Dari atas tempat tidur, kulihat istriku sedang bercermin. Tiba-tiba dia terkejut dan memanggilku.
“Mas, anting-antingku hilang satu!” Ucapnya seraya menunjukkan salah satu telinganya yang tak lagi dihiasi anting-anting.
“Kira-kira jatuh di mana?”
“Mungkin di kamar tidur atau di kamar mandi. Tolong cariin, Mas!”
Dahulu, di masa-masa awal saya mengenal duni blog dan masih aktif dengan blog yang tersedia di jaringan intranet, saya pernah mendapatkan sebuah teguran dari seorang pembaca. Saat itu, si pembaca tersebut mengirimkan sebuah pesan melalui email atau chat, yang isinya mengingatkan saya agar tidak menulis kalimat yang terdapat dalam tulisan yang saya publikasikan beberapa waktu sebelumnya. Saya kutipkan sebagian tulisan yang diprotes tersebut di atas.
Adakah yang aneh menurut anda?
Tidak ada yang aneh. Tidak ada yang bermasalah dengan kalimat-kalimat di atas. Masih Wajar. Itu pikiran saya semula. Karenanya saya menulisnya dan mempublikasikannya untuk dibaca oleh umum. Namun tidak demikian menurut pembaca yang memberikan saya sebuah teguran tersebut. Dalam pandangannya, ada masalah pada susunan kalimat di atas. Menurutnya, ada yang salah dengan pada cerita saya di atas.
Ada yang bisa menemukan masalah atau kesalahan pada kutipan di atas?
Aurat. Itu adalah kesalahan dan masalah yang ditemukan pembaca tersebut. Telinga merupakan aurat perempuan. Menurutnya, tidak sepantasnya aurat tersebut dideskripsikan seperti itu. Mungkin sepele. Mungkin hal yang kecil. Tapi ada dampak yang besar di baliknya. Saya melewatkan hal tersebut.
Apa dampaknya? Bagi sebagian orang, terutama lelaki, mungkin ketika membaca kutipan cerita di atas, imajinasinya berkembang dan mengkhayalkan bagaimana telinga perempuan itu. Mungkin tak hanya berhenti di situ. Imajinasi mereka akan menjalar ke hal-hal yang lain.
Jangkan ketika membaca atau mendengar kutipan cerita di atas, mendengar sebuah nama perempuan saja, bisa jadi dalam pikiran seorang lelaki akan terlintas sebuah pikiran, “Namanya saja sudah indah, pasti orangnya cantik!” Lalu mulailah pikirannya membayangkan bagaimana bentuk wajah, mata, hidung, mulut, dan hal lainnya tentang perempuan tersebut.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sebagai Sang Khaliq, sangat mengetahui bagaimana kondisi semua makhluknya. Termasuk makhluk yang bernama laki-laki. Karenanya, di dalam Al-quran, Allah tidak pernah menyebutkan nama-nama perempuan kecuali Maryam seorang. Allah hanya menyebutkan para perempuan sebagai istri Fir’aun, istri Abu Lahab, dan sebagainya. Khusus untuk penyebutan nama Maryam di dalam Al-Quran, itu adalah sebagai jawaban atas pendapat orang-orang yang menyatakan bahwa Nabi Isa adalah anak Tuhan.
Jika dengan mendengar nama seorang perempuan bisa membuat pikiran lelaki berimajinasi ke mana-mana, apalagi jika membaca sebuah cerita yang mendeskripsikan lebih detil tentang wujud perempuan atau adegan-adegan yang menjurus vulgar di mana sosok perempuan ada di dalamnya. Bagi lelaki normal, mungkin akan ada otot-otot di bagian tubuhnya yang memberikan respon. Jika tidak, mungkin otot-otot para lelaki itu sudah terkena efek dari Hukum Gossen I tentang kepuasan akan berada pada titik puncaknya pada suatu saat dan akhirnya tak ada lagi kepuasan atau kenikmatan yang bisa dirasakan.
Di bagian akhir coretan saya yang berjudul “Superhero dan Pakaian Ketat” saya menulis paragraf berikut :
Ketika pertama kali saya melihat perempuan yang berpakaian ketat tersebut, kemudian ada otot-otot di dalam tubuh saya merespon dengan cepat. Lalu, di kemudian hari ketika pemandangan tersebut sudah terbiasa hadir di dalam keseharian dan otot-otot saya di dalam tubuh saya yang semula merespon dengan cepat kemudian mengalami penurunan bahkan bisa jadi tidak lagi memberikan respon, apakah itu artinya otot-otot di dalam tubuh saya mengalami gangguan?
