Dua orang sahabat menyusuri lorong kampus untuk menuju ruang kelas. Penampilan keduanya sangatlah berbeda. Rini, mengenakan kaos berbalut jaket warna hitam, celana panjang jeans dengan beberapa sobekan di bagian lutut, bersepatu kets, dan topi. Di mulutnya selalu ada permen karet yang dikunyah. Sementara cara berpakaian Tami sangatlah berbeda dengan Rini. Jauh lebih anggun.
Tiba-tiba, dari arah berlawanan, seorang mahasiswa menyenggol lengan kanan Tami yang membawa beberapa buku dengan ukuran cukup tebal.
“Aduh!”
Teriak Tami bersamaan dengan jatuhnya semua buku yang pegangnya. Segera Tami mengambil kembali bukunya satu per satu. Sementara mahasiswa yang menyenggolnya hanya berdiri.
“Hei! Kalau jalan pakai mata dong!” Rini meneriaki mahasiswa di hadapannya.
Alex memandang Rini dengan tatapan dingin. “Temanmu sendiri jalan pakai mata nggak?”
Alex adalah mahasiswa yang terkenal dengan otaknya yang encer dan wajahnya yang tampan. Dia juga berasal dari keluarga kaya raya.
Jika ketiga daya tarik itu berkumpul dalam diri seorang mahasiswa, maka hampir bisa dipastikan para mahasiswi akan tertarik dan ingin menjadi kekasih Alex. Sayangnya, belum ada satu mahasiswi pun yang terlihat berjalan bersama Alex. Mungkin karena sisi lain Alex yang angkuh dan sombong.
“Ditanya malah balik tanya. Ya jelas pakai mata!” Nada bicara Rini meninggi mengikuti emosinya.
“Kalau temanmu itu jalan pakai mata, seharusnya dia nggak nabrak aku. Iya, kan?” Alex kembali balik bertanya. Kali ini dengan sebuah senyum nyinyir di wajahnya.
Emosi Rini memuncak hingga ke ubun-ubun.
“Cowok apaan sih lo, Lex! Bukannya minta maaf atau bantuin ngambilin buku, malah cengengesan!”
Sementara Tami yang sudah memegang kembali semua bukunya menarik lengan Rini. “Sudah, Rin! Kita masuk aja ke kelas!”
Meski masih banyak lagi kata-kata yang ingin ditumpahkan kepada Alex, Rini memilih untuk menuruti ajakan Tami.
“Kamu beruntung, Rin!” Ucap Tami ketika keduanya sudah berada di dalam ruang kelas.
“Maksud lo?”
“Yang kutahu, Alex itu nggak pernah mau bicara dengan seorang mahasiswi pun. Tetapi, di kejadian tadi, dia mau bicara padamu. Jangan-jangan seleranya itu perempuan tomboy sepertimu, Rin!” Goda Tami.
“Ah, ngaco lo, Tam!”
“Yah, siapa tahu aja. Memangnya kamu tidak tertarik dengan cowok keren seperti Alex?”
Alex memang keren. Mungkin sebelas dua belas dengan Henry Cavill. Benarkah ucapan Tami itu? Rini membatin. Tak menjawab pertanyaan Tami. Namun hadir di dalam hatinya sebuah keinginan untuk menyelidiki apakah Alex sudah punya gandengan atau belum.
—o0o—
Alex terlihat sedang berjalan menuju taman kampus. Sendirian. Rini yang mengetahui hal itu segera mengambil kesempatan untuk mengikuti Alex dari kejauhan.
Tak lama kemudian, tubuh Alex menghilang di balik sebuah pohon besar. Dengan penuh hati-hati, Rini mencari ruang yang cukup tersembunyi untuk mencari tahu apa yang dilakukan Alex di tempat itu.
