ia pernah jatuh
berkeping hingga tak lagi utuh
terserak dengan luka yang belum sembuh
selama sembilan pergantian bulan penuhada rasa ingin terbang mengangkasa
dengan dua sayap mengudara
apa daya satu sayap terluka
patah tak setialuka itu harus tiada
hati itu harus ditata
agar cinta yang menanti
tak lagi menyakiti
bagiku seorang
untuknya tersayang
Membangun kembali rumah yang sudah roboh tidaklah semudah membangun rumah yang baru. Ada bagian yang harus disingkirkan karena tidak lagi bisa digunakan, tidak cocok, dan harus dibuang. Mungkin seperti itulah kondisi sebuah rumah tangga yang pernah dibina kemudian hancur di tengah perjalanan. Ada sebuah goresan luka yang terasa menyakitkan. Di hati. Di dalam pikiran.
Membangun kembali rumah yang sudah roboh tidaklah secepat membangun rumah yang baru. Ada bagian yang harus dipilah dan dipilih untuk menentukan bagian mana dari bangunan yang bisa dipergunakan kembali dan bagian mana yang harus diperbaiki. Mungkin seperti itulah kondisi sebuah hati yang terluka. Diperlukan waktu untuk menata kembali kepingan-kepingannya yang tak lagi utuh. Dibutuhkan masa untuk merajut kembali asa dan rasa yang pernah lenyap dan hilang.
Bagi saya pribadi, setidaknya membutuhkan tiga kali pergantian tahun untuk menyembuhkan luka itu. Mungkin saja, kesembuhan itu bisa datang lebih cepat. Namun kesempurnaannya baru bisa saya rasakan ketika purnama telah berganti sebanyak tiga puluh enam kali. Asa dan rasa itu bisa utuh kembali.
Memang, ada hal yang bisa dinikmati dalam kesendirian. Namun, saya meyakini, kenikmatan itu akan lebih besar jika dirasakan dalam sebuah kebersamaan. Kesendirian mungkin baik, tetapi berpasangan, akan jauh lebih baik. Bukankah Allah menciptakan laki-laki dan perempuan berpasang-pasangan? Jika Allah Yang Maha Pencipta menyatakan demikian, maka hal itu adalah yang terbaik bagi makhlukNya. Dan saya meyakini itu.
sebuah cita terangkai dalam kata
dari kisah dua anak manusia
perlahan sirna rasa sepi yang menyelimuti
berganti rindu yang kian menghantui
perlahan pudar kesunyian hati
berganti harum bunga-bunga di taman sanubarilangkah pertama telah dilakukan
namun selanjutnya takkan mudah ditaklukan
jika kemenangan sebuah takdir
syukurilah dengan kebahagiaan
jika kekalahan yang terukir
hadapilah dengan keikhlasanbetapapun kau bertindak
ada yang lebih berkehendak
atas usaha dan dirimu
betapa pun kau berusaha
ada yang lebih berkuasa
atas jiwa dan ragamu
Setelah luka di hati perlahan-lahan sembuh, setelah kebimbangan dan keraguan untuk membina sebuah rumah tangga kembali sirna, setelah usaha pencarian sang belahan jiwa dimulai, akhirnya di bulan Oktober 2013, Allah mempertemukan saya dengan seorang perempuan yang menjadi sosok pengisi ruang kosong di hati ini, Minyu. Pertemuan pertama kali dengan Minyu tersebut terjadi pada Minggu sore tanggal 27 Oktober 2013. Sebuah pertemuan yang terjadi karena saya “dikerjain” oleh ibu saya.
Hari itu, selepas shalat ashar, ibu meminta saya mengantarkan beliau kondangan ke rumah salah satu saudara. Selesai dari acara tersebut, ibu meminta saya mengantarkan beliau ke rumah seseorang dengan alasan beliau belum datang ketika orang tersebut melaksanakan sebuah acara. Sebagai anak yang berbakti, saya pun memenuhi permintaan ibu tersebut tanpa rasa curiga sedikit pun.
Seperti ketika mengantarkan ibu ke acara kondangan, saya pun hanya menunggu di luar rumah. Di atas sepeda motor. Setelah beberapa lama menunggu, ibu keluar dari rumah tersebut dan meminta saya menunggu di dalam. Sesaat sebelumnya, saya melihat tuan rumah juga keluar. Akhirnya saya masuk dan duduk di ruang tamu.
