhirnya saya putuskan untuk pindah, mencari tempat yang lebih teduh dan nyaman.
Dari tempat saya menunggu, saya melihat sepasang suami-istri di atas sebuah sepeda. Seorang kakek dan nenek yang mungkin sudah dikaruniai beberapa orang cucu. Begitu yang ada di dalam pikiran saya.
Setelah tiba di tempat yang dituju, saya melihat Nenek itu turun menuju salah satu tempat pedagang sayur. Sedang sang kakek, suaminya, menungguΒ di atas sepedanya.
Saya melihat Nenek itu memilih apa-apa yang akan dibeli. Sesekali dia bertanya kepada suaminya. Setelah semua keperluannya selesai di tempat pedagang sayur, nenek tersebut kembali menghampiri kakek yang tetap setia menunggu. Tak lama kemudian, nenek itu sudah duduk di boncengan sepeda dan kakek pun mulai mengayuh sepedanya kembali. Mungkin keduanya akan kembali ke rumah, atau mungkin juga akan menuju tempat lain. Saya tidak tahu.
Saya melihat apa yang dilakukan oleh kakek dan nenek itu sebagai sesuatu yang mesra. Entah penilaian pandangan mata yang lain.
Sepeninggal sepasang suami-istri dari generasi tua itu, terdapat pula sepasang suami-istri yang juga sedang berbelanja di tempat yang sama. Dari usianya, suami-istri tersebut masih teramat muda bila dibandingkan dengan pasangan yang baru saja berlalu dari pandangan saya. Sang istri sedang memilih jenis sayuran yang akan dibeli, sementara suaminya menunggu di atas sepeda motor.
Dua pasang suami-istri dari generasi berbeda. Bagi pasangan muda itu, mungkin akan terlintas di dalam benak mereka, keduanya ingin hidup rukun mengarungi bahtera rumah tangga hingga lanjut usia, seperti sepasang kakek-nenek yang baru saja lewat di depan mata mereka, bahkan mungkin hingga keduanya dihidupkan kembali setelah dimatikan. Bukankah seperti itu keinginan setiap pasangan suami-istri?
Kepada kakek dan nenek itu, kepada sepasang suami-itri muda itu, dan kepada setiap pasangan suami-itri…
sebait doa terkirim
semoga keberkahan senantiasa terlimpah
walau perjalanan waktu akan membuat lelah
kini gagah
kelak kan lemah
sebait doa terucap
kepada Sang Khalik tempat bermuaranya harap
peliharalah cinta keduanya
sematkan kasih sayang di hati mereka
hari ini, esok, lusa, selamanya
sebait doa terlantun
dalam kata dan kalimat tersusun
tergapailah cita
kan dirasa
sebuah keluarga samara
Tulisan Samara Lainnya :
Saya jadi ingat salah satu dialog di film Inception. Dialognya sebenarnya antara dua orang pria, namun terasa sangat romantis bila diucapkan pada pasangan. “Menua bersama” π
bisa jadi judul tulisan tuh, mbak π
*saya nggak ngeh ada dialog itu*
Mungkin nanti, hehe. Moga ada idenya π
Itu pas bagian si ken watanabe-nya diselamatin leonardo. Kan dia terjebak di dunia mimpi tuh. Udah tua banget. Trus leo ngajak pulang dan bilang (apa si ken ya yang bilang?) “mari kita menua bersama”
saya nonton. tapi saya lupa adegan-adegannya gimana, apalagi dialognya. film leonardo yang masih saya ingat itu shutter island kalau nggak salah judulnya… yang dia punya kepribadian ganda atau gila [?]
Filmnya emang rada bikin pusing sih. Tapi keren. Hoho
Saya malah belum pernah nonton yang shutter island itu π
kalau gitu nggak usah dibahas, nanti malah jadi spoiler lagi π
Ya udaah π
Saya juga ga ada filmnya kok
Oke deh…..
di komplek saya ada tuh..aki ama nini..jalan berdua gandengan tangan. Sayang kehidupan ekonomi mereka sgt parah..tiap tahun klo ngasih zakat fitrah ke mereka
Uhuyyyyy…. So sweeeeet.
Jika termasuk orang yg kesulitan… Ya harua dibantu.
Terima kasih…terima kasih…akhirnya mengakui juga π
π
Iih..males bgt deh liat iconnya
tutup mata atau close aja. beres.
oke daaah
sippp
jd ingat dosen saya yg sepasang suami istri sudah sepuh dan sehrsnya sdh pensiun tp jiwa mereka ttp ingin mengajar. Klo qt2 mahasiswanya melihat mereka berdua so sweet bgt spt ngga mau terpisahkan satu sama lain, saling merhatikan jika dr mereka krg istirahat. Klo mau cr mereka gampang tinggal cr salah satunya. Tp sekarang suaminya sdh meninggal, sang istri merasa sangat kehilangan banget, jd nggak tega klo ngelihat dosen itu jln pulang sendiri yg biasanya selalu bersama2 suaminya.
Kita sering sebut mereka dua sejoli galih n ratna …
Pasangan istimewa….
Mengharukan
sangat istimewa … blh tuh ka d buatin ceritanya … xixixixi π
msh ada ngga ya pasangan kyk begitu mesra dari muda smp tua, pasti walaupun ada bs d htg dgn jari … π
lah… kan bukan saya yang lihat, ya nggak bisa bikin ceritanya
hehehehe … π
hehehehe … π ohh iya …
ini edisi ngiri melihat pasangan tua dan muda itu ya.. π
π
Baca generasi tua ingat mama dan papa yang kalau weekend abis shalat subuh berdua ke pasar. Pernah beberapa kali ikut, wanita tua itu sikapnya seperti mama. Dan kata mama dan papa, itu romantis versi mereka. Cara mengungkapkan rasa sayang π
ya mungkin itu contoh nyata di depan mata
Iya indah sekali melihatnya. Entahlah apakah saya bisa mengalami hal yang sama, semoga π
aamiin
Aamiin.. Aamiin.. Aamiin YRA
Semoga mengalami hal yang sama untuk Bang Rif juga π
terima kasih
Sama-sama π
mupeeeng.. haha
mbak jar mupeng?
iya… ama nenek kakek ituu.. hihihi
lho… harusnya mupeng sama yang muda dulu, masa langsung sama yang tua π
kan mereka bisa aweet sampe nenek kakek.. nyepeda pula.. aih so sweet
kirain mau langsung jadi tua
xixixixixixi
semoga yang sedang mengamati di pasar sembari menunggu ibu belanja dapat segera mengalami hal yang sama
aamiin. terima kasih doanya, bu
pasangan generasi tua lebih rukun jika saya memandang, tapi saya memandang yang masih muda kok pakai emosi seperti yang sekarang terjadi KDRT itu ya?? rumah tangganya ngga rukun ngga harmonis malah berujung cerai..
sedih melihat era saat ini ketimbang dulu
Kalau bahas perceraian… Jaman dulu dan sekarang ya tetep ada kejadiannya koq