Rini menutup mulut dengan kedua tangannya ketika menyaksikan sebuah pemandangan yang tak pernah dibayangkan hadir di hadapannya. Tak mau berlama-lama menyaksikan pemandang tersebut, Rini langsung berlari meninggalkan tempat itu.
—o0o—
“Alex sudah punya pacar?” Tanya Tami. “Siapa?”
“Nggak tahu. Gue nggak jelas melihatnya. Dan gue nggak mau cari tahu. Titik!”
“Kenapa?”
“Gue baru nyadar tentang kebenaran survey yang bilang bahwa 80% perempuan suka sama lelaki macho dan 70% dari lelaki macho itu maho.”
Berani Cerita Lainnya :
- [Berani Cerita #42] Suatu Senja di Bawah Pohon Rindang
- [Berani Cerita #41] Buku Harian
- [Berani Cerita #40] Amplop Putih
- [Berani Cerita #40] Gosip
- [Berani Cerita #39] Narsis
- [Berani Cerita #38] Mangga Muda
- [Berani Cerita #37] Perisai
- [Berani Cerita #36] Yang Kembali
- [Berani Cerita #35] Dia Sudah Ada yang Punya
- [Berani Cerita #34] Jalak Bali dan Kakaktua Raja
Kirain alex ikhwan terus cewek2 pada nyadar 😀
ternyata bukan 😀
kudu hati2 ama cowok macho, jangan2 maho 😀
cerita anak kuliahan..berasa msh mahasiswi 😀
suka sama yang macho juga? 😛
Tentu sajaaaaaa
TIDAAAK…
SALAHHH..!!!
😀
uhuyyyyyy….
sejujurnya…gak terlalu suka kok
lah? berubah komentar gitu 😀
yg semalam boongan..
yg asli yg skrg..hehe..
😀
plin-plan
hehe..tergantung sikon 😀
i c… i c
70% dari lelaki macho itu maho -> maho apa ya? 😀
suka sama lelaki 😀
Itu berarti Alexnya macho n maho??? 🙂
begitulah kira-kira
kasihan ya co macho yg maho, padahal byk perempuan yg tertarik dgn co macho, di dunia ini jg perbandingan perempuan n laki 2:1.
nggak tahu kenapa ada yang milih sesamanya 😀
Maho apa ..??
suka sesama lelaki, teh
Ooohh …
😀
Kalau bilang maho langsung inget salah satu komiknya Stand Up Comedy hahaha… Nice one Mas 🙂
yang pernah dibahas sama abdel yah?
iya.. sama ya namanya.. oh ya Mongol 😀
iya… betul 😀
Aduh, maho itu apaan sih? Maklum, bukan anak gaullll.. ihikkk… 😆
yang penting ketawa…. itu udah cukup 😀
Surveynya dari mana nih?
enta saya denger di mana, mungkin stand up comedy kali yah? lupa
Ooo
survey ngasal 😀
Intinya jangan tertipu sama penampilan 😀
yup. betul. penampilan itu penting, tapi bukan segalanya.
ah, saya yg nggak macho jadi lebih percaya diri kalau begitu 😛
Bukannya selama ini emang sudah super pede 😛
yup. pede di balik monitor. 😀
waaaaa~
saya yg single ini merasa terancam dg cowong maco hihi
tenang… tenang… cerita di atas hanya fiksi dan bukan untuk mnakut-nakuti 😀
ihi hi hi hi hi….
😀
wkwkwk, sayang ya, cakep, keren, tapi mahooo aaarrgghh *gigitjari
😀
nanti berdarah lho digigit
Bhahaha, jalan pake kaki, Bang! Masa’ pake mata? Dan fakta prosentase itu? Au ah! Gue termasuk yg mana? Bhahaha
iya yah 😀
ya jawab sendiri aja kalau soal itu mah
maho itu apa, Bang?
anu…. lelaki suka sama lelaki, kang
ho ho ho … -di balik pohon … 😀
karena kalau di atas pohon susah manjatnya, kang 😀