Tak lama kemudian datang seorang perempuan. Lalu kami berkenalan.
Ibu dan tuan rumah (adik dari Nenek Minyu) pindah ke ruang sebelah dan membiarkan kami bicara berdua. Kami bicara tentang satu dan lain hal.
Alhamdulillah. Pertemuan pertama tersebut berjalan lancar. Satu topik berpindah ke topik lain dengan mulus. Kesan yang muncul di dalam diri masing-masing juga cukup baik. Dari pembicaraan itu barulah saya tahu bahwa Minyu adalah teman seangkatan adik saya di sekolah dasar dan kakaknya Minyu adalah teman seangkatan saya di sekolah dasar juga.
Di akhir pertemuan, saya sempat meminta nomor handphone Minyu. Obrolan selanjutnya lebih banyak kami lakukan melalui WhatsApp.
28 Oktober 2013
Saya menyapa Minyu melalui WhatsApp. Kami bicara satu dan lain hal, termasuk status perkawinan saya dan tentang Syaikhan. Minyu menanyakan tentang Syaikhan setelah melihat poto saya dan Syaikhan yang saya jadikan foto profil WhatsApp.
3 November 2013
Saya mengajak Minyu jalan-jalan pagi ke Senayan dengan maksud untuk ngobrol lebih banyak dan mengenal lebih dekat.
4 November 2013
Pembicaraan saya dan Minyu mulai serius. Saya menanyakan kepada Minyu apakah setelah dua kali pertemuan dan beberapa kali pembicaraan melalui WhatsApp, dirinya menemukan sesuatu yang baik dan kecocokan tentang kriteria calon lelaki pendamping di dalam diri saya. Saya juga melanjutkan, jika Minyu menemukan kebaikan dan kecocokan tersebut, apakah dirinya bersedia untuk melanjutkan proses ke tahap selanjutnya.
6 November 2013
Saya mengirimkan Minyu sebuah email yang cukup panjang dengan subjek “Sepucuk Surat Untuk Calon Istriku”. Isi email tersebut berupa pandangan pribadi saya tentang sebuah pernikahan, sekaligus mengingatkan kembali apakah Minyu bersedia untuk melanjutkan perkenalan ke tahapan yang lebih serius.
8 November 2013
Saya mendapatkan sebuah jawaban pasti dari Minyu. Minyu bersedia untuk lanjut ke proses khitbah.
16 November 2013
Selepas Isya, ditemani rintik gerimis, saya dan keluarga datang ke rumah Minyu. Melamar.
ketika sedikit nafas tersisa
terhambur untuk yang tercinta
saat asa sirna ditelan masa
seolah jasad tanpa nyawahangatnya senyuman
lembutnya bisikan
menggoda hati nan kesepian
yang sedang menanti kekasih yang dirindukansetelah badai menerjang
gemuruh hati bergelombang
akhirnya menjadi tenang
karena kabar musafir telah datanghasrat tuk bersua semakin menjadi
karena kerinduan belum terobati
seakan tak pernah padam bara di hati
kecuali ikatan jiwa telah terpatriketika saat itu tiba
dua insan merajut asa
di pelaminan duduk berdua
saling berkasih mesra
ketika saat itu tiba
dua insan memupuk rasa
menyatukan hati, jiwa, dan raga
tuk meraih cita yang didamba
4 Januari 2014
Menjelang tengah hari, saya dan keluarga beserta rombongan tiba di Mushalla An-Najah. Di mushalla yang dibangun oleh buyut Minyu itulah saya melakukan aqad nikah. Mengucapkan qabul. Melaksanakan sebuah perjanjian yang berat, mitsaqan ghalizha.
Diawali dengan pembacaan dua khutbah yang kemudian dilanjutkan dengan serah-terima bawaan atau seserahan dari wakil keluarga mempelai lelaki kepada wakil keluarga mempelai perempuan. Selanjutnya inti dari rangkaian acara hari itu pun dilaksanakan.
“Saya terima nikahnya, Nurul Syafrida binti Muhammad Zainuddin, dengan mas kawin berupa perhiasan emas seberat dua puluh gram dibayar tunai.”
