
Saya tiba di bandara Soekarno – Hatta sekitar pukul sembilan lewat beberapa menit. Lebih cepat daripada waktu pertemuan yang disepakati oleh tim, pukul 09.30. Jauh lebih cepat dari batas akhir checkin, sekitar pukul 10.30. Namun demikian, ternyata anggota tim yang lain tiba tidak jauh berbeda waktunya dengan kedatangan saya. Hanya selang beberapa menit.Selanjutnya kami melakukan checkin.
GA-600, F7, 10 : 40, dan 41C. Itu adalah sederet kombinasi huruf dan angka yang memberikan informasi mengenai penerbangan di mana saya dan tim menjadi bagian dari penumpangnya.
GA-600. Itu adalah nomor penerbangan yang membawa saya dan tim dari Jakarta menuju Manado. Ini adalah kali pertama saya ke Manado. Sebelumnya saya pernah juga menjejakkan kaki di Pulau Sulawesi, tepatnya di Makassar. Beberapa waktu yang lalu.
F7. Di gate tersebut saya dan tim akan menunggu pesawat yang akan menerbangkan kami. Di layar informasi yang dipasang di depan pintu masuknya, hanya terlihat dua penerbangan saja. Pontianak dan Manado. Suasana di dalam ruang tunggu tidak terlalu ramai. Mungkin karena ruang tunggunya cukup luas sementara jumlah penumpangnya masih di bawah jumlah kapasitas maksimal ruang tunggu tersebut.
10 : 40. Terdengar pengumuman agar para penumpang bersiap-siap menuju pesawat. Setelah menuruni tangga, kami naik bis untuk menuju pesawat yang letaknya lumayan jauh.
41C. Nomor kursi di mana saya duduk. Bukan di dekat jendela. Sebenarnya saya senang duduk di dekat jendela karena Saya bisa menikmati pemandangan ketika pesawat berangkat, melihat aneka bentuk awan di hamparan langit tak bertiang, juga melihat pemandangan ketika pesawat akan mendarat. Namun demikian, tetap ada sisi baiknya juga saya mendapat tempat duduk di sisi paling luar.
Di dalam pesawat, saya baru menyadari bahwa abjad yang disandingkan dengan angka sebagai nomor kursi bukan lagi A sampai F, melainkan A, B, dan C di satu sisi, serta H, I, dan J di sisi lain. Entah kapan ada perubahan abjad tersebut. Yang jelas saya baru tahu, sebab penerbangan terakhir yang saya lakukan di tahun 2013 adalah di bulan Maret.
Penerbangan ke Manado cukup lama. Saya pun berjaga-jaga untuk menghindari kebosanan di dalam pesawat seandainya di pesawat tidak tersedia hiburan. Saya membawa dua buku. “Pangeran Untuk Putri”, sebuah teenlit yang saya dapatkan karena tulisan saya berjudul “Tentang Pelajaran Ini, Semoga Kamu Mengingatnya, Nak!” menang dalam sebuah lomba dan “Simple Lie” yang juga saya dapatkan dari hasil ikutan lomba lain untuk tulisan yang berjudul “Aku, Gunung, dan Cinta”.
Nyatanya, kedua buku tersebut tidak saya baca di dalam pesawat. Selama perjalanan saya menikmati sebuah film India yang berjudul “Race 2” dan bagian awal dari film terbaru Wolverine.
Begitu tiba di hotel, saya langsung melaksanakan shalat. Khawatir akan kehabisan waktu sebab saya belum mengetahui jadwal shalat di kota ini. Saya pun mencari-cari petunjuk ke mana arh kiblat di kamar hotel. Saya arahkan padangan ke langit-langit, tak ada tanda. Saya buka pintu lemari, Nihil. Akhirnya saya shalat dengan arah kiblat yang saya yakini meski tanpa perhitungan yang pasti.
Setelah selesai melaksanakan shalat, barulah saya menemukan tanda arah kiblat yang sebenarnya di sebuah laci terbuka di salah satu meja yang tidak sempat saya cek sebelumnya. Arah kiblat yang saya gunakan untuk shalat ternyata meleset sekitar sembilan puluh derajat 😀
Di dalam laci tersebut, saya juga menemukan sebuah mushaf al-quran dan sebuah injil “Perjanjian Baru”. Sepertinya ini adalah hotel yang pertama kali saya kunjungi yang menyediakan kedua kitab suci tersebut. Entah di hotel lain.