Dan beberapa waktu yang lalu, saya mendapatkan teguran itu kembali. Seorang blogger menyampaikan teguran ketika saya membuat cerita yang menjurus vulgar. Saya beruntung, ada yang mengingatkan diri ini agar kembali pada rel yang sesuai dengan harapan dan keinginan saya ketika membuat tulisan di blog, yaitu memberikan manfaat, bukan mafsadat.
Wallaahu a’lam.
Tulisan Terkait Lainnya :
alhamdulillah….kembali ke semula 🙂
😀
ya maunya begitu. cuma nggak tahu kalau kepleset lagi. namanya juga manusia… namanya juga lelaki 😛
apalagi udah mau deket2…bisa2 tambah sering kepleset lagi nih.. Kudu ada yg “megangin” berarti 😛
kalau kepleset ya bangun lagi lah…. kan udah bisa bangun sendiri… nggak pake nangis 😀
oh iya yah..tapi sedikit meringis..soalnya keplesetnya sampe kejengkang 😀
kan jalannya lebih hati-hati 😛
yaa..kehati2an itu perlu..terutama menulis..
salah2 justru membawa mudharat daripada maslahat
*back to topic 😀
ok
siiiiiiiiiip…..
😀
Katanya sebaiknya memposting tulisan yang tidak membuat orang berimajinasi tidak semestinya. Itu yang saya baca.
Sama seperti saya pernah bertanya japri pada seseorang ketika dia menulis di blog yang bercerita soal ikat rambut yang dimainkan oleh anaknya, kok menulis tentang ikat rambut sih?padahal berhijabnya sudah sangat baik, Secara tidak langsung itu memberitahu seperti apa rambutnya. Betul kan?
mungkin berimajinasi yang tidak-tidak. kalau berimajinasi tentang berbuat baik dan kemudian melakukan kebaikan, mungkin masih boleh.
ya, kalau mau mengikuti pikiran, apa pun bisa dicari sisi jeleknya.daripada pusing ya mikir yang bagus2nya aja
🙂
😀
Sebuah kata berjuta makna mas…
iya, mas. betul 😀
Astagfirullah! Saya sering membahas yang begini X_X
🙂
mungkin harus lebih hati-hati, mbak
hah? ampe segitu responnya?
menurut saya masih normal kok
yg di atas masih normal, mungkin aja seh, tapi tetep ada efeknya. nah yg beberapa waktu yang lalu yg lebih vulgar 😀
kata2 memang bisa menimbulkan berbagai macam asumsi ya…
iya mbak 😀
Alhamdulillah.. di tengah gempuran dan tuntutan utk membuat cerita vulgar, penulis yg bisa mempertahankan idealismenya itu langka. dan langka berarti spesial 😀
dan saya bukan termasuk yang bisa bertahan. mbak mungkin yang berhasil bertahan yah… tidak tergoda 🙂
iya sih mungkin kemarin2 ga bisa (terbukti dari tulisan2 yg sempet bikin tutup mata :p) tapi utk selanjutnya, ada niat utk bertahan ga mas? hehe
ya, saya akan berusaha sesuai dengan teman tulisan yang umumnya saya buat. bukan yang sensual apalagi vulgar 😀
hore,, semoga istiqomah ya 😀
aamiin. terima kasih, mbak
sama2 mas 😀
😀
saya sih memandangnya waktu itu dari segi teknik menulis aja, mas. tapi yah, balik lagi ke idealisme menulis kita. deskripsinya bagus, but a little too much 🙂
ya… ya… emang kebanyakan. dan itu dibuat demi memenuhi kuota kata 😀
Untung nggak ikutan yang stensilan itu yak 😀
ah, mbak kan nggak ikutan semua 😛
sebenarnya yang ditantang buat stensilan itu adalah hari berikutnya. yang saya bahas profesi model, bukan pakaian berwarna merahnya 😀
Bnyk nggak mas yang ikutan stensilan itu? Nulis stensilnya mksdnya 😀
lumayan banyaak, tapi nggak sebanyak yang tema biasa. cuma kalau otaknya udah ke arah sana…. tema biasanya pun dibikinnya begituan 😀
Hahaha. Bener banget tuh 😀
tolong komentari yang ini…. lagi ikutan lomba 😀
https://jampang.wordpress.com/2013/11/22/prediksi-jitu-cuma-tipu-tipu/
Bentar ya, mas. Saya mau nulis jurnal dulu
ya… besok-besok juga gpp.