Saya ucapkan kalimat tersebut setelah wali hakim selesai menucapkan ijab. Sah! Status saya berubah menjadi seorang suami dan Minyu menjadi seorang istri.
dua insan melepas rindu
yang terpendam kian menggebu
duduk berdamping tanpa penghalang
setelah sekian lama terpisah ruangdua hati memadu jiwa
setelah disaksikan puluhan pasang mata
genggam erat jemari tangan
berharap turun segala keberkahandua sejoli berkasih mesra
di pelaminan duduk berdua
dua pasang mata beradu pandang
menyelami lautan rasa bertepi karang
berjumpa gundah diharap jauh terbang
bersua indah diharap tak kan hilangdua insan saling memuji
bukan berarti tiada cela dimilikidua insan merajut asa
meski yang dihadapi tak selalu indah pesonadua insan memohon restu
terwujud keluarga samara yang didamba sepanjang waktu
“tulisan ini disertakan dalam Giveaway Novel Perjanjian yang Kuat”
dan terpilih menjadi tulisan dengan komentar terbanyak.
Tulisan Terkait Lainnya :
akhirnya … fotonya sudah jadi nih … 🙂
belum. itu baru minta samplenya aja dari yang moto kemaren
oooo … gaya fotonya seru juga 🙂
itu mushalla Annajah yang di daerah mana ka petukangan bkn?
itu tukang fotonya sekaligus pengatur gaya 😀
bukan, itu di daerah sukabumi utara
Pasangan serasi … 🙂
Sekali lagi barakallah ya ka smoga sampai maut memisahkan n cpt diberikan momongan yang soleh n solehah … 🙂
aamiin. terima kasih.
semoga segera menyusul juga 😀
Aamiin … Aamiin … Aamiin … 🙂
Minyu itu panggilan dari mas rifki atau memang nama panggilan istrinya?
panggilan istri saya oleh teman-teman dekatnya. jadinya saya gunakan aja panggilan itu untuk setiap tulisan yang ada cerita tentang istri saya.
saya manggilnya seperti keluarganya memanggil
mungkin sesekali bisa manggil minyu juga 😀
ooo. mungkin nanti si Sali bisa diganti juga juga namanya 😀
ya bisa jadi. toh setiap pasangan bisa punya panggilan sendiri-sendiri yang berbrda dengan nama aslinya…. biar unik… atau lebih mesrahhhh (?)
oh aku baru tahu jawaban nya…Barakallah mas jampang 🙂
😀
terima kasih, mbak
Hiks… Gagal pertamax
*sejak kapan aku doyan pertamax? mending minum es jeruk* #abaikan
Aaa, sekali lagi ikut berbahagia ya mas Rikfi 🙂 seneng deh dengan kabar ini. Semoga pernikahannya langgeng dan bahagia teruuuuusss ^^ *doakan aku segera punya foto kayak begitu ya* #astaga komen kok curcol gini 😀
pertamxnya mending kasih motor aja 😀
terima kasih, mas. aamiin.
semoga segera menyusul 🙂
Eh iya, kapan-kapan proses dikerjain ibunya diceritain lengkap ya *eh jangan-jangan sudah ditulis ya? ^^ *
amiiin amiiiin amiiiiiiinnnn *tereak-tereak* *trus tutup mulut*
udah saya ceritain, mas. barusan saya kasih linknya di tulisan “dikerjain”-nya. sebelumnya nggak ada.
😀
bahasanya kerenn…. Pengen deh bisa nulis kaya gitu 🙂
Barakallah… Selamat ya Mas Jampang
terima kasih, uni.
uni juga udah sering nuliskan… masing-masing punya gaya khas sendiri-sendiri 😀
aamiin. sekali lagi terima kasih
Aku selalu pengen bisa nulis dengan bahasa teratur, ato puitis dan bermakna. Tapi selalu akhirnya gratakan…kaya orangnya… *ngingsut, malu sendiri
ngapain juga harus malu. nulis aja terus.
tetap semangat 😀
selamat…selamat… barakallah
langgeng dunia akhirat buat bang jampang dan mbak minyu 🙂
Terima kasih… Terima kasih 😀
Turut berbahagia bersama ananda dan mendoakan segala yang terbaik.
Selamat ya. Fotonya bagus lho.
