
Assalaamu ‘alaikum wa rahamtullaahi wa barakatuh
Syaikhan, sabtu pagi kemarin Abi datang tanpa memberitahu terlebih dahulu. Sengaja Abi melakukannya. Sebuah kejutan untukmu. Meskipun ada kekhawatiran jangan-jangan Abi yang akan mendapatkan kejutan ketika Abi tiba di rumahmu sementara dirimu sedang tak ada di tempat. Alhamdulillah, ternyata kamu ada di rumah. Tidak pergi ke mana-mana.
Ketika Abi tiba di depan rumah, melalui pintu kaca dan jendela, Abi bisa melihatmu yang sedang menonton televisi. Sebaliknya dirimu juga langsung melihat kedatangan Abi. Sayangnya, pintu masih terkunci. Kamu bisa membuka kunci pintu, tetapi kamu tidak bisa membuka slot kunci yang ada di bagian atas. Kamu tidak bisa meraihnya.
Abi melihat usahamu membukakan pintu untu Abi. Mulai dari meminta tolong kepada ummi dan ami, hingga mendorong bangku ke pintu lalu naik ke atasanya dan menggunakan sapu untuk mendorong slot kunci agar terbuka. Setelah mencoba beberapa kali, kamu belum berhasil. Akhirnya ummi datang untuk membukakan pintu.
Syaikhan, sebagian besar apa yang kita lakukan bersama-sama tak jauh berbeda dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Namun ada beberapa yang tak biasa. Mungkin yang tak biasa itu saja yang Abi ceritakan kali ini.
Yang pertama adalah tentang pertanyaanmu.
“Abi, biasanya bawa oleh-oleh!” Ucapmu. Entah ketika Abi sedang menyuapimu sarapan pagi atau saat dirimu sedang memperlihatkan anek mainan milikmu.
Mungkin kamu bertanya demikian.karena melihat Abi tidak membawa kantong plastik berisi makanan dan minuman kesukaanmu. Abi kemudian mengeluarkan sebuah kantong plastik berwarna putih dari dalam tas Abi. Lalu Abi serahkan.kepadamu.
“Abi nggak beli es krim. Habis!” Ucap Abi.
“Habis apa habiiiiis?” Pertanyaan yang kamu ucapkan dengan intonasi seperti yqng diucapkan orang dewasa itu langsung membuat Abi tertawa.
“Iya. Habis. Adanya yang m*gn*m.” Jawab Abi yang kemudian Abi sambung dengan pertanyaan, “Syaikhan suka nggak?”
“Nggak suka.” Jawabmu. “Aku sukanya yang bundar, Bi. Yang ada sendoknya. Yang ada gambar ninja kura-kura.” Lanjutmu kemudian.
Dengan jawabanmu itu, Abi tahu pilihan es krim yang lain jika Abi tidak menemukan es krim yang biasa Abi belikan untukmu.
Yang kedua adalah tentang rasa gelimu.
Kita berangkat ke masjid untuk shalat zhuhur dengan menggunakan sepeda motor. Ketika Abi dudukkan dirimu di depan, posisi yang paling kamu sukai sejak dulu, tiba-tiba kamu tertawa.
“Geli, Bi!” Katamu.
Abi mundurkan sedikit posisi duduk di atas sepeda motor dengan harapan dirimu merasa nyaman. Ternyata, rasa nyaman tidak juga kamu dapatkan. Kamu tetap merasa geli. Akhirnya Abi minta agar kamu duduk di belakang. Kamu mau. Itu adalah kali pertama kamu duduk di belakang ketika naik sepeda motor bersama Abi. Mungkin seterusnya akan begitu. Dirimu sudah bertambah besar. Bertambah tinggi.
“Makanya Abi jangan beli motor suzuki. Beli motor BETA aja!” Pintamu ketika motor sudah melaju.
Rupanya kamus sudah mengenal tipe sepeda motor yang digunakan ummi. Hanya saja kamu belum bisa mengucapkan tipe sepeda motor yang berbahasa Inggris itu dengan baik dan benar. Tak mengapa. Nanti kamu juga akan bisa. Akan mahir membaca dan mengucapkan kata dan kalimat berbahasa Inggris. Insya Allah.
Yang ketiga adalah tentang permintaanmu.
Ada dua permintaanmu dalam kebersamaan kita kemarin.
Ketika kita pulang dari masjid, kamu meminta agar Abi pulang jam tiga, bukan jam dua seperti biasanya.
“Kenapa emangnya?” Tanya Abi.