abaikan notifikasi yg muncul. lanjutin nulisnya aja 😀
Saya baca notif dari hape dan nulis jurnal di laptop 😀
😀 mantaplah bisa pake dua alat
Bukan gituu. Saya nggak bisa buka notif di laptop. Jadinya nunggu notif di hape 😀
ya… saling melengkapi satu sama lain 😀
betul…. pak, kadang kita melupakan ini,kalau sedang bercerita, terimaksih teguranny 🙂
sama-sama, bu. semoga ke depannya kita bisa lebih berhati-hati lagi. agar tidak terjatuh apalagi terjebak
Saya pikir cerita yang pertama tidak bermasalah, tapi untuk cerita kedua agak bermasalah, saya agak kaget waktu membacanya ngga seperti tulisan yg biasanya … 🙂
ya… lagi terpeleset waktu itu 😀
ya saya maklumin … sudah mau dekat2 hari … sih ya ka 😉
iyah… udah deket hari minggu… sekarang kan jumat 😀
Uhuyyy … Iya dkt minggu bis itu senin trus dkt tgl tua deh … *loh kok* 😀
yup…. betul 😀
😀
Smoga slalu menghasilkan tulisan yg bermanfaat n motivasi bg org lain ya … 🙂
aamiin. terima kasih
Kembali kasih 😀
😀
Memang, hati-hati dalam segala hal itu perlu. Bukan masalah kecilnya perbuatan salah yang dilakukan. Tapi lihatlah siapa yang sebetulnya didurhakai itu. *hallah sok bijak ala Missil :mris
ini soal vulgar atau tidak mbak…. bukan masalah durhaka…. jangan-jangan Missil lagi nggak nyambung nih…. atau salah komen kaya kemaren 😀
Tidak.
Saya tahu itu terkait masalah vulgar.
Berawal dari hal yang dianggap kecil dan sepele yang ternyata?
Makanya hati-hati lah. Lalu dikaitkan lebih jauh lagi. Seperti itu lah missil. *hallah missil lagi.
😀
kirain… salah komentar lagi.
baiklah…. baiklah…. terima kasih
Yang salah komen udah dihapus kan pak?
Itu ke’paste’an dari tulisan yang buru-buru saya selamatkan dengan ‘copy’ buat jaga-jaga lantaran sinyal pelit.
Bisa membayangkannya kan
sudah saya edit koq. tenang aja 😀
hmm, ikut diingatkan membaca tulisan ini.. terima kasih mas.. 🙂
sama-sama, mbak 😀
nggak masalah buat saya,sih … tergantung fetisme…yang baca aja lagi tinggi kali?
😀 ya mungkin aja kali mas. tapi beberapa pendapat, tulisan satunya lagi memang agak nakal meskipun ada juga yang mengganggap sebagai cerita lucu
rasanya biasa aja… ngga masalah sama sekali… Kan ceritanya tentang apa yang dirasakan oleh laki2…
Begitu yah?
Baiklah… 😀
Tp bisalah dijadikan pengingat biar gak kelewatan waktu nulis
Yuupp… kalo yang kaya gitu ngga masalah kalo kata aku yaa… Kan dari sana ada pelajaran yang diambil juga.
Belum kelewatan itu. Rasanya hambar dong sebuah kisah kalau semua tokoh dan narasinya baik dan soleh solehah semua… 🙂
😀
baiklah… baiklah…..
Malah bagus jika ada yang merespon tulisan kita dengan sebuah teguran sehingga kita bisa berbenah diri dalam menulis.
yup. betul, mas 😀
Ya Allah Ya Rabb.. Astagfirullah.. terima kasih sudah mengingatkan, Pak.
jadi mikir2 dan merenung kembali atas berbagai tulisan yang pernah dipublish 😦
Saya izin baca-baca tulisan di blognya ya, Alhamdulillah banyak ilmu yang didapat 😀
Salam kenal 🙂
silahkan, mbak. semoga bermanfaat