Aamiin. Terima kasih bunda
Cantiknyaaa… Suka lihatnya… Ikut bahagia ya Kang… Salam kenal buat nyonyah, jangan kaget kalau tiba2 di WA akang nya ada yg nyapa 🙂
terima kasih, teh 😀
insya Allah disampein salamnya
jadi inget keknya kemarin belum sempat mengucapkan selamat ke mas rifki dan istri :-).. Selamat menempuh bagian hidup yang baru dan semoga dapat membina keluarga yang terbaik…
*sebenarnya kemaren2 nunggu postingan mas cerita lengkap tentang pernikahan, jadi ya komennya baru sekarang hehehe
😀
terima kasih, nas. aamiin.
ini juga versinya nggak terlalu lengkap 😀
Eh sama. Saya juga nunggu posting foto pengantinnya dulu walau udah cyriga ada pernikahan sejak Syaikhan menemukan foto pacar abinya di dompet hehehehe…..
Memang nih ceritanya dipotong-potong, jadi bikin penasaean.
waktu saya ngunjukin syaikhan itu belum nikah bunda, cuma sudah lamaran 😀
Akhirnya diposting juga potonya 🙂
Horaaaay …..
Sekali lagi, selamat ya Pak Rifki dan Bu Rifki *bang Jampang telah bertemu si Eneng*
hehehhhe
terima kasih, mbak.
tapi minyu nggak mau dipanggil eneng… kalau di komik gpp
😀
hihihihi ia deh mbak minyu ajah…
ya nggak pake mbak kalau saya manggil 😀
Hahahahhha, kliatan dari cctv loh Pak
wew…. masih ada CCTVnya… awet juga yah 😛
ia donk Pak, kan selalu diupgrade :p
pasti mahal biaya perawatannya 😀
ahh biasa aja kok Pak cuma pake shampo
hahahhha
gubrak!
kawwiiiinnnnn….!!
senangnya, bisa kembali menemukan serpihan yang hilang.
😀
iyaaaaa 😀
alhamdulillah
Wuaaahhh, selamat mas Rifki, mbak Nurul…
Semoga berjodoh dunia akhirat, pernikahan ini membawa kebaikan utk semuanya, ya. Aamiin…
Aamiin. Terima kasih, mbak
Waaaahh.. Baru tau saya
Barakallahu laka wabarakallahu’alaika wajama’a bainakuma fii khoir
Selamat mas jampang ^^
terima kasih, mbak.
aamiin
Waa terimakasih telah menulis kronologi dengan baik
*berkaca-kaca
sama-sama. tapi saya menuliskannya bukan buat missil…. melainkan buat lomba 😛
Ora popo pak, include sudah. Ahaha!
syukurlah…. semoga bermanfaat 😀
barokallahu…selamat y, mg langgeng sampai maut memisahkan…
aamiin. terima kasih doanya, mbak
Selamat ya Rif! Semoga langgeng dan bahagia selalu.
terima kasih, mbak. aamiin
Fotonya bagus Mas dan keren ih terdokumentasikan dengan baik komunikasinya. Semoga sukses mas GAnya.. 🙂
itu penata gayanya yang ngarahin. saya ikut aja. foto lainnya kebanyakan saya nggak bisa senyum
jadi yang dipublikasikan yang keren-kerena aja 😀
Barakallah ya Mas Rifki 🙂
terima kasih, mbak
Wow…kronologisnya detail sekali bang *jempol*. Semoga langgeng bahagianya dengan Minyu ya bang. Aamiin 🙂
😀
aamiin. terima kasih doanya, teh
Barakallahu, selamat bang RIfky dan mbak Nurul ya, semoga langgeng, dikarunia putra putri nan shalih shalihat, aamiin
aamiin. terima kasih doanya, teh
Selamat ya, btw kenapa pakai wali hakim Ki?
ayahnya udah meninggal.
nggak punya adik atau kakak laki-laki seayah dan paman dari garis ayah juga nggak ada.
awwww baru tau eh baru baca ding, selamat yah mas atas pernikahannya, semoga menjadi keluarga yang slalu dilimpahkan keberkahan, kasih sayang dan kebahagiaan hingga akhir waktu 🙂
aamiin. terima kasih, mbak 😀
barokallah atas pernikahannya,semoga barokah selalu. Terimakasih sudah ikut GA saya ya 🙂
terima kasih, mbak.
aamiin 😀
Oooh terjawab sudah pertanyaAnku tadi hehehe. Bagus fotonya. Aku suka.
emang tadi nanya apa? 😀
terima kasih
ijin reblog bang 😀
silahkan…
Reblogged this on Curhatan Bodoh.