Di tempat saya bekerja saat ini, boleh dibilang bahwa saya dan beberapa orang rekan kerja adalah pegawai yang masuk dalam angkatan awal pengguna aplikasi kantor yang dilaunching sejak tahun 2006. Sebenarnya belum layak juga dikatakan sebagai pengguna atau user, sebab saya dan rekan-rekan menggunakan aplikasi tersebut bukan dalam kapasitas user yang sesungguhnya. Kami hanyalah sekelompok pegawai yang lebih dahulu tahu aplikasi tersebut, menu-menu apa saja yang ada di dalamnya, dan bagaimana cara menggunakannya.
Sebab itulah, saya pernah beberapa kali mendapat kepercayaan menjalankan tugas untuk menyampaikan materi mengenai penggunaan aplikasi tersebut beserta menu-menunya, baik dalam kegiatan berupa sosialisasi, pendidikan dan pelatihan, maupun kelas di kampus.
Saya menyukai kegiatan mengajar. Mungkin karena materi yang sudah saya ketahui lebih dahulu, pernah saya lihat penampakannya, sudah pernah saya coba menggunakannya, sehingga saya cukup lancar untuk menyampaikannya. Terus terang, hal itu menambah rasa percaya diri ketika saya berdiri dan berbicara di depan para peserta atau para mahasiswa.
Jika ada pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh para peserta maupun mahasiswa, alhamdulillah, pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat saya jawab dengan baik. Sebagian besar. Sebagian lainnya ada yang tak mampu saya jawab. Sebab adakalanya beberapa pertanyaan yang dilontarkan bukan mengenai bagaimana cara penggunaan aplikasi atau menu-menunya, melainkan mengenai kebijakan atau peraturan yang nyatanya hal tersebut berada di luar ruang lingkup kerja saya. Saya tidak dapat menjawabnya.
Untuk merespon pertanyaan-pertanyaan yang tidak saya kuasai jawabannya, biasanya saya menggunakan kalimat-kalimat seperti “Maaf, Pak, saya tidak tahu tentang hal itu,” “Kalo mengenai hal tersebut silahkan Bapak tanya ke Mas…, beliau yang lebih mengerti,” atau “Untuk saat ini saya tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan.”
Ya, untuk kondisi demikian, diri ini bisa mengelak dengan berbagai alasan. Diri ini masih bisa mengalihkan pertanyaan ke rekan-rekan saya yang lebih mengerti. Diri ini pun bisa meminta waktu untuk mencari jawaban yang tepat dan akurat. Diri ini masih bisa menjawab dengan “tidak tahu”.
Tapi masih bisakah diri ini mengelak, mengalihkan, atau menunda jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan malaikat di alam kubur? Masih bisakah diri ini melakukan hal yang demikian tatkala lidah terkunci, sedang tangan dan kaki menjadi saksi?
Wallahu a’lam.
—oOo—
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (QS. Yaasiin [36.65])
akan datang hari
mulut dikunci
kata tak ada lagi
akan tiba masa
tak ada suara
dari mulut kita
berkata tangan kita
tentang apa yang dilakukannya
berkata kaki kita
kemana saja dia melangkahnya
tidak tahu kita
bila harinya
tanggung jawab tiba
rabbana
tangan kami
kaki kami
mulut kami
mata hati kami
luruskanlah
kukuhkanlah
di jalan cahaya
sempurna
mohon karunia
kepada kami
hamba-Mu yang hina
*by : CHRISYE
Tulisan Terkait Lainnya :
Merinding klo dgr lagu chrisye yg ini …
iyaaa….
D alam kubur smua anggota tubuh yg berbicara tuk dipakai kebaikan or keburukan dan Allah pny rekamanNya …
iya. seperti itulah nantinya
serahkan pada ahlinya….
ya, kalau nggak bisa… akan lebih baik diserahkan kepada ahlinya
Bang Yos banget š
š
š
š
dan setiap denger lagu chrisye yang ini, selaluuuu merinding. Menurutku, lagu ini lagu terbaik chrisye..
iya mbak. ada dua seh lagu religinya yang menurut saya yg bagus. tapi yang ini memang yang terbaik
Tuh kan,,bener,,tdnya ragu mo ngintipin,,eh ternyata bener,,mrinding bang,,
udah terbayang isinya yah, mbak?
Iya,,he he,,
š
semoga nanti tangan dan kaki kita bisa memberikan persaksian yang baik-baik untuk kita. aamiin
Amiin,, š
Saya justru jadi ingat kalau misal ada dua orang. Orang pertama melakukan kesalahan. Yang kedua tahu tapi dia diam. Bisa jadi, yang nyemplung neraka duluan adalah yang kedua.
Nah mungkin, jika saya jadi yang pertama, saya akan tanya pada orang kedua, pak! Xixixi
ya bisa jadi. mampu tapi diam kan ada pertanggungjawabannya juga.
š
enak mah kalau masih bisa nanya-nanya
jika mereka menjadi saksi…
sepanjang apakah kisah tentang kelakuan tak benar yang dibuat diri ini?
jadi tohokan ke diri sendiri nih, mas š¦
yang pasti nggak bisa berkelit lagi…. hiks
belum baca… komen dulu… gambarnya ga enak diliat…hiii geli…
ketika lidah tak lagi bisa berbohong…^^ tfs
saat itu malah lidah yang tak berkata-kata, tapi anggota tubuh yang lain
tapi mewakili ceritanya š
:((,makasih udh mengingatkan kembali
Sama-sama, mbak
Lebih baik memperbaiki sikap dan tutur kata secepatnya jangan sampai terlambat malaikat maut terlanjut menjemput.
betul sekali.
š