
Senin tanggal sebelas bulan sebelas, sekitar pukul sembilan pagi, saya tiba di sebuah gedung tempat pelaksanaan kegiatan pelatihan. Ketika saya masuk lift, saya tidak melihat angka 13 di antara tombol-tombol pilihan lantai. Itu bukan berarti si pemilik gedung mempercayai bahwa angka 13 adalah angka sial. Hanya saja gedung tersebut cuma memiliki dua belas lantai. *pendahuluan yang garing*
Lift berhenti di lantai delapan. Saya dan beberapa teman keluar dari lift dan langsung menuju ruang pelatihan.
Di dalam ruang pelatihan, seorang pengajar sudah menunggu. Kami memilih tempat duduk masing-masing. Saya memilih tempat duduk paling depan dan paling kanan. Di atas meja sudah tersedia kotak berisi snack untuk para peserta.
Dikarenakan belum semua peserta yang hadir, pengajar mengajak kami untuk menikmati kopi atau teh yang sudah disediakan di ruangan yang lain. Kami semua, para peserta yang sudah hadir,Β pun keluar ruang kelas mengikuti langkah pengajar. Tak berapa lama kemudian, kami tiba di ruangan yang dimaksud.
Tak ada snack lagi. Hanya minuman. Teh, kopi, dan jahe. Teh manis, saya sudah menikmatinya sebelum berangkat. Kopi, saya tidak begitu suka. Akhirnya pilihan jatuh kepada jahe hangat.
Saya tuang jahe hangat dari teko ke dalam cangkir. Saya cicipi sedikit. Tidak ada rasa manis. Kurang gula. Saya tambahkan dua sendok gula ke dalam cangkir. Saya aduk-aduk beberapa kali. Saya cicipi kembali. Lidah saya sudah bisa merasakan manis dan hangatnya jahe.
Saya bawa cangkir jahe itu ke dekat jendela di mana terdapat kayu panjang yang menempel di sepanjang tembok yang difungsikan sebagai meja. Lalu saya duduk, menikmati secangkir jahe sambil mengarahkan pandangan ke luar jendela.
Kedua mata saya mendapati beberapa bangunan gedung tinggi. Megah. Keren. Wah!
Mungkin ada bagian dari diri saya yang berdecak kagum saat itu. Sampai-sampai saya mengambil gambar pemandangan di luar jendela tersebut dengan kamera handphone saya. Termasuk foto narsis saya di atas.
Tetapi kemudian saya meyakini bahwa, di dalam setiap gedung tinggi yang megah dan keren itu pasti ada sebuah tempat yang kotor. Mungkin ada hampir di setiap lantainya. Tempat yang orang-orang di dalamnya mencari-cari ketika membutuhkan namun tidak akan berlama-lama di dalamnya. Tempat itu adalah toilet alias WC.
Toilet atau WC adalah bagian yang tak kalah penting dari sebuah gedung atau mungkin bangunan. Percuma gedung tersebut megah, mewah, keren, tapi tanpa ada toilet atau WC di dalamnya. Yang ada justru merepotkan para penghuni atau orang-orang di dalamnya. Keberadaan toilet dan WC menjadi penyempurna keberadaan gedung-gedung tersebut.
Begitu pula kiranya manusia. Kesempurnaan seseorang adalah ketika dirinya memiliki kekurangan.
Kondisi seperti itu mungkin akan berdampak bagi setiap pribadi dan juga orang-orang di sekitarnya. Dampak bagi pribadi masing-masing adalah munculnya kesadaran diri. Tidak akan menyombongkan diri karena menyadari di dalam dirinya menyimpan kekurangan. Bagi orang-orang di sekelilingnya, mungkin berupa penilaian yang sewajarnya kepada seseorang. Tidak akan overestimated. Tidak akan gelap mata dalam menilai seseorang.
Wallaahu a’lam.
Tulisan Terkait Lainnya :
- Para Lelaki Masbuq
- Jika Tentang Rasa
- Bisa Jadi…
- Antara Ikhlas dan Buang Air Besar
- Tiga Orang Anak yang Bersalaman Selepas Shalat
- Membalas VS Memaafkan
- Kisah Rasulullah yang Kental dalam Pesan Moral Namun Rapuh dalam Validitas
- Dua Sisi Digital Lifestyle
- Strategi Sedekah
- Dhuha dan Tilawah Para Pengemban Amanah
Saya bawa cangkir jahe itu ke dekat jendela di mana terdapat kayu panjang yang menempel di sepanjang tembok yang difungsikan sebagai meja. Lalu saya duduk, menikmati secangkir jahe sambil mengarahkan pandangan ke luar jendela.——-> kemudian saya meminta seorang teman untuk mengambil foto saya, karena akan diposting di blog di WP π
π
tahu aja
π
hahaha….herma gitu loh π
herma itu siapa?
oowh..belum kenal ya…
tenang..nanti qt kenalan, krn sy mau buat postingan yg judulnya introduction insya Allah…*ikutan GA π
baiklah….
wah… saya nggak bisa ikutan donk, kan sudah pernah buat tulisan dengan judul introduction
bisalah..bikin lagi aja yg baru…kan ada byk teman2 baru yg belum kenal π
Bisa dimodifikasi sedikit yah π
yup….ditambah2in, siapa tahu ada yg kurang atau berubah π
Iya… Bener… Bener…
*kayanya yg komen juga bakalan ada yg berubah π
siiip…
*oowh..harus itu..harus berubah jdi lebih baik, dan status juga..haha..
aamiin.. π
Sip… Sip…
Apakah itu di jakarta? Atau di mana pak?
*maklum banyak kota yang punya gedung tinggi. π yang jelas itu bukan di surabaya π
itu di jakarta, mbak
Tidak ada manusia yg sempurna. Klo kt dorce “kesempunaan adalah milik Allah, manusia hanyalah tempatnya salah n khilaf”.
Minum jahenya menikmati bgt … π
π
koq dorce yang dibawa-bawa?
Salah ya, seharusnya Al-qur’an bkn dorce … Maaf, krn saya manusia jd saya khilaf … π
Efek dulu keseringan nonton talkshownya … π
π
karena keseringan nonton jadi teringat terus yah
π heeh …
π
saya paling suka lihat pemandangan dari atas kayak gitu. sayang kantor saya cuma lantai 1 π
saya di lantai lima, cuma posisi jendelanya kurang bagus. terhalang gedung yang dekat π
Kalau di jakarta lantai 5 kurang tinggi kyknya posisinya π
iya. pemandangannya terbatas
*nyengir lebar baca pendahuluan
Aya-aya wae
Sengaja π
Berhasil π
π
Di kuningan kayanya yaah? Itu apartemen four season kayanya…^^
Yup. Kuningan. Cuma saya nggak tahu nama2 gedung itu π
hehehe… aku tau karena 3 taon lewat sana tiap hari…^^
woh…. pantesan π
tapi biasanya, malahan tempat-tempat mewah itu minim sarana beribadah π¦
ya.. di sisi lain begitu. secara ekonomi mereka berpikir, ngapain nyediain ruangan yang harus nambah pengeluaran dibanding di bikinin kios atau ruang yg menghasilkan pemasukan π