Hotel yang bagus menurut saya. Yang jelas, tidak ada “Celana Dalam” yang menggantung di kamar mandi seperti tempat penginapan saat tugas sebelumnya.
Dan yang lebih menyenangkan adalah karena saya sendirian di dalam kamar yang cukup besar. Rezeki. Alhamdulillah.
Saya berangkat dengan tim yang totalnya berjumlah empat orang. Satu orang perempuan dan tiga orang lelaki. Anggota tim yang perempuan tentu saja mendapat kamar sendiri. Awalnya saya berpikir akan berdua dengan anggota tim yang memang selevel alias sama-sama bawahan. Ternyata, saya yang mendapat kamar sendiri, sementara anggota tim yang selevel tersebut sekamar dengan atasannya.
Malam ini mungkin akan diisi dengan acara makan malam saja. Besok baru memulai tugas. Semoga lancar. Aamiin.
Tulisan Terkait Lainnya :
![]() |
![]() |
![]() |
Wihhh enak bgt k manado … 🙂
ada tugas kantor 😀
Ya Kelar kerjaan bs nyambi keliling2 manado … *Awas pusing* 😀
😀
Kamarnya bagus, hmpr sama kyk hotel trans, hotelnya berbintang ya? 🙂
sepertinya berbintang, cuma bintang berapa blm tahu
Ooo …
Ditunggu foto narsis n kiriman ole2 terumbu karang bunakennya ya … Xixixixi 😀
😀
;D
Wah…manado.. Ada seseorg dri masa lalu.. *curcol 😀
eeeaaa….
😀
😀
Ditunggu deh oleh2nya..
*mampir..mampir…
😛
ya sudah gpp
baiklah
Nunggu foto-foto manado
mba yana..mampir dunk ke rumahku..baca2 FFku..hehe.. *numpang ngiklan 😀
Mba herma maaaaf. Koneksi di hape kurang mendukung. Saya juga lagi males buka laptop di rumah.Jadinya saya cuma bisa baca dan nggak bisa komen. Komennya untung2an aja bisanya 😦
hehe..yo wes..klo sempet dolan yaak..
sepi pengunjung nih..kwkwkwk..
Siiip. Moga ntar bisa komen 🙂
okeee….siip..
😀
nggak tahu sempet apa nggak
Aamiin.. Ada teman blogger juga kah disana kang.??
Oleh-oleeeeh ..!!! Hehe
kurang tahu, teh.
donat yah?
😀
Hehe.. Laporan wisata kulinernya ditunggu Kang..:)
saya ngga pandai bikin laporan teh, cuma makannya doank 😀
Fotonya atuh hehe
😀
nggak janji, teh
Kamarnya bagus..:)
iya teh 😀
buku mana buku #nagihOleh-Oleh
ketemu lagi bang disini hehehe, sebelumnya baru di FS aja
Emang minta yah?
Belum ah… Di sini belum ketemu 😀
eh iya
maksudnya baru ini nongol disini
ada bang saya minta oleh-oleh di FS
jiaaaaah buku buku buku
Hmm… Mungkin Saya nggak lihat 😀
–a garuk garuk deh
habis gitu cuci tangan yah 😀
Saya waktu ke manado diajak kenalan sama wanita disana saat sedang hunting sunset, nanya nginep dimana pula…
akhirnya hunting sunset ga selesai, saya mending balik arah aja :))
untungnya tadi nggak ada kejadian kaya gitu 😀
makan tinutuan ga? ayam woku? cakalang fufu?
itu tanda kiblat bisa diatas bisa dilaci bisa juga di lampu ato malah di karpet.. tapi biasanya suka dikasih tahu sama roomboy kalu kita tanya..
nggak mbak. cuma makan ikan biasa aja.
akhirnya saya nemuin arah kiblatnya seperti cerita di atas
Oleh-oleeeehhh! 🙂
sudah beli dong 😛
Wah aku juga baru tahu tentang H, I, J 🙂
Dulu ketika dinas dengan bos yang cerewet beliau hanya mau duduk di lorong (aisle seat). Jadi sudah hapal kalo check ini maunya yang di C haha. Dan, aku baru kali ini denger ada hotel yang nyediain kitab suci. *kasihjempol*
Yang pasti H itu di pinggir, bukan di jendela. cuma saya masih kurang yakin apa hurufnya H – I – J
😀