“Kalau Abi pulang jam dua nggak seru. Pulang jam tiga aja. Nanti kita ke masjid lagi (shalat ashar), terus Abi anter aku ke rumah, terus Abi pulang. Gitu, Bi.” Jawabmu.
Abi tidak pulang ketika jam dinding menunjukkan pukul dua. Tetapi Abi juga tidak pulang sesuai dengan permintaanmu, sebab gerimis yang turun. Abi pulang sekitar pukul tiga kurang sepuluh atau lima belas menit.
“Abi minta uang dong!” Itu adalah permintaanmu yang kedua.
Syaikhan, maafkan, Abi. Sudah lama Abi tidak memberimu uang ke tanganmu langsung. Terakhir adalah ketika dirimu masih sering menginap di rumah Nenek. Kamu sering meminta uang untuk jajan membeli kue “laba-laba” sebelum Abi berangkat bekerja.
“Buat apa?” Tanya Abi.
“Buat jajan!”
“Buat nabung!”
Itu jawabmu.
Sesaat sebelum pulang, Abi memberikanmu uang. Lima puluh ribu. Empat lembar sepuluh ribuan dan dua lembar lima ribuan. Kamu memegang terus uang itu hingga Abi keluar rumah. Bahkan, sesaat setelah Abi memberikan uang tersebut, kamu dengan senang hati memenuhi permintaan Abi untuk bisa menggendongmu, memelukmu dan dipeluk olehmu, serta mencium kedua pipimu dan dicium olehmu. Abi senang sekali. Sebab sebelum-sebelumnya, kamu tidak akan mau melakukan semua itu ketika Abi pulang meninggalkanmu.
Terima kasih, Syaikhan. Abi sayang Syaikhan.
Assalaamu ‘alaikum wa rahamtullaahi wa barakatuh.
Tulisan Terkait Lainnya :
- My Dearest Syaikhan : Sudah Besar (2)
- My Dearest Syaikhan : Catatan Akhir Pekan yang Tak Tertunaikan
- My Dearest Syaikhan : Keseruan di Bawah Langit Mendung
- My Dearest Syaikhan : Logo Halal
- My Dearest Syaikhan : Doa dan Selfie
- My Dearest Syaikhan : Sudah Besar
- My Dearest Syaikhan : Arsitek
- My Dearest Syaikhan : Muadzin dan Pendekar
- My Dearest Syaikhan : Cerita Foto Selfie Kita
- My Dearest Syaikhan : Ketika Dirimu Sakit
nggak tinggal bareng ya om, hmmm sedihh dehhh
iya mbak. nggak tinggal serumah
es krim apa yang sendoknya ada gambar kura-kura ninja?
belum pernah lihat juga. tapi katanya sih ada iklannya di tv
Oh ya?coba ntar liat.. Lucu juga buat ngasih archard ama si kembar
ya silahkan
🙂
wahh..senengnya, Syaikah sdh tahu blm itu lembar2 uangnya berapa nominalnya ?
wah…. saya nggak nanya, teh. tapi saya kasih tahu totalnya berapa 😀
berkaca kaca
😀
bagi limapuluhribuuuuuuu..
senang ya ketemu syaikhan..
iya mbak…. seneng 😀
senangnya … terharu jg … *hiks*
campur aduk 😀
Kyk gado2 dong campur aduk … 😀
Kyknya tiap pertemuan byk moment yg mengharukan n ngga blh d lewatkan …
ya karena nggak setiap hari bisa ketemu… jadinya ya… mungkin begitu 😀
good father … 🙂
Itu foto yg syaikhan d gendong habis d kasih duit ya … 🙂
bukan. Itu sebelum dikasih 😀
Selalu ada yang mengharukan di momen-momen pertemuan kalian.
ya… begitulah, bunda
Kok seneng sih bikin aku nangis dan kangen Syeya ku sayang?
maaf, bunda. nggak sengaja 😀
Ooowwwwhhhhh,,so sweet endingnya,,i know, how much you love him,,your dearest syaikhan,,*manggut2*
soalnya biasanya kalau saya mau pulang, syaikhan cuma mau salim doank. nggak mau lagi digendong, dipeluk, apalagi dicium, mbak 😀
He he,,aku hampir mewek,,pasti syaikhan ngangenin yaa bang,,
pastinya, mbak 😀
Aku kok jadi sedih bacanya ya, mas.. 😥
kenapa? saya kan senang-senang dengan Syaikhan 😀
Sedih pas pisahannya…
ya, ada pertemuan… ada perpisahan